BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososial dan
spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat
baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
(Lokakarya Nasional, 1983).
Kelly dan Joel (1995) menjelaskan, “Profesional sebagai
suatu karakter, spirit atau metode profesional yang mencakup pendidikan dan
kegiatan di berbagai kelompok okupasi yang anggotanya berkeinginan menjadi
profesional”. Profesional merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi
atau mengubah karakteristik kearah suatu profesi.
Menurut Hood L.J dan Leddy S.K
(2006), “Perawat profesional akan menggunakan pendekatan holistik dalam
menemukan kebutuhan kesehatan bagi klien yang dirawatnya, hal ini sesuai dengan
pernyataan kebijakan yang disampaikan oleh American
Nurses Association (1995), ada empat ciri praktik profesional yang harus
dilakukan oleh perawat, yaitu:
1. Perawat menggunakan fokus orientasi
pada masalah dengan memperhatikan rangkaian seluruh respon manusia terhadap
kesehatan dan penyakitnya.
2. Perawat terintegrasi dalam tenaga
kesehatan yang menggunakan pengetahuannya untuk membantu mencapai tujuan pasien
dengan mengumpulkan data subjektif maupun objektif pasien dan memahaminya baik
secara individual atau secara berkelompok.
3. Perawat mengaplikasikan ilmu
pengetahuannya untuk menentukan diagnosa dan melakukan treatment respon
manusia.
4. Perawat melakukan asuhan keperawatan
dengan melakukan hubungan terapeutik dengan pasien untuk memfasilitasi
kesehatan dan penyembuhan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan keperawatan
profesional?
1.2.2 Bagaimana perkembangan profesionalisme keperawatan?
1.2.3 Apa peran, fungsi, dan tugas perawat?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keperawatan
dan Profesionalisme
Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan
pelayanan yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu.
Keperawatan juga diartikan sebagai konsekuensi penting bagi individu yang
menerima pelayanan, profesi ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi
oleh seseorang, keluarga atau kelompok di komunitas. (Committee on Education
American Nurses Association (ANA), 1965).
Pada lingkup profesi ada tiga istilah yang berhubungan,
yaitu profesionalisme, profesionalisasi, dan profesi.
1. Profesionalisme
Merujuk pada karakter profesional, semangat atau metode.
Merupakan suatu sifat resmi, cara hidup yang bertanggung jawab dan dapat
dipercaya. Profesionalisme keperawatan telah ada sejak zaman Florence
Nightingale (1820-1910).
2. Profesionalisasi
Profesionalisasi adalah suatu proses untuk menjadikan
profesional dengan cara memenuhi beberapa kriteria yang telah
ditentukan/disepakati.
3. Profesi
Jika dilihat di dalam kamus, sama dengan pekerjaan yang
menghendaki pendidikan yang lebih luas atau memiliki ilmu pengetahuan yang
spesial, keterampilan serta dipersiapkan dengan cara yang baik.
Dengan adanya perkembangan keperawatan dari kegiatan yang
sifatnya rutin yang menjadi pemenuhan kebutuhan berdasarkan ilmu, membawa suatu
perubahan yang sangat besar dalam dunia keperawatan karena pelayanan yang
semula hanya berdasarkan pada insting dan pengalaman menjadi pelayanan
keperawatan profesional berdasarkan ilmu dan teknologi keperawatan yang selalu
berubah sesuai dengan kemajuan zaman. Perawatan sebagai profesi mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
1. Memiliki
body of knowledge
Perawat bekerja dalam kelompok dan dilandasi dengan teori
yang spesifik dan sistematis yang dikembangan melalui penelitian.
Menurut Potter dan Perry (1997), perawat telah
memperlihatkan diri sebagai profesi dan dapat terlihat adanya pengetahuan
keperawatan telah dikembangkan melalui teori-teori keperawatan. Model teori
memberikan kerangka kerja bagi kurikulum dan praktik klinis keperawatan. Teori
keperawatan mendorong ke arah penelitian yang meningkatkan dasar ilmiah untuk
praktik keperawatan.
2. Berhubungan
dengan nilai-nilai sosial
Kategori ini mendorong profesi untuk mendapatkan penghargaan
yang cukup baik dari masyarakat. Keperawatan telah diberi kepercayaan untuk
menolong dan melayani orang lain/klien. Pada awalnya perawat diharapkan dapat
menyisihkan sebagian besar waktunya untuk melayani, tetapi dengan semakin
berkembangnya ilmu keperawatan tuntutan tersebut telah bergeser, perawat juga
mengharapkan kompensasi dan mempunyai kehidupan yang lain disamping perannya
sebagai perawat.
Karakteristik keperawatan merupakan suatu bentuk yang
relevan dengan nilai-nilai masyarakat, seperti pentingnya kesehatan, kesembuhan
dan keperawatan.
Masyarakat pada umumnya mengakui bahwa perawat mempunyai
tugas untuk melawan klien dan juga melakukan upaya-upaya dalam promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit tetapi masih ada sebagian masyarakat yang
belum mengetahui bahwa perawat adalah sebuah profesi. Untuk itu perlu adanya usaha dari
perawat itu sendiri agar dapat meyakinkan masyarakat guna mendapatkan pengakuan
sesuai dengan yang diinginkannya.
3. Masa
pendidikan
Kategori ini mempunyai empat bagian tambahan yaitu isi
pendidikan, lamanya pendidikan, penggunaan simbol dan proses idealisme yang
dituju serta tingkatan dari spesialisasi yang berhubungan dengan praktik.
Menurut Nightingale pendidikan keperawatan harus melibatkan dua area penting
yaitu teori dan praktik yang sampai saat ini masih dianut. Perkembangan
pendidikan keperawatan dewasa ini sama dengan bidang ilmu yang lain, yaitu
pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi menimbulkan perubahan yang sangat berarti
bagi perawat terhadap cara pandang asuhan keperawatan secara bertahap
keperawatan beralih dari yang semulai berorientasi pada tugas menjadi
berorientasi pada tujuan yang berfokus pada asuhan keperawatan yang efektif serta
menggunakan pendekatan holisitik dan proses keperawatan.
4. Motivasi
Motivasi untuk bekerja merupakan kategori keempat dari
Pavalko. Motivasi bukan hanya secara individu tetapi juga menyeluruh dalam
kelompok. Motivasi diartikan sebagai suatu perhatian yang mengutamakan
pelayanan kelompok keperawatan kepada klien. Ada beberapa pendapat bahwa saat
ini anak-anak muda menginginkan menempuh pendidikan tinggi agar dapat mempunyai
kehidupan yang lebih baik seperti mendapatkan gaji lebih, kekuasaan, status
disamping pekerjaan yang dilakukannya. Biasanya karakteristik ini tidak
diasosiasikan dengan profesi keperawatan, walaupun demikian banyak perawat yang
melakukan pelayanannya dengan berorientasikan kepada klien/pasien mereka dengan
baik.
5. Otonomi
Kategori kelima Pavalko adalah kebebasan untuk mengontrol
dan mengatur dirinya sendiri. Profesi mempunyai otonomi untuk regulasi dan
membuat standar bagi anggotanya. Hak mengurus diri sendiri merupakan salah satu
tujuan dari asosiasi keperawatan, karena hal ini juga berarti keperawatan
mempunyai status dan dapat mengontrol seluruh kegiatan praktik anggotanya.
Otonomi juga dapat diartikan sebagai suatu kebebasan dalam bekerja dan
pertanggungjawaban dari suatu tindakan yang dilakukannya.
6. Komitmen
Kategori keenam adalah komitmen untuk bekerja. Manusia yang
komitmen untuk bekerja menunjukkan adanya suatu keunggulan, untuk melaksanakan
pekerjaannya dengan baik, mencegah terjadinya kemangkiran, menekuni
pekerjaannya seumur hidup atau dalam periode waktu yang lama. Komitmen perawat
juga dapat menurun, hal ini terjadi karena kebanyakan dari perawat adalah
wanita, yang harus membagi perhatiannya dengan keluarga, sehingga mereka sering
mengalami konflik yang berkepanjangan dan kadang-kadang harus keluar dari pekerjaannya.
Orientasi karir juga merupakan salah satu ciri dari
komitmen, karena dengan adanya pengembangan karir melalui pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi membuat perawat dapat bekerja dengan lebih baik dan
bertanggung jawab dalam melakukan asuhan keperawatan.
7. Kesadaran
bermasyarakat
Kesadaran bermasyarakat bagi perawat diartikan sebagai
anggota kelompok yang ikut mengambil bagian dalam persamaan pedoman, nasib
serta memiliki kebudayaan tersendiri. Perawat mempunyai simbol-simbol yang
dikenal masyarakat sebagai ciri yang khas dari sebuah profesi seperti seragam
putih, pin dan cap. Walaupun akhir-akhir ini banyak yang mengubah identitas
tersebut, tetapi perawat telah memiliki perasaan yang kuat untuk tetap bersatu
dalam kelompoknya.
8. Kode
etik
Eksistensi kode etik merupakan kategori terakhir dari
Pavalko. Etika keperawatan merujuk pada standar etik yang membimbing perawat
dalam praktik sehari-hari seperti jujur terhadap pasien, menghargai pasien atas
hak-hak yang dirahasiakannya dan beradvokasi atas nama pasien.
Etika keperawatan ditujukan untuk mengidentifikasi,
mengorganisasikan, memeriksa dan membenarkan tindakan-tindakan kemanusiaan
dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu, selain itu juga menegaskan tentang
kewajiban-kewajiban yang secara suka rela diemban oleh perawat dan mencari
informasi mengenai dampak dari keputusan-keputusan perawat yang mempengaruhi
kehidupan dari pasien dan keluarganya. Ciri dari praktik profesional adalah
adanya komitmen yang kuat terhadap kepedulian individu, khususnya kekuatan
fisik, kesejahteraan dan kebebasan pribadi, sehingga dalam praktik selalu
melibatkan hubungan yang bermakna. Oleh karena itu seorang profesional harus
memiliki orientasi pelayanan, standar praktik dan kode etik untuk melindungi
masyarakat serta memajukan profesi.
Profesi mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai
dengan bidangnya (antalogi), jelas wilayah kerja keilmuannya (Epistomologi),
dan aplikasinya (Axiologi).
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan
dan pelatihan yang terencana, terus-menerus dan bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode
etik profesi serta diakui secara legal melalui perundang-undangan.
4. Peraturan dan ketentuan yang
mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar pendidikan dan pelatihan, standar
pelayanan, dan kode etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi (Winsley,
1964).
2.2 Perkembangan Profesionalisme
Keperawatan
Melihat catatan sejarah tentang awal
mula keberadaan perawat di Indonesia, yang diperkirakan baru bermula pada awal
abad ke 19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu adalah dikarenakan adanya
upaya tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik
sehingga diperlukan tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu. Tenaga
tersebut dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang
berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya. Sampai dengan perkembangan
keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI (Persatuan Perawat Nasional
Indonesia) melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui
lokakarya tersebut perawat bertekad dan bersepakat menyatakan diri bahwa
keperawatan adalah suatu bidang keprofesian.
Perkembangan profesionalisme
keperawatan di Indonesia berjalan seiring dengan perkembangan pendidikan
keperawatan yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat profesionalan pemula
adalah bagi mereka yang berlatarbelakang pendidikan Diploma III keperawatan.
Program ini menghasilkan perawat generalis sebagai perawat profesional pemula,
dikembangkan dengan landasan keilmuan yang cukup dan landasan profesional yang
kokoh.
Peningkatan kualitas organisasi
profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan pendekatan antara
lain:
1.
Mengembangkan
sistem seleksi kepengurusan melalui penetapan kriteria dari berbagai aspek
kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi organisasi,
dedikasi serta ketersediaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.
2.
Memiliki
serangkaian program yang konkrit dan diterjemahkan melalui kegiatan organisasi
dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah program
pendidikan berkelanjutan bagi para anggotanya.
3.
Mengaktifkan
fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh penghargaan yang
sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing.
5.
Mengembangkan
program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga keperawatan dapat berbicara
banyak dan memiliki potensi untuk menduduki berbagai posisi di pemerintahan
atau sektor swasta.
6.
Meningkatkan
kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di luar negeri, bukan
hanya untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikutsertakan pengurus daerah
yang berpotensi untuk dikembangkan.
2.3 Peran, Fungsi dan Tugas Perawat
2.3.1 Peran Perawat
Peran merupakan tingkah laku yang diharapakan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi yang bersifat konstan.
Peran perawat menurut konsorium ilmu
kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan,
advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti.
2.3.2. Fungsi Perawat
Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan
berbagai fungsi diantaranya: fungsi independen, fungsi dependen, dan fungsi
interdependen.
a. Fungsi
Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang
lain, dimana perawat dalam menjalankan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan
keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam memenuhi kebutuhan dasar
manusia.
b. Fungsi
Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas
pesan atau instruksi dari perawat lain.
c. Fungsi
Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara tim satu dengan lain.
2.3.3 Tugas
Perawat
Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi
asuhan keperawatan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses
keperawatan. Tugas perawat ini disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang
berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah sebagai
berikut:
1. Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga,
kelompok dan masyarakat serta sumber yang tersedia dan potensi untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Mengumpul data, menganilisis dan menginterpretasikan data.
2. Merencanakan tindakan keperawatan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan diagnosis
keperawatan Mengembangkan rencana tindakan keperawatan.
3. Melaksanakan rencana keperawatan
yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegah penyakit, penyembuhan,
pemulihan dan pemeliharaan kesehatan termasuk pelayanan klien dan keadaan
terminal. Menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu
perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan
dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia.
4. Mengevaluasi hasil asuhan
keperawatan. Menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai rencana
keperawatan. Menilai tingkat pencapaian tujuan. Mengidentifikasi
perubahan-perubahan yang diperlukan.
5. Mendokumentasi proses keperawatan.
Mengevaluasi data permasalahan keperawatan. Mencatat data dalam proses
keperawatan. Menggunakan catatan klien untuk memonitor asuhan keperawatan.
7. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu
diteliti atau dipelajari serta merencanakan studi kasus guna meningkatkan
pengetahuan dan mengembangkan keterampilan dalam praktik keperawatan.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang keperawatan. Membuat
usulan rencana penelitian keperawatan. Menerapkan hasil penelitian dalam
praktik keperawatan.
8. Berperan serta dalam melaksanakan
penyuluhan kesehatan kepada klien keluarga kelompok serta masyarakat.
Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan. Membuat rencana penyuluhan
kesehatan. Melaksanakan penyuluhan kesehatan. Mengevaluasi hasil penyuluhan
kesehatan.
9. Bekerja sama dengan disiplin ilmu
terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok,
dan masyarakat. Berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu,
keluarga kelompok dan masyarakat. Menciptakan komunikasi yang efektif baik
dengan tim keperawatan maupun tim kesehatan lain.
10. Mengelola perawatan klien dan
berperan sebagai ketua tim dalam melaksanakan kegiatan keperawatan. Menerapkan
keterampilan manajemen dalam keperawatan klien secara menyeluruh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dengan melihat definisi, ciri profesi yang telah disebutkan
diatas dapat kita analisis bahwa keperawatan dapat dikatakan sebagai suatu
profesi. Karena memiliki ciri-ciri dari profesi yaitu mempunyai body of
knowledge, berhubungan dengan nilai-nilai sosial, masa pendidikan, motivasi,
otonomi, komitmen, kesadaran bermasyarakat, dan kode etik.
Keperawatan sebagai suatu profesi adalah salah satu
pekerjaan bagian dari tim kesehatan, yang ikut bertanggung jawab dalam membantu
klien sebagai individu, keluarga, maupun sebagai masyarakat, baik dalam kondisi
sehat ataupun sakit, yang bertujuan untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar
klien, dalam mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal, dalam menentukan
tindakan keperawatan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan, komunikasi
interpersonal serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.
Perawat professional merupakan seorang healthy provider yang mampu mengatur dan menempatkan diri dalam
situasi dan kondisi apapun, mampu mengendalikan situasi
3.2 Saran
Penyusun berharap agar semua perawat dapat meningkatkan
kualitas kerjanya dan mampu menjadi seseorang yang profesional dalam bidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional.
Jakarta: Trans Info Media
Pro-Health. 2009. Keperawatan
Sebagai Suatu Profesi. (http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/17/keperawatan-sebagai-suatu-profesi-3/, 27 Maret 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar