BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Lipid adalah segolongan senyawa organic
yang terdapat di alam dan mempunyai sifat-sifat:
1. Tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut-pelarut lemak seperti eter,
kloroform, alcohol panas, dan benzene.
2. Berhubungan
erat dengan asam lemak.
3. Dapat
digunakan oleh organism hidup.
Lipid dapat diekstraksi dari jaringan
binatang maupun tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan pelarut lemak. Hasil
ekstraksi merupakan campuran yang kompleks, mengandung di antaranya
triasgliserol, fosfolipid, glikolipid, bermacam-macam sterol dan
senyawan-senyawa lain yang terbentuk sebgai hasil hidrolisis zat-zat tersebut
di atas triasigliserol, kolesterol, dan ester kolesterol dinamakan juga lipid
netral karena tidak bermuatan. Senyawa lipid tidak memiliki rumus empiris
tertentu atau struktur serupa, tetapi terdiri atas beberapa golongan. Berbeda
dengan karbohidrat dan protein, lipid mempunyai sifat yang larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organic non-polar seperti eter, kloroform, aseton,
dan benzene. Berdasarkan sifat demikian, lipid dapat diperoleh dengan cara
ekstraksi dari jaringan hewan atau tumbuhan menggunakan eter atau pelarut
non-polar lainnya. (Dr.Saifuddin, 2013)
Lipid merupakan komponen penting dalam
membrane sel, termasuk diantanya fosfolipid, glikolipid, dan dalam sel hewan
adalah kolesterol. Fosfolipid memiliki banyak kerangka gliserol
(fosfogliserida) atau sfingosina (sfingomylin). Serebrosida mengandung glukosa
dan galaktosa dan dengan kerangka sfingosina termasuk dalam glikolipid.
Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis tubuh. Steroid
tersebut adalah hormon-hormon yang penting seperti hormone korteks adrenal
serta hormon seks, vitamin D, dan asam empedu. (Dr.Saifuddin, 2013)
Lemak dan minyak merupakan bagian
terbesar dan terpenting kelompok lipid, yaitu sebagai komponen makanan utama
bagi organisme hidup. Lemak dan minyak penting bagi manusia karena adanya
asam-asam lemak esensial yang terkandung di dalamnya. Fungsinya dapat
melarutkan vitamin A, D, E dan K yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Kemudian, lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efisien
dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak dapat
menghasilkan 9 Kkal, sedangkan karbohidratn dan protein hanya menghasilkan 4
Kkal setiap gram. (Dr. Saifuddin, 2013)
Untuk
memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang
termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat
kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli
biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organic yang mempunyai sifat fisika
seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid. (Poedjiadi,
1994)
1.2
Tujuan Percobaan
I.2.1
Tujuan Umum
Adapun
tujuan umum dari percobaan ini adalah :
1. Mengetahui beberapa
sifat fsikokimia dari lipid
2. Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada
identifikasi sifat
minyak
3. Mengetahui pembentukan emulsi pada lipid
4. Mengidentifikasi adanya sterol pada suatu bahan
I.2.2
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari percobaan ini adalah :
1.Uji
kelarutan lipid : Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu
2.Uji
pembentukan emulsi : Mengetahui
terjadinya pembentukan
emulsi dari minyak
3.Uji
keasaman minyak :
Mengetahui sifat asam basa minyak kelapa
4.Uji
penyabunan minyak : Mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh alkali
5.Uji
kolesterol :
Mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan secara kualitatif
6.Uji
Kristal kolesterol :
Mengetahui bentuk Kristal dari kolesterol
7.Uji
Sifat Ketidakjenuhan Minyak : Mengetahui
sifat ketidak jenuhan minyak.
I. 3 Prinsip Percobaan
1.
Uji Kelarutan Lipid
Lemak dan minyak tidak larut dalam air,
tetapi sedikit larut dalam alcohol dan larut sempurna dalam pelarut organic
seperti eter, kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak
dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka
kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda
(Na2CO3) akan membemtuk emulsi yang stabil karena asam
lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun.
Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak tersebar
seluruhnya.
2.
Uji Pembentukan Emulsi
Emulsi adalah dispersi
atau suspensi metastabil suatu cairan dalam cairan lain dimana keduanya tidak
saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat
pengemulsi yang disebut emulsifier yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan
antara kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun,
atau garam empedu. Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk
molekulnya yang dapat terikat, baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan
membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan
permukaan dan diadsorpsi melapisi butir-butir minyak, sehingga mengurangi
kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.
3. Uji Keasaman Minyak
Minyak murni umumnya bersifat
netral, sedangkan minyak yang sudah tengik bersifat asam. Hal ini disebabkan
minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan, aldehida, keton dan
asam-asam lemak bebas. Proses ketengikan pada lemak atau minyak dapat
dipercepat oleh adanya cahaya, kelembaban, pemanasan, aksi mikroba, dan katalis
logam tertentu, seperti Fe, Ni, atau Mn. Sebaliknya, zat-zat yang dapat menghambat
terjadinya proses ketengikan disebut antioksidan, misalnya : tokoferol (vitamin
E), asam askorbat (vitamin C), polifenol, hidroquinon, dan flavonoid.
4. Uji Penyabunan
Minyak
Lemak dan minyak dapat
terhidrolisis, lalu menghasilkan asam lemak dan gliserol. Proses hidrolisis
yang disengaja biasa dilakukan dengan penambahan basa kuat, seperti NaOH atau
KOH, melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis
minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau saponifikasi.
5. Uji Kolesterol
Untuk mengetahui adanya sterol dan
kolesterol, dapat dilakukan uji kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah satu
diantaranya adalah reaksi Lieberman burchard. Uji ini positif bila reaksi
menunjukkan warna yang berubah dari merah, kemudian biru dan hijau. Warna hijau
yang terjadi sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam bahan.
6. Uji Kristal
Kolesterol
Kolesterol terdapat pada hamper
semua sel hewan dan manusia. Pada tubuh manusia, kolesterol terdapat dalam
darah, empedu, kelenjar adrenalin bagian luar (adrenal cortex), dan jaringan
saraf. Jika kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi, maka akan membentuk
kristal. Endapan kolesterol dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah
(arteriosclerosis) karena dindingnya menjadi tebal. Akibatnya, elastisitas
pembuluh darah menjadi berkurang, sehingga aliran darah terganggu. Kolesterol
dalam serum tidak terbatas bebas, melainkan berkonjugasi sebagai lipoproteida,
yaitu pembentuk protein yang terdiri atas 25% kolesterol dan 75% ester asam
lemak tidak jenuh.
7. Uji Sifat
Ketidakjenuhan Minyak
Minyak murni umumnya bersifat netral,
sedangkan minyak yang sudah tengik bersifat asam. Pada minyak, titik cairnya
bergantung pada jenis asam penyusunannya, jenuh atau tidak jenuh. Asam lemak
jenuh mempunyai titik cair lebih tinggi daripada asam lemak tidak jenuh. Dan
pada asam lemak tak jenuh mempunyai dua atau lebih ikatan kembar (ikatan tak
jenuh).
I.
4 Manfaat Percobaan
Adapun manfaat percobaan ini yaitu :
1.
Untuk mengetahui kelarutan lipid pada
pelarut tertentu
2.
Untuk mengetahui terjadinya pembentukan
emulsi dari minyak
3.
Untuk mengetahui sifat asam basa minyak
kelapa
4.
Untuk mengetahui terjadinya hidrolisis
pada minyak oleh alkali
5.
Untuk mengetahui adanya sterol
(kolesterol) dalam suatu bahan secara kualitatif
6.
Untuk mengetahui bentuk Kristal dari
kolesterol
7.
Untuk mengetahui sifat ketidakjenuhan
minyak
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Senyawa satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan
atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk
memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang
termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia
dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para ahli biokimia
bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang kelompok yang disebut lipid.
Adapun sifat fisika yang dimaksud adalah (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009):
1.
Tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya eter, aseton,
kloroform, benzena, yang sering juga disebut “pelarut lemak”.
2.
Ada hubungan dengan asam-asam lemak atau
esternya.
3.
Mempunyai kemungkinan digunakan oleh
makhluk hidup.
Lipid (dari kata yunani Lipos. Lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang
dicirikan oleh sifat kelarutannya. lipid tidak bisa larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon
atau dietil eter. Lemak/ minyak ialah trigliserida,
yaitu trimester dari dliserol. Asam lemak ialah asam yang diperoleh dari proses penyabunan lemak/
minyak (Hart, 2003).
Lilin merupakan asam lemak dengan monohidraksi alkohol yang mempunyai rantai
karbon dengan panjang antara 14 sampai 34 atom karbon. Lilin sukar diuraikan
oleh enzim sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan pangan (Santoso, 2008).
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan.
Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga
golongan besar, yakni: (1) lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan
berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes); (2) lipid
gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya
fosfolipid, serebrosida; (3) derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan
oleh proses hidrolisis lipid, contohnya
asam lemak, gliserol, dan sterol. Di samping itu, berdasarkan sifat kimia yang
penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan yang besar, yakni lipid yang
dapat disabunkan, yakni dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak, dan
lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid (Poedjiadi dan Supriyanti,
2009).
Lemak dan minyak merupakan senyawa ester dari gliserol yang disebut juga
trigliserida atau triagliserol (Santoso, 2008).
Minyak dan lemak merupakan hal yang kita kenal setiap hari. Lemak yang
lazim meliputi mentega, lemak hewan dan bagian berlemak dari daging. Minyak terutama
berasal dari tumbuhan, termasuk jagung biji kapas, zaitun, kacang dan biji
kedelai, meskipun lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair, keduanya
memiliki struktur dasar organik yang sama (Hart, 2003).
Perbedaan antara suatu minyak dan suatu lemak bersifat sebarang: pada
temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Komponen
minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki banyak asam lemak tak jenuh
sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah
berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak;karena
itu biasa terdengar ungkapan lemak hewani (lemak sapi, lemak babi) dan minyak
nabati (minyak jagung, minyak bunga matahari). (Fessenden,1999)
Lemak berkarakteristik sebagai
biomolekul organik yang tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat
diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti chloroform, eter, benzene, heksana,
aseton dan alcohol panas. Di masa lalu, lemak bukan merupakan subjek yang menarik
untuk riset biokimia. Karena kesukarannya dalam meneliti senyawa yang tidak
larut dalam air dan berfungsi sebagai cadangan energi dan komponen struktural
dari membran, lemak dianggap tidak memiliki peranan metabolik beragam seperti
yang dimiliki biomolekul lain, contohnya karbohidrat dan asam amino. Namun,
dewasa ini, riset lemak merupakan subjek yang paling menawan dari riset
biokimia, khususnya dalam penelitian molekular mengenai membran. Pernah diduga
sebagai struktur lembam (inert), dewasa ini membran dikenal secara fungsional
sebagai dinamik dan suatu pengertian molekular dari fungsi selularnya merupakan
kunci untuk menjelaskan berbagai komponen biologi yang penting, contohnya,
sistem transport aktif dan respon selular terhadap rangsang luar (Armstrong,
1995).
Jaringan bawah kulit di sekitar perut,
jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira
sekitar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira
sebesar 7,5-30% (Riawan, 1990).
Yang dimaksud dengan lemak disini ialah suatu ester asam lemak dengan
gliserol. Gliserol adalah suatu trihidoksi alcohol yang terdiri atas tiga atom
karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat
mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang
disebut monogliserida, digliserida atau trigliserida. Pada lemak, satu molekul
gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah:
(Supriyanti. 2006)
Minyak / lemak merupakan lipida yang banyak terdapat di alam. Minyak
merupakan senyawa turunan ester dari gliserol dan asam lemak. Struktur umumnya
adalah
R1,R2, R3 adalah gugus alkil mungkin
saja sama atau juga beda. Gugus alkil tersebut dibedakan sebagai gugus alkil
jenuh (tidak terdapat ikanatanrangkap) dan tidak jenuh (terdapat ikan rangkap)
(Hart, 2003).
Pada hakekatnya, asam lemak tidak jenuh
memiliki titik lebur yang lebih rendah dibandingkan asam lemak jenuh.
Contohnya, asam lemak jenuh C 18 (asam stearat) memiliki titih didih 70 oC;
suatu bentuk monoenoat (asam oleat) melebur pada 13 oC dan suatu bentuk dienoat
(asam linoleat) pada -5 oC. Triasilgliserol tumbuhan (minyak tumbuh-tumbuhan)
adalah cair pada suhu ruang, karena mereka memiliki proporsi asam lemak tidak
jenuh yang lebih besar daripada triasilgliserol hewan (contohnya, lemak babi),
yang padat atau semi-padat pada suhu yang sama. Perbedaan dalam kandungan asam
lemak tidak jenuh ini mendapat banyak perhatian, karena pengertian bahwa asupan
harian yang berlebihan dari asam lemah jenuh dan kolesterol berkaitan dengan
terjadinya penyakit jantung. Sebagai akibatnya, penasehat medis dan gizi
menyarankan suatu penurunan dari lemah hewan (dan kolesterol) dalam diet,
dengan proporsi yang lebih tinggi dari asupan lemak berupa triasilgliserol yang
tinggi dalam asam lemak polyunsaturated, yaitu asam lemak yang mengandung dua
atau lebih ikatan ganda). Asupan lemak yang lebih rendah juga merupakan kalori
dari suatu diet, karena atas dasar berat, lebih dari dua kali lipat kalori (energi)
didapat dari lemak daripada karbohidrat dan protein (Armstrong, 1995).
Molekul asam lemak memiliki daerah
hidrofobik dan daerah hidrofilik sekaligus. Dua sifat yang saling bertolak
belakang dalam satu molekul inilah yang umumnya mendasari berbagai fungsi
biologis lipid. Ekor hidrokarbon asam lemak cenderung saling berkumpul
sedemikian rupa sehingga hanya sedikit saja berhubungan dengan air..
Sebaliknya, gugus karboksilnya, karena bersifat polar, cenderung untuk
berhubungan dengan lingkungan sekitar yang terutama terdiri atas air (Gilvery
and Goldstein, 1996).
Lemak merupakan komponen utama dari
membrane sistem kehidupan, Dua tipe lemak yang dapat tersaponifikasi dalam
membrane memiliki suatu gugusan fosfat dalam strukturnya dan dengan demikian
disebut fosfolipid. Salah satu jenis memiliki gliserol sebagai senyawa induk
(fosfogliserida) dan yang lain memiliki sfingosin (sfingolipid). Dua komponen
lemak lain yang penting dari membrane adalah glikolipid yang mengandung
karbohidrat dan steroid kolesterol, yang disebut terakhir ini merupakan suatu
lemak non-saponifikasi yang berasal dari eukariotik yang ditemukan dalam
membrane seluler hewan (Armstrong, 1995).
Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida, atau trigliserida (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida, atau trigliserida (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
Pada umumnya, lemak apabila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan rasa
dan bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan
asam lemak bebas. Di samping itu, dapat pula terjadi proses oksidasi terhadap
asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan
rasa yang tidak enak. Oksidasi asam
lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan terbentuk
aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tidak enak atau
tengik. Kelembaban udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketengikan lemak (Poedjiadi dan
Supriyanti, 2009).
Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di
alam di alam. Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua
manusia. Pada tubuh manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar
adrenal bagian luar (adrenal cortex), dan jaringan syaraf. Mula-mula kolesterol
diisolasi dari batu empedu karena kolesterol ini merupakan komponen utama batu
empedu tersebut. Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter,
kloroform, benzena, dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi
tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau, serta mempunyai titik lebur 150-151oC. Endapan
kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah karena dinding pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal ini
mengakibatkan juga berkurangnya elastisitas pembuluh darah. Dengan demikian,
maka aliran darah akan terganggu (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
III.1
Alat dan Bahan
1. Uji Kelaruitan Lipid
Adapun alat yang digunakan dalam
percobaan uji kelarutan lipid adalah tabung reaksi, pipet tetes, gegep, pipet
ukur, dan rak tabung.
Adapun bahan yang digunakan dalam
percobaan uji kelarutan lipid adalah minyak kelapa, alcohol 96%, kloroform,
eter, air suling, dan larutan Na2CO3 0.5%.
2.
Uji
Pembentukan Emulsi
Adapun alat yang digunakan dalam
percobaan uji pembentukan emulsi adalah tabung reaksi, pipet ukur, gegep, dan
rak tabung.
Adapun bahan yang digunakan dalam
percobaan uji pembentukan emulsi adalah minyak kelapa, larutan Na2CO3
0,5%, larutan sabun, larutan protein 2%, larutan empedu encer.
3.
Uji
Keasaman Minyak
Adapun alat yang digunakan dalam
percobaan uji keasaman minyak adalah porselin tetes, pipet tetes.
Adapun bahan yang digunakan dalam
percobaan uji keasaman minyak adalah minyak kelapa, minyak kelapa tengik,
kertas lakmus merah atau biru.
4.
Uji
penyabunan minyak
Adapun alat yang digunakan dalam
percobaan uji penyabunan minyak adalah tabung reaksi, alat pemanas, neraca
analitis, Erlenmeyer, dan gegep.
Adapun bahan yang digunakan dalam
percobaan uji penyabunan minyak adalah minyak kelapa, alcohol 95%, NaOH,
larutan deterjen, asam asetat encer (5M), larutan CaCl2 5%, larutan
MgSO4 5%, larutan Pb-aseatat 5%.
5.
Uji
kolesterol
Adapun alat yang digunakan dalam
percobaan uji kolesterol adalah tabung reaksi,pipet ukur, pipet tetes.
Adapun bahan yang digunakan dalam
percobaan uji kolesterol adalah kolesterol 0,5% dalam kloroform, minyak kelapa,
minyak ikan, asam asetat anhidrid, kloroform, H2SO4
pekat.
6.
Uji
Kristal Kolesterol
Adapun alat yang digunakan dalam
percobaan uji Kristal kolesterol adalah mikroskop, gelas objek, gelas preparat,
dan pipet tetes.
Adapun bahan yang digunakan dalam
percobaan uji Kristal kolesterol adalah
kolesterol dan alcohol.
7. Uji Sifat Ketidak Jenuhan Minyak
Alat yang digunakan tabung reaksi, pipet tetes, sikat tabung,
kertas label, penjepit tabung, pipet ukur, dan rak tabung.
Bahan yang digunakan minyak kelapa, margarim/lemak padat,
klorofrom, air brom, tissu roll, dan sunlight.
III.
2 Prosedur Percobaan
1. Uji kelarutan lipid
Adapun prosedur kerja dari
percobaan uji kelarutan lipid :
1. Disiapkan
5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut diisilah dengan air
suling, alcohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3
0,5% sebanyak 1 ml.
2. Ditambahkan
pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa
3. Dikocok
sampai homogen, lalu dibiarkan sampai beberapa saat
4. Diamati
sifat kelarutannya
2. Uji Pembentukan Emulsi
Adapun
prosedur kerja dari pecobaan uji pembentukan emulsi :
1. Disiapkan
5 tabung reaksi yang bersih dan kering
2. Tabung
1 diisi 2 ml air dan 2 tetes minyak kelapa
3. Tabung
2 diisi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa, dan 2 tetes Na2CO3
0,5%
4. Tabung
3 diisi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa
5. Tabung
4 diisi 2 ml larutan protein 2 % dan 2 tetes minyak kelapa
6. Tabung
5 diisi 2 ml larutan empedu
7. Dikocoklah
setiap tabung dengan kuat, lalu dibiarkan beberapa saat
8. Diamati
terjadinya pembentukan emulsi
3. Uji Keasaman Minyak
Adapun
prosedur kerja dari percobaan keasaman minyak :
1. Diteteskan
sedikit minyak kelapa pada porselin tetes
2. Diujilah
dengan kertas lakmus
3. Diamatilah
perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
4. Diulangi
percobaan dengan menggunakan minyak kelapa tengik
4. Uji Penyabunan Minyak
Adapun
prosedur kerja dari percobaan uji penyabunan minyak :
a.
Hidrolisis Minyak Kelapa (Saponifikasi)
1. Dimasukkan
2 tetes minyak kelapa ke dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan
1,5 gram NaOH dan 25 ml alcohol 95%
3. Dipanaskan
sampai mendidih selama 15 menit
4. Untuk
mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna, diambillah 3 tetes larutan,
kemudian dilarutkan dalam air. Bila larut, maka reaksi telah sempurna
5. Setelah
sempurna. Diuapkan alcohol yang tersisa sampai habis
6. Didinginkan,
lalu ditambahkan 75ml air dan dipanaskan sampai semua sabun larut.
b. Uji Sifat-Sifat Sabun
(Saponifikasi)
1. Diambil
6 ml larutan sabun dengan pipet ukur, lalu dinetralkan dengan asam asetat encer
2. Larutan
sabun yang telah netral dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
3. Ke
dalam tabung 1,2, dan 3 berturut-turut ditambahkan CaCl3 5%, MgSO4
5%, dan Pb-asetat 5% sebanyak 5 ml. lalu dikocok dengan kuat
4. Diamati
dan dicatat perubahan warna yang terjadi
5. Diulangi
percobaan menggunakan deterjen, lalu dibandingkan hasilnya
5. Uji Kolesterol
Adapun prosedur kerja
dari percobaan uji kolesterol :
1. Disiapkan
3 tabung reaksi yang bersih dan kering. Disilah tabung pertama dengan 1 ml
minyak kelapa, tabung kedua dengan 5 tetes minyak ikan, dan tabung ketiga
dengan 5 tetes kolesterol 0,5%
2. Pada
setiap tabung ditambahkan kloroform sebanyak 2 ml
3. Ditambahkan
10 tetes asam asetat anhidrid
4. Melalui
dinding tabung, ditambahkan 2-3 tetes asam sulfat pekat
5. Dikocok
hati-hati dan didiamkan beberapa detik
6. Diamati
perubahan yang terjadi
6. Uji Kristal Kolesterol
Adapun
prosedur kerja dari percobaan uji Kristal kolesterol :
1. Dilarutkan
sedikit kolesterol dalam alcohol panas pada gelas objek
2. Diambil
setetes larutan kolesterol dan teteskan pada gelas preparat
3. Dibiarkan
sampai semua alkoholnya menguap
4. Diperiksa
Kristal kolesterol di bawah mikroskop
7. Uji Ketidakjenuhan Minyak
Adapun prosedur kerja dari uji ketidakjenuhan minyak
:
1.
Ditambahkan 2
tetes minyak kelapa kedalam tabung reaksi
2.
Ditambahkan 2
ml klorofrom
3.
Ditambahkan
setetes demi setetes air brom sambil dikocok hingga warna air brom (merah)
tidak berubah
4.
Dihitung jumlah
tetesan
5.
Diulangi percobaan
dengan menggunakan margarin
6.
Dibandingkan
jumlah tetesan
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1.
Hasil Pengamatan
IV.1.1 Tabel Pengamatan
1.
Uji
Kelarutan Lipid
Hasil
|
Tabung 1
Aquades
|
Tabung 2
Alohol 96 %
|
Tabung 3
Eter
|
Tabung 4
Kloroform
|
Tabung 5
Na2CO3
|
Larut/
tidak larut/ terbentuk emulsi
|
Tidak
larut dan tidak terbentuk emulsi
|
Tidak
larut sempurna dan emulsi tidak stabil
|
Larut
sempurna dan emulsi stabil
|
Larut
sempurna dan emulsi stabil
|
Tidak
larut sempurna dan emulsi stabil
|
2.
Uji
Pembentukan Emulsi
Bahan
|
Tabun 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Tabung 4
|
Tabun-g 5
|
|
Air
Minyak
kelapa
Na2CO3
0,5 %
Larutan
sabun
Larutan
protein
Larutan
empedu
|
3
ml
3
tetes
-
-
-
-
|
3
ml
3
tetes
3
tetes
-
-
-
|
3
ml
3
tetes
-
3
tetes
-
-
|
-
3
tetes
-
-
3
ml
-
|
-
3
tetes
-
-
-
3
ml
|
|
Kocok tabung sampai homogen, biarkan
beberapa saat
|
||||||
Hasil:
terbentuk
emulsi stabil/ tidak stabil
|
Tidak
stabil
|
Stabil
|
stabil
|
Tidak
stabil
|
Stabil
|
|
3.
Uji
Keasaman Minyak
No
|
Zat Uji
|
Perubahan Warna
|
Sifat Asam Basa
|
|
Lakmus merah
|
Lakmus biru
|
|||
1
2
|
Minyak kelapa baru
Minyak kelapa bekas
|
Merah
Merah
|
Biru
Biru
|
Netral
Netral
|
4.
Uji
Sifat Ketidakjenuhan Minyak
Bahan
|
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Minyak
kelapa
Margarin
Kloroform
|
3 tetes
-
3
ml
|
-
Seujung
spatel
3
ml
|
Hasil:
jumlah tetes air brom
|
5
tetes
|
>5 tetes
|
5.
Uji
Penyabunan Minyak
Bahan
|
Tabung
1
|
Tabung
2
|
Tabung
3
|
|||
Larutan
sabun
Larutan
CaCl2 5 %
Larutan
MgSO4 5 %
Larutan
Pb asetat 5 %
|
2 ml
5 ml
-
-
|
2 ml
-
5 ml
-
|
2 ml
-
-
5 ml
|
|||
Kocok tabung dengan kuat
|
||||||
Hasil:
ada
endapan/ tidak ada
|
+2
|
-1
|
+3
|
|||
Bahan
|
Tabung
1
|
Tabung
2
|
Tabung
3
|
Larutan detergen
Larutan CaCl2 5 %
Larutan
MgSO4 5 %
Larutan Pb asetat 5 %
|
1 ml
-
|
-
-
5 ml
|
-
-
5 tetes
|
Kocok tabung dengan kuat
|
|||
Hasil:
ada endapan / tidak ada
|
+1
|
-
|
+2
|
6.
Uji
kolestrol
Bahan
|
Tabung
1
|
Tabung
2
|
Tabung
3
|
Minyak kelapa
Minyak ikan
Kolestrol 0,5 % dalam kloroform
|
1 ml
-
|
-
-
5 ml
|
-
-
5 tetes
|
Kocok dengan Lieberman Burchard
|
|||
Hasil:
terbentuk warna merah, kemudan biru dan hijau (+/-)
|
Tidak terjadi perubahan warna/ (+)
mengandung kolestrol
|
Hijau kemerahan (+) mengandung
kolestrol
|
Berwarna merah (+) kolestrolnya
tinggi.
|
7.
Uji
Kristal kolestrol
Zat
Uji
|
Pengamatan
Kristal
|
Kolestrol dalam alkohol
|
IV.1.2
Reaksi
1.
Uji
Kelarutan Lipid
O
CH2 CO ( CH2 ) 6 ( H3 + 3Na OCI CH ONa 3CH2
(CH3 ) 6 O O C HNCI O
CH2 ONa
CH2 OH
CH2
– O .........
CH2
– O ......... + 3H2O
CH2
– O .........
2.
Uji
Pembentukan Emulsi
CH2 OH CH3 OH
O
CH
O C R2 CH3 OH
O O
CH2 O
C R3 CH3 O
C R3
Digusarida
monoglisarida
3.
Uji
Keasaman Minyak
O
CH2 O C
R CH2
OH O
CH O C R
panas,air CH2 OH +
R O H
Keasaman enzim
CH2 O C
R CH2 OH ALB
Minyak Gliserol
4.
Uji
Penyabunan Minyak
5.
Uji
Kolesterol
Kolestelor
oleate + H2O CHET
Kolesterol + fatty
acids
Kolesterol
+ O2 CHOX cholest – 4en – 30 one + H2O2
6. Uji Kristal Kolesterol
Kolestelor
oleate + H2O CHET
Kolesterol + fatty acids
Kolesterol
+ O2 CHOX cholest – 4en – 30 one + H2O
7. Uji Kristal Kolesterol
IV.2
Pembahasaan
1.
Uji
Kelarutan Lipid
Percobaan ini dilakukan
untuk mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu. Pada larutan organic
seperti eter dan kloroform dapat larut dalam minyak kelapa dan emulsi stabil.
Hal ini disebabkan karena eter dan kloroform merupakan pelarut non polar
sehingga minyak kelapa dapat larut sempurna. Pada larutan Na2Co3
0,5%, minyak kelapa tidak larut sempurna dan tidak terbentuk
emulsi yang stabil. Hal ini sangat berrtolak belakang dengan teori karena
terdapat kesalahan pada praktikan atau alat yang digunakan tidak steril.
Dalam teori dijelaskan bahwa soda
merupakan asam lemak bebas yang akan membentuk sabun, dimana sabun mempunyai
daya aktif permukaan, yang akan menyabarkan minyak sehingga minyak tersebar
selurunya. Sedangkan pada air suling, minyak tidak larut didalamnya. Hal ini
disebabkan karena minyak dalam air tidak larut, karena minyak merupakan senyawa
non polar sedangkan air merupakan senyawa polar sehingga jika dibiarkan maka
kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan.
2.
Uji
Pembentukan Emulsi
Pada
percobaan uji pembentukan emulsi, tabung pertama diisi dengan 3 ml air dan 3 tetes minyak kelapa. Setelah
dikocok dan didiamkan beberapa saat, terbentuk emulsi tidak stabil. Pada tabung
kedua diisi dengan 3 ml air, 2 tetes minyak kelapa dan 3 tetes Na2CO3,
Pada saat dikocok larutan ini terlihat keruh dan menghasilkan busa. Hal ini di
sebabkan karena asam lemak yang bebas bereaksi dengan soda membentuk sabun dan
sabun merupakan emulsifier. Dalam hal ini terbentuk emulsi stabil. Pada tabung
ketiga, diisi dengan 2 ml air, 3 tetes minyak kelapa, dan 3 tetes larutan
sabun. Antara minyak dan larutan sabun membentuk emulsi lebih stabil dari
larutan yang kedua. Lalu pada tabung
empat diisi dengan 3 tetes minyak kelapa dan 3 ml larutan protein.
Antara minyak dan larutan protein terjadi emulsi yang tidak stabil. Dan pada
tabung kelima berisi 2 tetes minyak kelapa, dan 3 ml larutan empedu. Antara
minyak dan larutan empedu encer terjadi emulsi yang stabil seperti pada tabung
ketiga. Hal ini tejadi karena larutan empedu dan sabun berperan sebagai emulsifier.
3. Uji Keasaman Minyak
Percobaan
ini dilakukan untuk mengetahui sifat asam basa minyak kelapa. Pada minyak
kelapa dihasilkan sifat netral, hal ini disebabkan karena minyak kelapa (minyak
murni) tidak mengalami hidrolisis dan oksidasi sehingga warna lakmus merah
tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru yang menandakan
sifat netral dari minyak kelapa. Sedangkan pada minyak rusak, dihasilkan sifat
netral. Bersifat netral karena minyak tengik yang digunakan dalam percobaan ini
masih bisa digunakan dalam artian masih bagus dan belum terhidrolisis oleh
asam.
4.
Uji Sifat Ketidakjenuhan Minyak
Pada percobaan uji sifat
ketidakjenuhan minyak, 3 tetes minyak
kelapa dan 2 ml kloroform dimasukkan ke
dalam tabung reaksi pertama dan pada tabung kedua diisi
dengan seujung spitel margarine dan 3 ml kloroform. Kemudian diteteskan sedikit
demi sedikit air brom lalu dikocok sampai warna air brom (merah) tidak berubah.
Lalu dihitung jumlah tetes dan bandingkan jumlah tetesan antara kedua tabung.
Pada tabung pertama menghasilkan 5 tetes yang tidak jenuh dan pada keadaan
tidak jenuh dapat menghilangkan air brom karena adisi brom pada satu ikatan rangkap.
Sedangkan pada tabung kedua menghasilkan
>5 tetes dan pada margarin asam jenuhnya tidak dapat menghilangkan air brom
karena adisi brom pada satu ikatan atau lebih ikatan rangkap. Sehingga minyak
lebih tinggi ketidak jenuhannya dibandingkan dengan margarin.
5. Uji Penyabunan Minyak
Sabun
adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemak dengan alkali.
Asam lemak ini terdapat di dalam minyak nabati dan lemak hewan. Reaksi dari
minyak nabati dan lemak hewan dengan alkali disebut dengan reaksi saponifikasi.
Selain berasal dari minyak atau lemak, sabun juga dibuat dari minyak bumi dan
gas alam maupun langsung dari tanaman. Secara teoritis semua minyak atau lemak
dapat digunakan untuk membuat sabun. Sifat-sifat sabun yaitu sabun bersifat
basa, sabun menghasilkan buih atau busa, sabun mempunyai sifat membersihkan,
Lemak dan minyak dapat terhidrolisis menghasilkan asam lemak dan gliserol,
proses hidrolisis minyak oleh alkali akan terbentuk penyabunan atau
saponifikasi. Semakin banyak endapan yang terbentuk, maka semakin tinggi nomor
atomnya.
Pada uji sifat-sifat sabun
digunakan 3 bahan uji, yaitu larutan CaCl2 5%, larutan MgSO4,
dan larutan Pb-asetat 5%. Pada larutan sanlaig yang ditambahkan larutan CaCl2
5%, terbentuk endapan dalam jumlah yang sedang. Pada larutan sanlaig yang
ditambahkan larutan MgSO4 5%, terbentuk endapan dalam jumlah
sedikit. Sedangkan pada larutan sanlaig yang ditambahkan Pb-asetat 5%,
terbentuk endapan dalam jumlah yang banyak. Jumlah endapan yang terbentuk
menandakan jumlah air sadah yang terdapat dalam larutan. Semakin banyak
endapan, maka semakin tinggi kesadahannya. Air sadah yaitu air yang mengandung
mineral yang tinggi. Air sadah mengandung ion Ca2+ dan Mg2+. Air sadah
menyebabkan sabun dan detergen sukar berbuih dan timbulnya sejenis karang dan
kerak. Sabun dan detergensukar berbuih karena ion Ca2+ dan Mg2+ mengendapkan
sabun dan detergen.
6. Uji Kolesterol
Percobaan
ini dilakukan untuk mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan
secara kualitatif. Kolesterol hanya terdapat pada manusia dan hewan, sedangkan
pada tumbuhan tidak terdapat kolesterol. Kolesterol yang terdapat dalam tubuh
manusia yaitu dalam bentuk lemak yang sangat diperlukan oleh otak. Untuk
mengetahui adanya kolesterol, dapat dilakukan uji kolesterol menggunakan reaksi
warna. Salah satu diantaranya ialah reaksi Lieberman Burchard. Hasil positif didapatkan pada minyak
kelapa yang tidak terjadi perubahan warna pada minyak kelapa. Sedangkan pada
minyak ikan dan kolesterol 0,5% dalam kloroform terjadi perubahan warna menjadi
warna hijau kemerahan dan merah pada kloroform yang menandakan hasil positif
dan sesuai dengan reaksi Lieberman Burchard.
Dimana, uji positif bila reaksi menunjukkan warna yang berubah dari merah,
kemudian biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi sebanding dengan konsentrasi
kolesterol dalam bahan.
7. Uji Kristal Kolesterol
Percobaan
ini dilakukan untuk mengetahui bentuk kristal dari kolesterol. Pada tubuh
manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenalin bagian
luar (adrenal cortex), dan jaringan
syaraf. Jika kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi, maka akan mengendap
membentuk Kristal. Endapan kolesterol dapat menyebabkan penyempitan pembuluh
darah (arteriosclerosis) karena dindingnya menjadi tebal. Hasil pengamatan
kristal yang diamati yaitu terbentuknya kristal seperti pecahan kaca, sedangkan
hasil Kristal kolesterol yang didapatkan dari internet juga seperti pecahan
kaca.
BAB
V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini :
1. Lemak
tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alcohol, dan larut sempurna
pada pelarut nonpolar seperti eter dan kloroform.
2.
Emulsi pada
minyak terbentuk jika terdapat zat pengemulsi atau emulsifier sebagai pada
larutan
3.
Minyak murni
bersifat netral sedangkan minyak tengik bersifat asam yang dibuktikan dengan
kertas lakmus.
4.
Hidrolisis minyak
oleh alkali diketahui dengan terbentuknya endapan dan perubahan warna menjadi
kuning. Kesadahan minyak diketahui dengan terbentuknya busa dan endapan
5.
Sterol dalam
suatu bahan dapat diketahui dengan perubahan warna merah menjadi hijau tua.
6.
Kolesterol
dalam alkohol terdapat suatu bentuk keristal yang didalamnya terdapat
macam-macam keristal yang sempurna.
7.
Minyak lebih
tinggi ketidakjenuhannya dibandingkan dengan margarine
V.2
Saran
1.
Untuk
Dosen
Semoga jam mengajarnya bisa di
tambahkan.
2.
Untuk
Asisten
Membagi tanggung jawab materi kepada tiap-tiap praktikan
merupakan ide yang menawan. Namun, baiknya pada saat praktikan memaparkan hasil
praktiknya kepada teman-teman kelompoknya, mereka (kami) di tempatkan pada
ruangan yang cukup tenang (jika bisa), atau mebuat sebuah diskusi panel
kemudian perwakilan dari masing-masing kelompok memaparkan di depan forum.
Sehingga proses transfer ilmu dapat berlangsung lebih efektif.
3.
Untuk
Laboratorium
Kelengkapan bahan saat praktik sangat di
butuhkan guna mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan permintaan dari
penuntun.
4.
Untuk
Kegiatan Praktikum
Ada baiknya ketika pengambilan bahan untuk praktikum,
cukup, satu atau dua orang saja, guna menghindari ada bahan yang tumpah.
DAFTAR
PUSTAKA
Armstrong,
Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC: Jakarta
Fessenden,Ralph J.1999.Kimia Organik jilid 2 edisi ke-3. Erlangga:Jakarta
Gilvery,
Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3. Airlangga
University Press: Surabaya
Hart, Harold. (2003) Kimia
Organik Suatau Kulaih Singkat. Erlangga: Jakarta
Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin
Supriyanti.(2005). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas
Indonesia-Press
Riawan,
S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta
Saifuddin,
Sirajuddin. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar. Laboratorium Terpadu
Kesehatan Masyarakat Regional Indonesia Timur. Universitas Hasanuddin.
Santoso, Anwar. 2008. Rumus Lengkap
Kimia SMA. Jakarta : PT. Wahyu Media.
LAMPIRAN
1.
Laporan
Sementara
2.
Gambar
Prosedur Kerja
1. Uji Kelarutan Lipid
2.
Uji Pembentukan Emulsi
3. Uji Keasaman Minyak
4. U ji Ketidak
Jenuhan Minyak
5.
Uji Penyabunan Minyak
6. Uji Kolesterol
7.
Uji Kristal Kolesterol
3.
Jawaban Dari
Penuntun
1.
Uji
Kelarutan lipid
1. Dalam
ilmu kimia, untuk mengetahui kelarutan zat dalam pelarut tertentu, dikenal
istilah like dissoloves like.
Jelaskan maksud istilah tersebut!
Jawab:
"Like dissolves like", maksudnya adalah suatu zat akan
terlarut sempurna di dalam pelarutnya jika keduanya memiliki kepolaran yang
sama. Meski terdengar menjadi agak terlalu disederhanakan, karena mengabaikan
bentuk interaksi pelarut-terlarut lainnya, pernyataan tersebut cukup bisa
dijadikan sebagai pegangan untuk memprediksi kelarutan.
2. Jelaskan
mengapa minyak sedikit larut dalam alcohol, tetapi larut sempurna dalam pelarut
seperti eter dan kloroform!
Jawab: karena eter dan
kloroform tergolong pelarut non polar, dimana minyak hanya dapat larut sempurna
dalam pelarut non polar.
2.
Uji
Pembentukan Emulsi
1. Pada
nomor tabung berapa diperoleh bentuk emulsi yang stabil? Mengapa!
Jawab:
pada tabung nomor 3, karena larutan sabun merupakan salah satu bahan emulsifier
yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan sehingga
terbentuk emulsi yang stabil.
2.
Berdasarkan jenisnya, emulsi dapat
dibedakan menjadi dua. Sebutkan apa saja dan bagaimana cara membedakannya!
Jawab:
·
Emulsi minyak dalam air (O/W), adalah
emulsi dimana bahan pengemulsinya mudah larut dalam air sehingga dikatakan
sebagai fase eksternal.
·
Emulsi air dalam minyak (W/O), adalah
emulsi dimana bahan pengemulsinya mudah larut dalam minyak.
3.
Sebutkan salah satu kegunaan emulsi!
Jawab:
sebagai suspense metastabil suatu cairan dalam cairan lain sehingga menurunkan
tegangan permukaan antara kedua fase cairan dan dapat saling melarutkan.
3. Uji Keasaman Minyak
1.
Apa pengaruh bagi kesehatan, bila sering
mengkonsumsi makanan dari hasil penggorengan minyak yang sudah tengik atau
berulang-ulang digunakan? Carilah literature atau hasil penelitian yang
mengandung alasan tersebut.
Jawab: Minyak yang telah digunakan untuk menggoreng akan mengalami
peruraian molekul-molekul, sehingga titik asapnya turun. Bila minyak digunakan
berulang kali, semakin cepat terbentuk akrolein. Yang membuat batuk orang yang
memakan hasil gorengannya. Jelantah juga mudah mengalami reaksi oksidasi
sehingga jika disimpan cepat berbau tengik.
Selain itu, minyak jelantah juga disukai jamur aflatoksin sebagai
tempat berkembang biak. Jamur ini menghasilkan racun aflatoksin yang
menyebabkan berbagai penyakit, terutama hati/liver. Minyak Jelantah merupakan
limbah dan bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung
senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker). Jadi, jelas bahwa
pemakaian minyak jelantah dapat merusak kesehatan manusia. Menimbulkan penyakit
kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya.
4. Uji Sifat
Ketidakjenuhan Minyak
Pada percobaan, manakah yang membutuhkan air brom lebih banyak , minyak
atau margarine? Mengapa?
Jawab: Margarine
5. Uji Penyabunan
Minyak
1.
Salah satu sifat sabun adalah mempunyai
kemampuan untuk mengemulsikan kotoran berminyak. Mengapa ?
Jawab:
karena sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau
lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat
hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Sifat inilah yang menyebabkan
sabun mempunyai kemampuan untuk mengemulsikan kotoran berminyak.
2.
Jelaskan apa yang dimaksud air sadah dan
sebutkan macamnya!
Jawab:
Air sadah adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, berdasarkan jenis
anion yang mengikat kation terbagi atas 2, yaitu:
a.
Air sadah sementara
b.
Air sadah tetap
3.
Bagaimana pengaruh penambahan air sadah
terhadap larutan sabun dan detergen. Jelaskan ?
Jawab:
Air sadah pada larutan sabun dan detergen, tidak menghasilkan busa yang banyak
ataupun sedikit busa.
4.
Tuliskan reaksi penambahan air sadah
dengan larutan sabun!
Jawab:
6. Uji Kolesterol
1. Apakah
reaksi Lieberman-Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolesterol secara
kuantitatif? Jelaskan pendapat anda!
Jawab:
Tidak bisa, karena pada reaksi Lieberman-Burchard digunakan hanya untuk
mengetahui sterol dan olesterol dengan menggunakan reaksi warna tanpa dilakukan
perhitungan kadar kolesterol dalam suatu bahan.
2. Sebutkan
jenis uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya kolesterol!
Jawab: Uji Salkowski
3. Sebutkan
komposisi bahan pereaksinya!
Jawab: Kloroform dan H2SO4
pekat
4. Tuliskan
cara kerjanya secara singkat!
Jawab: -
Disiapkan 3 mL tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung pertama
diisi dengan 1 mL minyak kelapa, tabung kedua dengan 5 tetes minyak ikan, dan
tabung ketiga dengan 5 tetes kolesterol 0,5%.
-
Pada setiap tabung, ditambahkan
kloroform sebanyak 2 mL.
-
Ditambahkan pula 10 tetes asam asetat
anhidrid.
-
Melalui dinding tabung, ditambahkan 2-3
tetes H2SO4 pekat.
-
Dikocok hati-hati dan diamkan beberapa
detik.
-
Diamati perubahan yang terjadi.
7.
Uji Kristal Kolesterol
1. Sebutkan
sumber makanan yang banyak mengandung kolesterol!
Jawab:
Ikan, telur, susu, keju, jeroan dll.
2. Jelaskan
mengapa tingginya kolesterol di dalam darah sangat berbahaya bagi kesehatan!
Jawab:
jika kadar kolesterol didalam darah terlalu tinggi, maka akan mengendap
membentuk Kristal. Endapan kolesterol dapat menyebabkan pembuluh darah (arteriosclerosis) karena dindingnya
menjadi tebal. Akibatnya, elastisitas pembuluh darah menjadi berkurang,
sehingga aliran darah terganggu.
3. Dimanakah
kolesterol disintesis dalam tubuh
Jawab:
kolesterol dapat disintesis sendiri didalam tubuh dibagian hati, korteks,
adrenal, kulit, testis, lambung, otot, jaringan adipose dan otak.
4. Tuliskan
struktur kimia kolesterol!
Jawab: O
H
N
O
NH
N N O
H H
4.
Sampul Buku
Halo, salam kenal.. kalau boleh tau bagaimana cara biar blognya gk bisa di copas??? hehe thanks
BalasHapusAlhamdulillah blognya membantu banget
BalasHapus