Minggu, 28 Oktober 2012

Cerpen Karya Putih Abu2


Pertemuan yang Singkat

Nina adalah seorang siswa disebuah sekolah di Bandung. Dia adalah siswa yang terbilang malas. Pada suatu pagi jam alarm Nina berbunyi “dring………..dring………” jam menunjukkan pukul 06.30. Nina segera bangun dari tidurnya dan bergegas untuk berangkat kesekolah. Setelah siap, Nina pun keluar dari kamarnya dan menuju  meja makan untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.
“pagi pa, pagi ma.” Sapa Nina.
“pagi sayang.” Balas kedua orang tuanya.
“mau sarapan apa sayang?” tanya ibunya.
“hm….gak usah mam, Nina dah telat nih. Nina berangkat dulu. Assalamualaikum.”
“waalaikumsalam.” Jawab kedua orang tuanya hampir bersamaan.
Nina pun sampai di sekolah. Sesampainya disekolah Nina bertemu dengan teman-temannya dan menyapanya.
“pagi semua.” Sapa Nina
“pagi juga,Nin.” Sapa temannya
“bagaimana? Kamu dah siap untuk ulangan matematika hari ini?” tanya salah seorang temannya.
“hah..?? ulangan matematika? Saya tidak sempat belajar semalam.” Kata Nina dengan terkejut.
“tenang aja Nina! Nanti kami bantu kok.” Kata teman Nina.
“makasih yah.”
Bel pun berbunyi. Guru matematika Nina pun masuk dengan membawa soal ulangan. Sementara ulangan berlangsung semua siswa mengerjakan soal dengan tenang, terkecuali Nina  yang nampak gelisahkarena dia tidak tahu mau menjawab apa, sebab semalam dia tidak belajar. Tiga puluh menit berlalu, tak satu pun soal yang terjawab.
Akhirnya, waktu pun habis. Nina hanya mampu mengerjakan tiga soal saja. Sepulang sekolah Nina dan teman-temannya berencana untuk tidak langsung pulang ke rumah tapi mereka ingin ke Mall.
Bel pulang pun berbunyi. Nina dan teman-temannya bersiap-siap untuk pergi ke Mall. Mereka shoping, nonton, makan, bercanda dan tertawa bersama. Ketika Nina dan teman-temannya tengah asyik bercanda, tanpa sengaja Nina menambrak seorang yang ternaya adalah seorang Pria yang sangat tampan.
“ hm… maaf, saya tidak sengaja.” Kata Nina.
“ iya, nggak apa-apa. Tapi lain kali kalau jalan lihat-lihat, yah.” Kata pria itu.
“ ia. Sekali lagi saya meminta maaf.”
Tak terasa hari pun semakin malam. Nina dan teman-temannya kembali ke rumah masing-masing.
Keesokan harinya guru matematika Nina masuk ke kelas untuk membagikan kertas hasil ulangan kemarin. Setelah semua telah mendapat kertas hasil ulangannya, ternyata diantara teman-teman Nina, Nina lah yang hasil ulangannya paling jelek. Namun, Nina tak nampak sedih. Dia menyadari bahwa dirinya memang kurang di mata pelajaran itu.
Tak lama kemudian,Bu Rosmini datang ke kelas Nina mengantarkan seorang siswa baru yang berasal dari Malang. Ternyata siswa baru itu adalah pria yang ditabrak Nina kemarin di Mall sewaktu jalan bersama teman-temannya. Nina pun terkejut tatkala siswa baru itu memperkenalkan dirinya. Siswa baru itu bernama Adit dan dia duduk di bangku yang ada di dekat Nina.
“hai, kamu amsih ingat aku nggak?” tegur Nina.
“ Iya. Kamu cewek yang nabrak aku kemarin kan.?” Kata Adit.
“ iya. Kenalkan, nama saya Nina. Dan selamat datang di sekolah kami. Semoga suka dengan sekolah kami.” Sambut Nina dengan ramah.
“ yap. Makasih sambutannya.”
Beberapa bulan kemudian Adit dan Nina berteman sangat akrab. Aadit dan Nina selalu bersama baik dalam kelas maupun di luar kelas. Dan hari-hari yang mereka lalui berdua layaknya seorang kakak beradik. Adit yang begitu menyayangi Nina sebagai adik dan sebaliknya Nina yang menyayangi Adit sebagai kakaknya. Dan pada saat itu Nina yang pemalas berubah menjadi seorang siswi yang rajin. Hingga pada suatu hari Nina dan Adit mempunyai tugas di sekolah dan pada saat itu kebetulan mereka sekelompok. Dan mereka sangat senang mendengarnya.
“ Dit, kita satu kelompok nih. Kita kerja tugasnya dimana?” tanya Nina kepada Adit.
“ Bagaimna kalau di rumah kamu saja.” usul Adit.
“ oh, boleh. Kapan kamu mau datang ke rumah ku?” tanya Nina.
“ besok, sepulang sekolah. Gimana?” jawab Adit.
“ Ok. Besok aku tunggu di rumah ku sepulang sekolah, yah.”
Keesokan harinya, sepulang sekolah Nina langsung pulang ke rumah dan menunggu Adit di rumahnya. Tak lama setelah itu, Adit pun datang. Mereka berdua mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran mereka. Beberapa saat kemudian orang tua Nina pun pulang, lalu Nina pun memperkenalkan Adit kepada mereka.
“ Mam, pa, ini Adit dia teman baik Nina.” Kata Nina memperkenalkan.
“ sore Tnate, om.” Sapa Adit.
“ sore, nak.” Sapa orang tua Nina.
“ kalian lagi kerja tugas apa?” tanya Ibu Nina.
“ kami sedang kerja tugas Matematika.” Jawab Nina.
“ ya udah, Kalian lanjutin aja kerjanya. Mama matu ke kamar dulu.” Ujar Ibu Nina.
“ ya, ma.”
Tak terasa hari pun semakin sore. Adit pun pamit untuk pulang. Pada saat di tengah perjalanan pulang, Adit di tabrak oleh sebuah mobil yang melaju sangat kencang. Adit pun terlempar dari motornya. Ia pingsan seketika. Oran-orang yang melihat kejadian itu  segera menelfon polisi dan ambulans. Tak lama setelah itu, polisi pun datang bersama sebuah mobil ambulans dan membawa Adit ke rumah sakit. Dan orang yang menabrak Adit itu telah kabur entah kemana. Polisi pun segera memberi kabar kepada keluarga Adit. Ibu Adit yang mendengar berita itu langsung Shock dan pingsan. Ayah Adit menyadarkan Ibu Adit dan segera menyusul Adit di rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, orang tua Adit bertemu dengan polisi yang membawa Adit dan menanyakan kondisi anaknya.
“ pak, anak saya di mana?” tanya Ibu Adit panik.
“ Anak Ibu ada di dalam sedang di tangani oleh dokter.” Jelas Polisi tersebut.
Tak lama kemudian dokter pun keluar dari ruangan itu.
“ Bagaimana kondisi anak saya, dok?” tanya Ibu Adit ketika melihat Dokter tadi.
“ dia masih dalam keadaan koma. Ibu sabar saja dan banyak berdoa supaya dia cepat sadar dari komanya.” Jelas dokter tadi.
Ibu Adit pun menangis dan ia masuk ke dalam ruangan UGD untuk melihat kondisi anaknya. Beberapa hari kemudian, Nina baru sadar Adit sudah beberapa hari ini tidak masuk sekolah tanpa ada pemberitahuan. Nina yang begitu khawatir dengan sahabatnya, dia pun berniat ke rumah Adit sepulang sekolah untuk mencari tahu kenapa Adit tak masuk sekolah beberapa hari ini.
Bel pelajaran usai pun berbunyi, Nina membereskan barang-barangnya dan bergegas ke rumah Adit. Sesampainya di sana, Nina bertemu dengan Ibu Adit.
“ siang tante.” Sapa Nina.
“ siang. Maaf kamu siapa? Dan ada perlu apa?” tanya Ibu Adit.
“ saya Nina teman sekelas Adit. Saya mau bertemu dengan Adit. Karena beberapa hari ini dia tidak masuk sekolah. Aditnya ada Tante?” tanya Nina.
“ oh, ia nak. Tante lupa beri kabar ke sekolahnya bahwa Adit lagi sakit. Dia habis kecelakaan dan dia smapai saat ini dia masih dalam keadaan koma.” Jelas Ibu Adit.
Mendengar penjelasan Ibu Adit, Nina pun terkejut bukan kepalang.
“ kapan Adit kecelakaan, Tante?’ tanya Nina tergesa-gesa.
“ waktu Adit pulang dari rumah temannya untuk mengerjakan tugas kelompok.” Jawab Ibu Adit.
Nina pun semakin terkejut. Bagaimana tidak? Saat itu adalah waktu dimana Adit baru pulang dari rumahnya setelah menyelesaikan tugas kelompok mereka. Nian pun meminta pada Ibu Adit untuk di antarkan ke rumah sakit di mana Adit di rawat. Setibanya di rumah sakit, mereka berdua segera menuju ke ruangan dimana Adit di rawat yang ketika itu Adit sedang di periksa oleh Dokter.
“ Dok, bagaimana perkembangan anak saya?” tanya ibu Adit.
“ kondisinya semakin parah.” Kata dokter.
Ibu Adit hanya terddiam mendengar penjelasan Dokter dan Nina yang mendengar itu  hanya terdiam. Tak lama kemudian tiba-tiba tubuh Adit tergoncang. Dokter segera mengambil tindakan. Ibu Adit  dan Nina hanya terdiam dan nampak sedih. Doketr pun meminta mereka  berdua untuk keluar dari ruangan itu. Mereka berdua keluar dan segera ke Mushola untuk shalat dan berdoa untuk kesembuhan Adit. Setelah shalat, mereka kembali ke ruanga Adit. Tak lama kemudian Dokter pun keluar dari ruangan.
“ bagaimana dok, anak saya?” tanya Ibu Adit.
“ maaf, bu. Kami telah melakukan yang terbaik. Tapi Allah berkehendak lain.” Kata Dokter.
Ibu Adit pun menangis sejadi-jadinya dan kemudian tak sadarkan diri. Nian juga tak percaya akan hal itu. Dia tidak percaya bahwa Adit secepat itu meninggalkannya. Karena Adit telah berjanji akan menjaga Nina.
“ Dokter pasti bohong.” Kata Nina kesal.
“ maaf, dik. Kami telah melakukan semaksimal mungkin, tapi Allah berkata lain.” Jelas Dokter tadi.
Tak lama kemudian jenazah Adit di bawa keluar untuk di bawa pulang ke rumah dan di makamkan. Saat jenazah Adit tiba di rumahnya, semua keluarga Adit berdatangan utnuk emlihat Adit yang terakhir kalinya. Akhirnya, Aditpun siap untuk di makamkan. Saat di pemakaman tiba-tiba Nina pingsan. Walaupun begitu pemakaman Adit tetap[ dilanjutkan.
Seminggu telah berlau semenjak kematian Adit. Sikap Nina yang selalu ceria berubah menjadi pendiam dan selalu melamun. Teman-teman Nina yang kasihan melihat keadaan Nina yang selalu ceria menasehati Nina.
“ Nina, kamu nggak usah larut dalam kesediha ini terus. Kami juga merasa kehilangan Adit, kok. Tapi kami ikhlas melepas kepergiannya. Dan kami tahu walaupun Adit tidak bersama kita lagi, tapi kami yakin dia akan selalu ada di dekat keita semua.” Kata temannya memberi nasehat.
“ ia, saya tidak akan larut dala kesedihan lagi. Makasih, yah, atas nasehat kalian.” Kata Nina.
“ ia. Sama-sama. Nah, kamu senyum donk.!” Bujuk teman-temannya.



************************************The End*********************************************



Crated by : Ade' Kusut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar