Tugas Individu
PARASITOLOGI
ARTHROPODA
OLEH :
NAMA : AHMATULLAH
KELAS : B
PROGRAM STUDI
KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM
MAKASSAR
2013
1.
Definisi
Arthropoda adalah binatang yang kakinya beruas-ruas termasuk
juga bagian perut (abdomen) dan dada (toraks) yang beruas-ruas.
2.
Kelas
Artropoda
Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda
dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu:
|
|
1.
|
Kelas Crustacea (golongan udang).
|
2.
|
Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan
laba-laba).
|
3.
|
Kelas Myriapoda (golongan luwing).
|
4.
|
Kelas Insecta (serangga).
|
Perbedaan dari masing-masing kelas akan dijelaskan
berikut ini. Perhatikan tabelnya!
CIRI
|
KELAS
|
|||||||||||
1. Crustacea
|
2. Arachnida
|
3. Myriapoda
|
4. Insecta
|
|||||||||
Tubuh
|
|
Terdiri atas 2 bagian : kepala-dada dan perut
|
|
Terdiri atas kepala, dada dan abdomen (perut)
|
||||||||
Kaki
|
1 pasang pada setiap segmen tubuh
|
4 pasang pada kepala - dada
|
1 pasang atau 2 pasang pada setiap ruas
|
3 pasang pada dada atau tidak ada
|
||||||||
Sayap
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
2 pasang atau tidak ada
|
||||||||
Antena
|
2 pasang
|
Tidak ada
|
|
1 pasang
|
||||||||
Organ Pernafasan
|
Insang atau seluruh permukaan tubuh
|
Paru-paru buku
|
Trakea
|
Trakea
|
||||||||
Tempat hidup
|
Air tawar, air laut
|
Di darat
|
Di darat
|
Di darat
|
3.
Kelas
arthropoda terdiri dari beberapa ordo, diantaranya :
- Ordo Diphtera, contoh : nyamuk dan lalat.
- Ordo Siphonaptera, contoh : pinjal tikus, pinjal kucing dsb
- Ordo Anoplura/ phtiraptera, contoh : kutu kepala, kutu dada, dan kutu kemaluan
- Ordo Orthoptera, contoh : kecoak dsb
Arthropoda
yang dapat menjadi vektor penyakit dalam hal ini yang akan dibahas tidak
mencakup keseluruhan tetapi yang akan dibahas adalah beberapa arthropoda
sebagai vektor penyakit. Adapun jenis artrhopoda yang dimaksud berasal dari
kelas insecta, myriapoda khususnya dan dari ordo diptera. Phtiraptera dan
diphtera seperti yang tersebut di atas, diantaranya : kecoak, lalat, kutu, dan
pinjal.
4. Family Arthropoda
a. Antena
terdiri dari banyak setose sendi, meruncing ke ekstremitas dan lebih panjang
dari tubuh. Terminal sendi bersatu dalam kelompok tujuh.
b. Palpi
rahang terdiri dari enam sendi. Tiga sendi terminal yang bengkok.
c.
Mata. Sederhana menurut Packard,
besar dan hitam, bersebelahan dalam genus ini, tapi kecil dan luas terpisah
Lepisma. Bagian dijelaskan di atas ditanggung atas kepala, yang jelas ditandai
dari thorax. Yang terakhir ini terdiri dari tiga somit ekstremitas-bantalan
seperti dalam semua Insecta, tetapi tidak jelas ditandai oleh penyempitan dari
perut yang memiliki sepuluh somit.
d.
Kaki anterior atau prothoracic.
Prothorax besar dan melengkung.
e.
Meso-toraks, atau pasangan
tengah, dan f. Meta-toraks, atau posterior pasangan, anggota badan.
f.
Anggota badan ini di Machilis beruang
pada sendi basal mereka embel-embel silinder pendek ditutupi dengan rambut kaku
dan erat menyerupai pelengkap silinder perut. Proses tersebut dapat dilihat
memproyeksikan di depan anggota badan yang sesuai. Dalam
Scolopendrella, sebuah Myriapod (? Insect) diklasifikasikan oleh Packard dengan
Thysanura, ada embel serupa internal ke basis masing-masing dua puluh dua
anggota badan. Bisa dicatat juga bahwa Scolopendrella setuju dengan Ca? Npodea
antara Thysanura, dan dengan Collembola dalam memiliki kedua rahang dan
maxillae tenggelam di kepala.
g.
Yang pertama dari sepuluh somit
menyusun perut. Permukaan ventral masing-masing, kecuali yang pertama, beruang
sepasang pelengkap silinder setose. Pasangan terakhir adalah besar. Mereka
digerakkan oleh hewan seperti berjalan. Dalam
Lepisma saccharina pelengkap ini hadir hanya pada dua somit terakhir, dan
diwakili pada somit anterior oleh kelompok-kelompok rambut kaku. Di Cam-podea
dan Iapyx mereka absen pada somit kedelapan dan kesembilan. Mereka muncul untuk
mewakili kaki perut. Kaki tersebut hadir dalam banyak Serangga embrio, dan pada
larva Lepidoptera, Tenthredinidae, dan Panorpatae dikembangkan menjadi proleg
pada lebih atau kurang dari somit perut. Dapat dicatat bahwa dalam Machilis
betina memiliki, selain rupanya ke tungkai perut, dua pelengkap, pada somit
kedelapan dan kesembilan, yang merupakan ovipositor. Karena tidak ada alasan
untuk meragukan homologi proses ini dengan bagian-bagian dari ovipositor yang
sama ditemukan di banyak lainnya perempuan Insecta, homologi mereka dengan kaki
tampak ragu-ragu, dan membutuhkan penjelasan lebih lanjut.
h. Median
i.
Filamen ekor Lateral milik somite
kesepuluh. Filamen lateral mungkin homolog dengan tungkai perut hadir pada
somit sebelumnya.
j.
Terakhir dan memanjang sepasang
tungkai perut. Anatomi Collembolan a. Sommer,
Macrotoma plumbea, Z. W. Z. xli. 1885.
5. SPESIES ARTROPODA Yaitu sbb :
Secara umum
pengaruh artrhopoda bagi kesehatan manusia, sebagai berikut :
6.
Arthropoda
Sebagai Penyebab Penyakit
Arthropoda sebagai penyebab penyakit
dimana arthropoda dapat menyebabkan penyakit tanpa perantara penular penyakit
dalam artian secara langsung, bisa berupa gangguan langsung maupun tidak
langsung serta kendala lainnya. Pada umumnya semua jenis arthropoda dapat menyebabkan
penyakit , salah satunya adalah entomophoby (rasa takut) ini tergantung dari
orang yang mengalami rasa takut terhadap jenis arhtropoda tertentu. Berikut
penyakit yang disebabkan oleh arthropoda tersebut, yaitu :
a.
Entomophoby, yaitu rasa takut yang
berlebihan terhadap arthropoda yang meskipun tak berbahaya tetapi dapat
menimbulkan suatu gangguan jiwa dan kadang-kadang halusinasi sensoris
b.
Annoyance, yaitu merasa terganggu
oleh arthropoda
c.
Kehilangan darah, yaitu disebabkan
oleh gigitan arthropoda sehingga menimbulkan kekurangan darah terutama pada
hewan ternak
d.
Kerusakan alat indera, disebabkan
oleh arthropoda pada saat melakukan perjalanan dengan kendaraan maka seringkali
arthropoda masuk ke dalam indera kita terutama mata sehingga akan menimbulkan
luka pada mata
e.
Racun serangga, yaitu manusia sering
mengalami sengatan oleh arthropoda yang biasa mengeluarkan bisanya
f.
Dermathosis, yaitu dengan gigitannya
akan menimbulkan iritasi pada kulit
g.
Alergi, yaitu kepekaan yang
berlebihan (hypersensitivitas) terhadap protein yang berasal dari tubuh
serangga/ produk yang dihasilkan oleh serangga
h.
Miyasis, yaitu keberadaan larva
serangga pada jaringan tubuh manusia.
7. Arthropoda Sebagai Vektor Penular
Penyakit :
Arthropoda sebagai vektor (penular)
penyakit berarti arthropoda yang dapat memindahkan suatu penyakit dari orang
yang sakit terhadap orang yang sehat dimana dalam hal ini arthropoda secara
aktif menularkan mikroorganisme/ bibit penyakit seperti kuman, virus, protozoa,
cacing dsb dari penderita kepada orang yang sehat dan juga sebagai tuan rumah
perantara dari mikroorganisme tersebut, contoh arthropoda : nyamuk, lalat,
kutu, kecoak dsb. Penularan ini dapat terjadi secara biologik (langsung) dan
mekanik (tidak langsung).
