Senin, 01 Juli 2013

BIOKIMIA part KARBOHIDRAT


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
       Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum =  gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroks aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung unsure-unsur karbon ( C ), hydrogen ( H ), dan oksigen ( O ) dengan rumus empiris total . Karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida di antaranya glukosa yang mempunyai rumus molekul . (Dr. Saifuddin, 2013)
       Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energy yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan dengan berat molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai penyusun struktur di dalam diding sel dan jaringan pengikat. (Dr. Saifuddin, 2013)
       Pada tumbuhan, karbohidrat disintesis dari  dan  melalui proses fotosintesis dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak  dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen. (Dr. Saifuddin, 2013)
      Dari uraian di atas bahwa sebagian besar karbohidrat diperoleh dari makanan, namun terkadang kita tidak mengetahui karbohidrat jenis apa yang kita makan serta sifat dan fungsi dari karbohidrat tersebut. Oleh karena itu dilakukanlah percobaan mengenai karbohidrat ini.

I.2 Tujuan Percobaan
      I.2.1 Tujuan Umum
      Adapun tujuan umum dalam percobaan ini adalah :
1.    Mengidentifikasi  adanya karbohidrat  dalam suatu bahan.
2.    Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi karbohidrat.
3.    Mengetahui beberapa sifat  kimia karbohidrat.
4.    Mengetahui kadar gula reduksi dalam suatu bahan.

I.2.2 Tujuan Khusus
    Adapun tujuan khusus dalam percobaan ini adalah :
1.    Uji molisch                     : Membuktikan adanya karbohidrat secara                                                       kualitatif.
2.    Uji iodium                      : Membuktikan adanya polisakarida                                                                 (amilum, glikogen, dekstrin).
3.    Uji benedict                   : Membuktikan adanya gula reduksi
4.    Uji barfoed                    : Membedakan antara monosakarida  dan                                                           disakarida.
5.    Uji seliwanoff                : Membuktikan adanya kentosa(fruktos).
6.    Uji Osazom                    : Membedakan macam-macam karbohidrat                                                      dari gambar kristalnya.
7.    Uji asam musat              : Membedakan antar glukosaan galaktosa
8.    Hidrolisis pati                : Mengidentifikasi hasil hidrolisis  amilum                                                       (pati).
9.    Hidrolisis glukosa          : Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa


I.3. Prinsip Percobaan
1.      Uji  Molisch
       Karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan di hidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarid jenis pentosa oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan golongan hekson menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi molisch yang terdiri atas α-noftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu.
2.      Uji Iodium
       Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna yang spesifik.Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru,dekstin  menghasilkan merah anggur,sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentukwarna merah coklat.
3.      Uji Benedict
       Ion Cu2+  dalam susasana alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai aldehid dan keton bebas menjadi Cu+,,yang mengendap sebagai Cu2O yang berwarna merah bata.
4.      Uji Berfoed
        Ion Cu2+ (dari pereduksi berfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebuh cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.
5.      Uji Seliwanoff
       Dehidrasi froktosa oleh HCL pekat menghasilkan hidroksifurfural dan dengan penambahan resorsional akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah oranye.
6.      Uji osazon
      Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan membentuk hidrazon atau osazon bila di panaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari disakarida laru dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila di dinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernnya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
7.      Uji asam musat
       Oksidasi terhadap karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat yang dapat larut.
8.      Hidrolisis Pati
       Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas.Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.Hasil hidrolisis dapat di uji dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna .Hasil akhir hidrolisis ditegaskan dengan uji benedict. Hasil hidrolisis pati dengan perubahan warna biru berarti amilosa,warna ungu amilopektin,warna violet amilopektin, warna merah eritrodekstrin,warna kuning coklat akrodekstrin, warna kuning pucat  maltose, warna kuning pucat mendekati putih glukosa.
9.      Hidrolisis Sukrosa
       Sukrosa oleh HCL dalam keadaan panas akan terhidrolisis,lalu menghasilkan glukosa dan fuktosa.Hal ini menyebabkan uji benedict dan seliwanoff yang sebelum hidrolisis sukrosa menghasilkan monosakarida.

     I.4 Manfaat Percobaan
    Adapun manfaat percobaan yaitu:
1.    Untuk membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif.
2.    Untuk membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen,   dekstrin).
3.    Untuk membuktikan adanya gula reduksi
4.    Untuk membedakan antara monosakarida  dan disakarida.
5.    Untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa).
6.    Untuk membedakan macam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya.
7.      Untuk membedakan antar glukosaan galaktosa
8.      Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis  amilum (pati).
9.      Untuk mengidentifikasi sukrosa













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
       Produk utama karbohidrat adalah karbondioksida, hidrogen, metan, asam lemak rantai pendek yang mudah menguap. Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang dilakukan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah tes Molisch. Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, tes ini bisa dilakukan untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direksikan dengan alphanaftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alphanaftol untuk membentuk produk berwarna (Pratana, 2003).
       Berbagai senyawa yang termasuk kelompk karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang memiliki berat molekul 90 hingga senyawa yang memiliki berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa tersebut dibagi kedalam tiga golongan, yaitu golongan monosakarida, golongan olisakarida, dan golongan polisakarida. Monosakarida terdiri atas beberapa atom saja dan tidak dapat diuraikan secara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana ialah gliseraldehida dan dihidroksiaseton. Gliseraldehide dapat disebut aldotriosa karena terdiri atas 3 karbon dan mempunyai gugus aldehide. Dihidroksiaseton dinamakan ketotriosa karena terdiri atas 3 atom karbon dan mempunyai gugus keton (Supriyanti, 2005).
       Monosakarida memiliki beberapa jenis yaitu glukosa, merupakan suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstroksa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan, glukosa terdapat pada buah-buahan, madu lebah, dalam darah manusia. Didalam dunia perdagangan dikenal sirup glukosa, yaitu suatu larutan glukosa yang sangat pekat, sehingga mempunyai viskositas atau kekentalan yang tinggi. Sirup glukosa ini diperoleh dari amilum melalui proses hidrolisis dengan asam. Monosakarida lainnya adalah fruktosa, fruktosa terdapat pada madu lebah. Fruktosa merupakan suatu ketohektosa yang mempunyai sifat memutar kekiri dan karenanya disebut levulosa. Fruktosa memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan dengan glukosa dan sukrosa. Monosakarida yang jarang terdapat bebas didalam adalah galaktosa, yang umumnya berikatan dengan galaktosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu (Poedjiadi, 2005).
       Oligosakarida merupakan senyawa yang terdiri atas dua buah atau lebih monosakarida yang dengan pengaruh asam senyawa ini dapat mengalami hidrolisa menjadi bentuk-bentuk monosakarida penyusunnya. Oligosakarida merupakan karbohidrat yang bila dihidrolisis menghasilkan tiga hingga sepuluh monosakarida. Bila senyawa ini terdiri dari dua monosakarida penyusun, disebut disakarida, dan apabila terdiri dari tiga penyusun disebut trisakarida, apabila terdiri dari empat penyusun disebut tetraosa dan demikianlah seterusnya. Contohnya adalah sebagai berikut ini; stakiosa, sukrosa, sakarosa, maltosa, dan laktosa (Ronditasyah, 2009).
        Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk Kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak bersifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting di antaranya adalah amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa (Poedjiadi, 2005) .
       Dalam sel tubuh,karbohidrat mengalami berbagai proses kimia,salah satu contohnya adalah bila banyak glukosa teroksidasi menghasilkan energi, maka glikogen dakan hati akan mengalami proses hidrolisis untuk membentuk glukosa.Jadi metatabolisme adalah segalah proses kimia yang terjadi dalam tubuh (Marzuki, 2009).
       Metabolisme glukosa dapat di bagi dalam dua bagian,yaitu yang tidak menggunakan oksigen atau anaeirob dan yang menggunakan oksigen atau aerob.Reaksi anaerob adalah serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam laktat yang disebut glikolisis,dimana reaksi tersebut (Marzuki, 2009).
       Semua sel dengan tiada hentinya mendapat glikosa tubuh mempertahankan kadar glukosa dalam darah yang konstan ( sekitar 80-100mg/dl ) walaupun pasokan makanan dan kebutuhan jaringan berubah-ubah pada waktu kita tidur, makan , dan bekerja. Proses ini disebut homeostasis glokosa. Kadar gllukosa darah yang rendah (hipoglikemia) dicega dengan pelepasan glukosa dari simpanan  glikogen hati yang besa (glikogenolisis); melalui sentesis dari laktat,gliselor,dan asam amino di hati( gluko neogenesis) (Marks,dkk, 2000).
       Berbagai senyawa yang temasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya yaitu (Poedjiadi, 1994) :
  1. Monosakarida ialah karbohidrat yang seberhana dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa ataom karbon saja dan tidak dapat di uraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadikarbohidra lain.
  2. Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahayaterpolarisasi kea rah kanan.
  3. Fruktosa adalh maduh lebah selain glukosa juga mengandung fruktosa.Fruktosa adalah suatu ketohektosa yang memunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi kekiri dan karenanya disebut juga levulosa.
  4. Galaktosa adalah monosakarida ini jarang terdapat bebas dalam.Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa , yaitu gula yang terdapat dalam susu.
  5. Pentosa adalah Beberapa pentose yang penting diantaranya adalah arah binosa,xilosa. Ribosa dan 2-deoksiribosa. Keempat pentose ini ialah aldopentosa dan tidak terdapat dalam keadaan bebas dialam.
  6. Oligosakarida adalah Senyawa yang termasuk oligosakari mempunyai 2 molekul  monosakarida yang berikatan satu dengan yag lain, membentuk satu molekul disakarida.
  7. Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu atau bit.
  8. Laktosa hidrolisis menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa, karena itu laktosa adalah suatu disakarida. Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari 2 molekul glukosa.
  9. Stakiosa adalah suatu tetrasakarida. Dengan jalan hidrolisis sempurna, stakiosa menghasilkan 2 molekul galaktosa, 1 molekul glukosa dan a1 molekul fruktosa.
  10. Polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida.molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida.
  11. Amilum ini terdapat banyak dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan.
Semua sel dengan tiada hentinya mendapat glikosa tubuh mempertahankan kadar glukosa dalam darah yang konstan ( sekitar 80-100mg/dl ) walaupun pasokan makanan dan kebutuhan jaringan berubah-ubah pada waktu kita tidur, makan , dan bekerja. Proses ini disebut homeostasis glokosa. Kadar gllukosa darah yang rendah (hipoglikemia) dicega dengan pelepasan glukosa dari simpanan  glikogen hati yang besa (glikogenolisis); melalui sentesis dari laktat,gliselor,dan asam amino di hati( gluko neogenesis) (Marks,dkk,2000).
       Berdasarkan sifat-sifat karbohidrat dan reaksi-reaksi kimia yang spesifik , karbohidrat dapat dianalisis baik secara kualitatif atau kuantitatif. Analisis kualitatif karbohidrat dapat dilkukan dengan beberapa uji yaitu uji kualitatif karbohidrat yang mendasarkan pada pembentukan warna dapat dilakukan dengan cara: Uji molisch, uji seliwanoff, uji antron, uji benedict, uji Fehling, uji iodium, dan hidrolisis pati  (Rohman,dkk,2007).
Semua sel dengan tiada hentinya mendapat glikosa tubuh mempertahankan kadar glukosa dalam darah yang konstan (sekitar 80-100mg/dl) walaupun pasokan makanan dan kebutuhan jaringan berubah-ubah pada waktu kita tidur, makan , dan bekerja. Proses ini disebut homeostasis glokosa. Kadar gllukosa darah yang rendah (hipoglikemia) dicegah dengan pelepasan glukosa dari simpanan  glikogen hati yang besa (glikogenolisis); melalui sentesis dari laktat, gliselor, dan asam amino dihati (gluko neogenesis)  (Marks, dkk., 2000)







BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Uji pengenalan karbohidrat
1.   Uji Molisch
       Adapun alat yang digunakan dalam percobaan uji molisch adalah tabung reaksi, pipet tetes, pipet volume, rak tabung.
       Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan uji molisch adalah amilum, dekstrin, sukrosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, arabinosa masing-masing dalam larutan 1%, pereaksi molisch, dan larutan Asam sulfat pekat (H2SO4).
2. Uji iodium
       Adapun alat yang digunakan dalam percobaan uji iodium adalah plat tetes, pipet tetes, dan rak tabung.
        Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan uji iodium adalah amilum, dekstrin, sukrosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, arabinosa masing-masing dalam larutan 1%, dan larutan iodium.
3. Uji benedict
        Adapun alat yang digunakan dalam percobaan uji benedict adalah tabung reaksi, gegep, pipet tetes, penganas air atau alat pemanas, pengatur waktu.
        Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan uji benedict adalah amilum, dekstrin, sukrosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, arabinosa masing-masing dalam larutan 1%, dan pereaksi benedict.
4. Uji barfoed
       Adapun alat yang digunakan dalam percobaan uji barfoed ini adalah tabung reaksi, gegep, pipet tetes, alat pemanas, pengatur waktu.
       Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan uji barfoed adalah sukrosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%, dan pereaksi barfoed.
5. Uji seliwanoff
       Adapun alat yang digunakan dalam percobaan uji seliwanoff adalah tabung reaksi, gegep, pipet tetes,pengatur waktu, dan penganas air.
      Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan uji seliwanoff adalah sukrosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa masing-masing dalam larutan 1%, dan pereaksi seliwanoff.
6. Uji osazon
          Adapun alat yang digunakan dalam percobaan uji osazon adalah tabung reaksi, pipet tetes, alat pemanas, dan mikroskop.
            Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan uji osazon adalah sukrosa, maltosa, galaktosa, glukosa, fenilhidrasin-hidroklorida, natrium asetat.
7. Uji asam musat
           Adapun alat yang digunakan dalam percobaan uji asam musat adalah tabung reaksi, pipet tetes, pemanas air, dan mikroskop.
           Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan uji asam musat adalah sukrosa, maltosa, galaktosa, glukosa, dan HNO3 pekat.

III.1.2  Hidrolisis karbohidrat
1.   Hidrolisis pati
         Adapun alat yang digunakan dalm prcobaan hidrolisis pati adalah tabung reaksi, gegep, pipet ukur, alat pemanas dan plat tetes.
         Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan hidrolisis pati adalah sukrosa, galaktosa, glukosa,larutan amilum 1 %, larutan iodium, pereaksi benedict, larutan HCl 2 N, larutan NaOH 2 %, dan kertas lakmus.
2.   Hidrolisis sukrosa
       Adapun alat yang digunakan dalam percobaan hidrolisis sukrosa adalah tabung reaksi, pipet tetes, gegep, alat pemanas.
       Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan hidrolisis sukrosa adalah larutan sukrosa 1%, pereaksi benedict, pereaksi seliwanoff, pereaksi barfoed, larutan HCl pekat, larutan NaOH 2%, dan kertas lakmus.

III.2 Prosedur Percobaan
III.2.1 Uji Pengenalan Karbohidrat
            1. Uji Molisch
       Adapun prosedur kerja percobaan uji molisch :
1.         Dimasukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi
2.         Ditambahkan 3 tetes pereaksi molisch
3.         Dicampurkan dengan baik
4.         Dimiringkan tabung reaksi lalu dialirkan dengan hati-hati 1 ml         H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur
5.         Diamati pembentukan cincin berwarna ungu
2. Uji iodium
       Adapun prosedur kerja percobaan iodium :
1.         Dimasukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi
2.         Ditambahkan 2 tetes larutan iodium
3.         Diamati warna spesifik yang terbentuk
3. Uji benedict
       Adapun prosedur kerja percobaan uji benedict :
1.     Dimasukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan 15 tetes  pereaksi benedict.
2.    Dicampurkan dengan baik
3.    Dimasukkan ke dalam air mendidih selama 5 menit
4.    Didinginkan perlahan-lahan
5.    Diperhatikan warna dan endapan yang terbentuk
4. Uji barfoed
Adapun prosedur percobaan uji barfoed :
1.         Dimasukkan 10 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan 10 tetes pereaksi barfoed
2.         Dicampurkan dengan baik
3.         Dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 5 menit
4.         Diamati warna atau endapan yang terbentuk
5. Uji seliwanoff
       Adapun prosedur kerja percobaan uji seliwanoff :
1.         Dimasukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi seliwanoff ke dalam tabung reaksi
2.         Dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 1 menit
3.         Diamati warna larutan, hasil positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah orange
6. Uji osazon
       Adapun prosedur kerja percobaan uji osazon :
1.         Dimasukkan 2 ml larutan uji ke dalam tabungbreaksi
2.         Ditambahkan seujung sepatel fenilhidrazin-hidroklorida dan kristal natrium asetat.
3.         Dipanaskan dalam penangas air mendidih selama beberapa menit
4.         Didinginkan perlahan-lahan di bawah air keran
5.         Diamati kristal yang terbentuk dan diidentifikasikan di bawah mikroskop
7. Uji asam musat
       Adapun prosedur kerja percobaan uji asam musat :
1.         Dimasukkan 10 tetes larutan uji dan 2 tetes HNO3 pekat ke dalam tabung reaksi
2.         Dipanaskan ke dalam penangas air mendidih sampai volumenya kira-kira tinggal 2-3 tetes
3.         Didinginkan perlahan-lahan, lalu diamati terbentuknya kristal-kristal keras seperti pasir
4.         Diamati di bawah mikroskop




III.2.2 Hidrolisis karbohidrat
1. Hidrolisis pati
       Adapun prosedur kerja percobaan hidrolisis pati :
1.         Dimasukkan 5 ml amilum 1% ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2,5 ml HCl 2 N
2.         Dicampurkan dengan baik, lalu dimasukkan ke dalam penganas air mendidih
3.         Setelah 3 menit, diujilah dengan iodium dengan mengamdil 2 tetes larutan  ditambahkan 2 tetes iodium dalam porselin tetes
4.         Dicatat perubahan warna yang terjadi
5.         Dilakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil berwarna kuning pucat
6.         Dilanjutkan hidrolisis selama 5 menit
7.         Didinginkan lalu ambil 2 ml larutan hidolisis, lalu netralkan dengan NaOH 2% dan diuji dengan kertas lakmus
8.         Diuji dengan benedict
9.         Disimpulkan apa yang dihasilkan hidrolisis pati
2. Hidrolisis sukrosa
        Adapun prosedur kerja hidrolisis sukrosa :
1.         Dimasukkan 5 ml sukrosa 1% ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 tetes HCl pekat
2.         Dicampurkan dengan baik, lalu dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 30 menit
3.         Didinginkan lalu dinetralkan dengan larutan NaOH 2 % dan uji dengan kertas lakmus
4.         Diuji dengan benedict, seliwanoff, dan barfoed
5.         Disimpulkan apa yang dihasilkan hidrolisis sukrosa




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil Pengamatan
IV.1.1 Tabel Hasil Pengamatan
IV.1.1.1 Pengenalan Karbohidrat
1.      Uji Molisch
No
Zat uji
Hasil Uji Molisch
Karbohidrat (+/-)
1
Amilum 1 %
Terbentuk cincin ungu
+
2
Dekstrin 1 %
Terbentuk cincin ungu
+
3
Sukrosa 1 %
Terbentuk cincin ungu
+
4
Laktosa
Terbentuk cincin ungu
+
5
Maltosa 1 %
Terbentuk cincin ungu
+
6
Galaktosa 1 %
Terbentuk cincin ungu
+
7
Fruktosa 1 %
Terbentuk cincin ungu
+
8
Glukosa 1 %
Terbentuk cincin ungu
+
9
Arabinosa 1 %
Terbentuk cincin ungu
+

2.      Uji Iodium
No
Zat uji
Hasil Uji Iodium
Polisakarida (+/-)
1
Amilum 1 %
Biru tua
+
2
Dekstrin 1 %
Merah anggur
+
3
Sukrosa 1 %
Kuning
-
4
Laktosa 1 %
Kuning
-
5
Maltosa 1 %
Kuning
-
6
Galaktosa 1 %
Kuning
-
7
Fruktosa 1 %
Kuning
-
8
Glukosa 1 %
Kuning
-
9
Arabinosa 1 %
Bening
-



3.      Uji Benedict
No
Zat uji
Hasil Uji Benedict
Gula Reduksi (+/-)
1
Amilum 1 %
tidak ada endapan
-
2
Dekstrin 1 %
tidak ada endapan
-
3
Sukrosa 1 %
tidak ada endapan
-
4
Laktosa 1%
ada endapan merah bata
+
5
Maltosa 1 %
ada endapan merah bata
+
6
Galaktosa 1 %
endapan merah bata
+
7
Fruktosa 1 %
ada endapan merah bata
+
8
Glukosa 1 %
ada endapan merah bata
+
9
Arabinosa 1 %
ada endapan merah bata
+


4.      Uji Barfoed
No
Zat Uji
Hasil Uji Barfoed
Monosakarida (+/-)
1
Sukrosa 1 %
Tidak ada endapan merah bata
-
2
Laktosa 1 %
Tidak ada endapan merah bata
-
2
Maltosa 1%
Tidak ada endapan merah bata
-
3
Galaktosa 1 %
Terdapat endapan merah bata

+
4
Fruktosa 1%
Terdapat endapan merah bata
+
5
Glukosa 1 %
Terdapat endapan merah bata
+
6
Arabinosa 1 %
Terdapat endapan merah bata
+

5.      Uji seliwanoff
No
Zat Uji
Hasil Uji Seliwanoff
Ketosa (+/-)
1
Sukrosa 1 %
Terjadi perubahan warna orange
+
2
Galaktosa 1 %
Tidak berubah
-
3
Fruktosa 1%
Terjadi perubahan warna orange
+
4
Glukosa 1 %
Tidak berubah
-
5
Arabinosa 1 %
Tidak berubah
-


6.      Uji Osazon
No
Zat Uji
Hasil Uji Osazon
Gambar Osazon
1
Sukrosa 1 %
Tidak ada endapan, terdaoat serabut putih

2
Laktosa 1%
Tidak ada endapan, terdaoat serabut putih

3
Maltosa 1%
Tidak ada endapan, terdaoat serabut putih

4
Galaktosa 1 %

Terdapat serabut dengan endapan

5
Glukosa 1 %

Terdapat butir-butir putih dengan endapan.



7.      Uji Asam Musat
No
Zat Uji
Hasil Uji Asam Musat
Gambar Asam Musat
1
Sukrosa 1 %

Bentuk serabut tidak beraturan dan jumlahnya sedikit

2
Laktosa 1%

Benrtuk memanjang dan jumlahnya banyak

3
Galaktosa 1 %

Berbentuk kristal tak beraturan dalam jumlah yang sangat sedikit




         
4
Glukosa 1 %

Bentuk panjang dalam  jumlah yang sedikit


          
5
maltosa
Bebentuk serabut tak beraturan dalam jumlah yang sedikit





IV.1.1.2 Hidrolisis Karbohidrat
1.      Hidrolisis Pati
Perlakuan
Hidrolisis (menit)
Hasil Uji Iodium
Hasil Hidrolisis
1
3 menit
Biru
Amilosa
2
6 menit
Ungu
Amilopektin
3
9 menit
Ungu
Amilopektin
4
12 menit
Merah
Emtrodekstrin
5
15 menit
Kuning cokelat
Akrodekstrin
6
18 menit
Kuning pekat
Maltosa
7
21 menit
Kuning pucat
glukosa


2.      Hidrolisis Sukrosa
Perlakuan
Uji
Hasil Uji
5 ml sukrosa
Sukrosa
Tidak ada endapan merrah bata
+  5 tetes HCl pekat
Seliwanoff
Ada endapan merah orange
+  Pemanasan
Berfoed
Ada endapan merah bata





IV. 2  Pembahasan
1. Uji Molisch      
       Pada percobaan uji molisch terdapat 8 larutan uji yaitu amilum, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltose, galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa yang masing-masing dalam kadar 1 % dan diketahui adanya kandungan karbohidrat dalam 8 larutan uji tersebut. Hal ini di tandai dengan terbentuknya cincin warna ungu pada batas 2 lapisan pada masing-masing larutan uji. Cincin berwarna ungu tersebut terbentuk setelah campuran larutan uji dan pereaksi molisch di tetesi larutan H2SO4 pekat.
       Pembentukan cincin ini disebabkan karena adanya dihirasi monosakarida jenis pentosa atau asam sulfat (H2SO4) pekat menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi metilfulfural. Bereaksi dengan fulfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang terlihat seperti cincin pembatas kedua lapisan. Pembentukan cincin ungu ini membuktikan adanya kandungan karbohidrat.
2. Uji Iodium
       Pada hasil percobaan kami dalam menguji beberapa karbohidrat  uji iodium larutan amilum dengan pereaksi iodium warna biru tua, dekstrin dengan pereaksi iodium menghasilkan merah anggur, sukrosa, laktosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, arabinosa dengan pereaksi iodium menghasilkan warna kuning.Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorbsi berwarna yang spesifik. Sehingga  membuktikan adanya polisakarida pada amilum dan dekstrin.
3. Uji Benedict
       Pada uji benedict larutan uji amilum, dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, arabinosa dengan pereaksi benedict kemudian dipanaskan beberapa 5 menit dan dinginkan lalu amati perubahan warna dan endapan yang terbentuk. Pada amilum menghasilkan larutan biru dan tidak ada endapan karena sudah terkontaminasi oleh udara. Tempat penutupnya lama terbuka jadi wadahnya pun lama terbuka. Dekstrin menghasilkan larutan hijau dan terbentuk endapan karena kandungan gula pereduksi pada polisakarida lebih sedikit dari monosakarida dan disakarida, sukrosa menghasilkan larutan biru dan tidak ada endapan yang terjadi karena sukrosa memiliki ciri khas gugus aldehid dan keton itu tidak bebas, berbeda dengan karbohidrat lainnya seperti maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa menghasilkan larutan merah bata dan endapan merah bata karena ion Cu2+ pada pereaksi benedict pereduksi oleh gula pereduksi, yang terkandung pada larutan uji, sehingga berubah menjadi Cu+ dan setelah pemanasan mengendap Cu2O yang mersifat merah bata.
4. Uji Barfoed
       Pada uji barfoed larutan uji sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa (monosakarida) menggunakan pereaksi barfoed kemudian dipanaskan dan menghasilkan endapan merah bata. Ion Cu2+  (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. Sedangkan pada larutan  sukrosa dan maltosa (disakarida)  tidak mengalami perubahan warna. Monosakarida berubah warna menjadi merah bata karena gugus aldehid ketonnya lebih banyak sedangkan disakarida tidak berubah karena gugus aldehid ketonnya lebih sedikit dibanding monosakarida.     
       Pereaksi barfoed terdiri atas larutan kuprisulfat asam asetat dalam air dan digunakan untuk membedakan monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada disakarida, dengan bahwa konsentrasi monosakarida dan disakarida dalam larutan tidak berbeda banyak.

5. Uji Seliwanoff
       Pada uji seliwanoff menggunakan larutan uji sukrosa, galaktosa, fruktosa, glukosa, arabinosa dengan pereaksi seliwanoff. Sukrosa dan fruktosa mengalami perubahan warna orange karena dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksifurfural dan dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah orange. Sedangkan galaktosa, glukosa dan arabinosa tidak berubah warnanya. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seriwanoff, yaitu larutan resorsinol dalam asam HCL. Dengan pereaksi ini mula-mula fruktosa di ubah menjadi hidroksimetil furfural yang selanjutnya bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa yang berwarna orange. Pereaksi seliwanoff ini khas untuk menunjukkan adanya ketosa. Fruktosa berikatan dengan glukosa membentuk sukrosa, yaitu gula yang biasa digunakan sehari-hari sebagai pemanis, dan berasal dari tebu atau bit.
6. Uji Osazon
       Pada uji osazon menggunakan larutan uji sukrosa, maltosa, galaktosa dan glukosa dengan spate penilhidrazin-hidroklorida dan kristal nantrium asetat kemudian dipanaskan beberapa menit. Setalah dipanaskan sukrosa, maltosa, galaktosa, dan glukosa menghasilkan perubahan warna kuning kristal. Dan di identifikasi dibawah mikroskop sekrosa berbentuk serabuk berwarna kuning kristal agak kemerah-merahan, maltosa seperti bintik-bintik dan berwarna kuning kristal/serbuk, galaktosa seperti rambut yang yang panjang dan berwarna kuning kristal dan glukosa seperti bulu yang memenjang dan berwarna kuning krisatal agak kemerah-merahan. Dengan adanya bentuk-bentuk kristal yang bermacam-macam sehingga dapat membedakan bermacam-macam karbohidrat dari gambar kristalnya.


7. Uji Asam Musat      
       Pada uji asam musat larutan uji ditambah dengan HNO3  pekat dua tetes dan dipanaskan kedalam penangas sampai 30 menit di dinginka kemudian diamati perubahan  yang terjadi. Kemudian menganbil glukosa, maltosa, sukrosa, galaktosa diama tidibawah mikroskop dengan menggunakan kaca objek kemudian dicatat hasilnya. Pada maltosa tidak ada bintik-bintik, sukrosa berbentuk bintik-bintik tebal, galaktosa berbentuk garis dan glukosa berbentuk bintik-bintik. Sehingga hal ini dapat membedakan antara glukosa dan galaktosa.
8. Hidrolisis Pati
       Pada hasil percobaan uji Hidrolisis Pati amilum 1 %,sebanyak 5 ml dengan cairan HCL 2N sebanyak 2,5 ml dan kemudian di panaskan. selama 3 menit kemudian diuji dengan larutan iodium pada menit ke-3 hasilnya berwarna unggu dan hasil hidrilisisnya amilopektin, menit ke-9 menghasilkan warna kuning pucat dan hasil hidrolisisnya  maltosa, menit ke-12 hasilnya berwarna kuning pucat dan hasil hidrolisis glukosa. Kemudian diuji dengan benedict dan di satukan menghasilkan terbentuk endapan merah bata. Dengan ada endapan yang berwarna merah bata membuktikan teridentifikasi hasil hidrolisis amilum (pati).
9. Hidrolisis Sukrosa
              Dari hasil percobaan kami pada  uji hidrolisis sukrosa, larutan sukrosa 1% yang ditambahkan HCl kemudian dipanaskan akan mengalami hidrolisis. Dari hidrolisis tersebut menghasilkan monosakarisa penyusunnya  adalah glukosa dan faktosa. Setelah itu, dilanjutkan  dengan pengujian. Pada pengujian dengan pereaksi benedict, didapatkan endapan berwarna merah dan bersifat basah hal ini menunjukan bahwa monosakarida penyusun sukrosa merupakan merupakan gula reduksi. Pada pengujiaan dengan pereaksi seliwonof menghasilkan endapan merah  bata orange yang menunjukan bahwa sukrosa terdapat monosakarida penjusun yang merupakan golongan ketos. Sedangkan pada penguji Barfoed diperoleh endapan merah bata. Hal ini menunjuka bahwa sukrosa yang merupakan disakarida telah mengalami hidrolisis sempurna dengan beruh menjadi monosakarida penyusunannya.




BAB V
PENUTUP

V .1  Kesimpulan
1.     Amilum , dekstrin , sukrosa , maltose , galaktosa , fruktosa , gluktosa , dan arabinosa adalah zat yang mengandung karbohidarat di tandai dengan adanya pembentukan cincin yang berwarna ungu.
2.     Amilum, dan dekstrin adalah polisakarida sedangkan sukrosa, maltose, galaktosa, fruktosa, glukosa, arabinosa bukan polisakarida.
3.     Dekstrin, maltose, galaktosa, fruktosa, glukosa, arabinosa mengandung   gula reduksi sedangkan amilum dan sukrosa tidak.
4.      Galaktosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa adalah monosakarida ditandai dengan adanya endapan merah bata sedangkan maltose dan sukrosa bukan.
5.   Sukrosa, dan fruktosa mengandung kentosa ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi orange, sedangkan galaktosa, glukosa, dan arabinosa bukan kentosa.
6.      Sukrosa, maltosa, galaktosa, dan glukosa dapat membentuk osazon.
7.   Pada  asam  musat larutan uji ditambah dengan HNO3  pekat dan dipanaskan selama 30 menit. Pada maltosa tidak ada bintik-bintik, sukrosa berbentuk bintik-bintik tebal, galaktosa berbentuk garis dan glukosa berbentuk bintik-bintik. Sehingga hal ini dapat membedakan antara glukosa dan galaktosa.
8.    Hidrolisis pati larutan uji setelah ditambah iodium, fraksi memberikan warna biru sampai warna merah bata.
9.    Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fuktosa yang merupakan monosakarida yang ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata dengan pereaksi benedict dan fruktosa dengan terbentuknya senyawa kompleks berwarna merah orange dengan pereaksi seliwanoff.


V.2  Saran
1. Untuk Asisten
       Membagi tanggung jawab materi kepada tiap-tiap praktikan merupakan ide yang menawan. Namun, baiknya pada saat praktikan memaparkan hasil praktiknya kepada teman-teman kelompoknya, mereka (kami) di tempatkan pada ruangan yang cukup tenang (jika bisa), atau mebuat sebuah diskusi panel kemudian perwakilan dari masing-masing kelompok memaparkan di depan forum. Sehingga proses transfer ilmu dapat berlangsung lebih efektif.
2. Untuk Laboratorium
       Kelengkapan bahan saat praktik sangat di butuhkan guna mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan permintaan dari penuntun.
3. Untuk Kegiatan Praktikum
       Ada baiknya ketika pengambilan bahan untuk praktikum, cukup, satu atau dua orang saja, guna menghindari ada bahan yang tumpah.













DAFTAR PUSTAKA
Anshory , Irfan.2000.Kimia SMU Kelas 3 . Jakarta : Erlangga .

Marks , Dawn , dkk . 2000 . Biokimia Kedokteran Dasar.Jakarta : EGC.

Marzuki , Ismail . 2009 . Biokima Kesehatan . Makassar : pustaka As .Salam .

Poedjiyadi , Ana dan titin supryanti .1994.Dasar-Dasar Biokimia .Jakarta :             Penerbit  Universitas Indonesia .

Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti.(2005). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia-Press

Pratana, Crys Fajar dkk. 2003. Kimia Dasar 2: Common Textbook. Malang: UM Press.

Rohman, Abdul, dkk. 2007. Analisis Makanan. Jogjakarta: Gadja Mada                                  University Press.    


Ronditasyah. 2009. Uji Kandungan Karbohidrat. (online).


Saifuddin, Sirajuddin. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar. Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat Regional Indonesia Timur. Universitas Hasanuddin.