1)
Penularan Penyakit Secara Langsung
Penularan
ini disebut juga Biological Transmission. Bila di dalam arthropoda
mikroorganisme penyebab penyakit mengalami perubahan bentuk atau jumlah
atau sifatnya di dalam tubuh arthropoda, maka arthropoda bertindak sebagai
vektor penyakit secara biologi.
Terdapat 4
jenis penularan, yaitu :
a)
Propagative, hama penyakit
berkembang biak dengan jalan membagi diri tanpa siklus, contoh : penyakit DBD
ditularkan nyamuk Aedes aegepty yang terdapat sporozit(mikroorganisme)
di dalamnya.
b)
Cyclo Propagative, hama penyakit
berkembang biak selain dengan cara membagi diri juga mengalami siklus hidup,
contoh : nyamuk Anopheles sebagai vektor penyakit malaria.
c)
Development, Hama penyakit
berkembang dengan cara membesar tanpa membagi-bagi diri, contoh : nyamuk Culex
membawa cacing filaria sebagai vektor penyakit filariasis.
d)
Hereditaria, Hama penyakit
ditularkan kepada penderita lain dengan melalui telurnya
2)
Penyakit yang ditimbulkan secara mekanik
Secara
mekanik, penularan dapat ditimbulkan melalui kaki, muntahan, ludah atau bagian
tubuh yang nampak dari arthropoda dsb , contoh : bakteri penyebab penyakit
Thypus Abdominalis, bakteri penyebab penyakit kolera, dan bakteri e. coli
penyebab penyakit disentri.
Selain itu,
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai golongan penyakit berdasarkan faktor
kehidupannya, yaitu :
a.
Penyakit dengan 2 faktor kehidupan
(manusia-athropoda), keadaan ini disebut penyakit yang diakibatkan oleh
pengaruh langsung arthropoda terhadap manusia, contoh miyasis.
b.
Penyakit dengan 3 faktor kehidupan
(manusia-arthropoda vektor-kuman(mikroorganisme lainnya)), keadaan ini
merupakan gambaran umum penyakit pada dasarnya merupakan tuan rumah dan
arthropoda sebagai vektor bagi kuman, contoh : penyakit DBD.
c.
Penyakit dengan 4 faktor kehidupan
(manusia-arthropodavektor-kuman-reservoir), keadaan penyakit ini disebut dengan
zoonosis yaitu penyakit yang pada awalnya ditularkan kepada hewan selain
arthropoda dan kemudian dapat ditularkan kepada manusia. demam kuning
(yellow fever) yang asal mulanya ditularkan pada kera dimana penyakit ini
vektornya nyamuk Aedes aegepty
Ø
Cara bibit Penyakit masuk ke dalam
tubuh manusia
Adapun cara
bibit penyakit masuk ke dalam tubuh manusia, diantaranya:
a.
Bibit penyakit masuk melalui sekresi
dan kelenjar saliva (ludah) pada waktu menggigit.
b.
Bibit penyakit dapat masuk dari
muntahan isi perut (abdomen).
c.
Bibit penyakit dapat masuk
melaui/berasal dari kotoran dan masuk melalui luka pada waktu menggaruk.
d.
Bibit penyakit dapat masuk melalui
serangga yang tergaruk pada waktu menggigit.
Pengaruh arthropoda yang dapat
menimbulkan penyakit seperti yang dijelaskan di atas, maka kita perlu
mengetahui jenis-jenis arthropoda yang dapat mengakibatkan hal tersebut lewat
identifikasi ciri-ciri, morfologi dan bibit penyakit yang dibawa oleh
arthropoda yang meliputi, kecoak, lalat, nyamuk, kutu dan pinjal. Selain itu,
vektor hanya dapat membawa bibit penyakit (protozoa, bakteri, cacing dsb) jika
kualitas lingkungan kurang/ tidak sehat, maka dalam aplikasinya lingkungan
hidup perlu disehatkan oleh manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar