Selasa, 13 Januari 2015

BIOKIMIA Part LIPID


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
        Lipid adalah segolongan senyawa organic yang terdapat di alam dan mempunyai sifat-sifat:
1.      Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut-pelarut lemak seperti eter, kloroform, alcohol panas, dan benzene.
2.      Berhubungan erat dengan asam lemak.
3.      Dapat digunakan oleh organism hidup.
       Lipid dapat diekstraksi dari jaringan binatang maupun tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan pelarut lemak. Hasil ekstraksi merupakan campuran yang kompleks, mengandung di antaranya triasgliserol, fosfolipid, glikolipid, bermacam-macam sterol dan senyawan-senyawa lain yang terbentuk sebgai hasil hidrolisis zat-zat tersebut di atas triasigliserol, kolesterol, dan ester kolesterol dinamakan juga lipid netral karena tidak bermuatan. Senyawa lipid tidak memiliki rumus empiris tertentu atau struktur serupa, tetapi terdiri atas beberapa golongan. Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid mempunyai sifat yang larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic non-polar seperti eter, kloroform, aseton, dan benzene. Berdasarkan sifat demikian, lipid dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari jaringan hewan atau tumbuhan menggunakan eter atau pelarut non-polar lainnya. (Dr.Saifuddin, 2013)
       Lipid merupakan komponen penting dalam membrane sel, termasuk diantanya fosfolipid, glikolipid, dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Fosfolipid memiliki banyak kerangka gliserol (fosfogliserida) atau sfingosina (sfingomylin). Serebrosida mengandung glukosa dan galaktosa dan dengan kerangka sfingosina termasuk dalam glikolipid. Kolesterol merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis tubuh. Steroid tersebut adalah hormon-hormon yang penting seperti hormone korteks adrenal serta hormon seks, vitamin D, dan asam empedu. (Dr.Saifuddin, 2013)
       Lemak dan minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok lipid, yaitu sebagai komponen makanan utama bagi organisme hidup. Lemak dan minyak penting bagi manusia karena adanya asam-asam lemak esensial yang terkandung di dalamnya. Fungsinya dapat melarutkan vitamin A, D, E dan K yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kemudian, lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efisien dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 Kkal, sedangkan karbohidratn dan protein hanya menghasilkan 4 Kkal setiap gram. (Dr. Saifuddin, 2013)
        Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organic yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid. (Poedjiadi, 1994)

1.2 Tujuan Percobaan
I.2.1 Tujuan Umum
    Adapun tujuan umum dari percobaan ini adalah :
1. Mengetahui beberapa sifat fsikokimia dari lipid
2. Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi sifat  
    minyak
3. Mengetahui pembentukan emulsi pada lipid
4. Mengidentifikasi adanya sterol pada suatu bahan







I.2.2 Tujuan Khusus
    Adapun tujuan khusus dari percobaan ini adalah :
1.Uji kelarutan lipid                                    : Mengetahui kelarutan lipid                                                                    pada pelarut tertentu
2.Uji pembentukan emulsi              : Mengetahui terjadinya                                                                           pembentukan emulsi  dari                                                                               minyak
3.Uji keasaman minyak                              : Mengetahui sifat asam basa                                                                   minyak kelapa
4.Uji penyabunan minyak                           : Mengetahui terjadinya                                                                           hidrolisis pada minyak oleh                                                                            alkali
5.Uji kolesterol                                           : Mengetahui adanya sterol                                                                      (kolesterol) dalam suatu                                                                                  bahan secara kualitatif
6.Uji Kristal kolesterol                               : Mengetahui bentuk Kristal                                                                    dari kolesterol
7.Uji Sifat Ketidakjenuhan Minyak           : Mengetahui sifat ketidak                                                                       jenuhan minyak.         

I. 3 Prinsip Percobaan
1. Uji Kelarutan Lipid
       Lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alcohol dan larut sempurna dalam pelarut organic seperti eter, kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda (Na2CO3) akan membemtuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya.
2. Uji Pembentukan Emulsi
       Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan dalam cairan lain dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil, diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, gom, sabun, atau garam empedu. Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dan diadsorpsi melapisi butir-butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lain.

3. Uji Keasaman Minyak
            Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak yang sudah tengik bersifat asam. Hal ini disebabkan minyak mengalami hidrolisis dan oksidasi menghasilkan, aldehida, keton dan asam-asam lemak bebas. Proses ketengikan pada lemak atau minyak dapat dipercepat oleh adanya cahaya, kelembaban, pemanasan, aksi mikroba, dan katalis logam tertentu, seperti Fe, Ni, atau Mn. Sebaliknya, zat-zat yang dapat menghambat terjadinya proses ketengikan disebut antioksidan, misalnya : tokoferol (vitamin E), asam askorbat (vitamin C), polifenol, hidroquinon, dan flavonoid.

4. Uji Penyabunan Minyak
            Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan asam lemak dan gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja biasa dilakukan dengan penambahan basa kuat, seperti NaOH atau KOH, melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau saponifikasi.


5. Uji Kolesterol
            Untuk mengetahui adanya sterol dan kolesterol, dapat dilakukan uji kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah satu diantaranya adalah reaksi Lieberman burchard. Uji ini positif bila reaksi menunjukkan warna yang berubah dari merah, kemudian biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam bahan.

6. Uji Kristal Kolesterol
            Kolesterol terdapat pada hamper semua sel hewan dan manusia. Pada tubuh manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenalin bagian luar (adrenal cortex), dan jaringan saraf. Jika kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi, maka akan membentuk kristal. Endapan kolesterol dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah (arteriosclerosis) karena dindingnya menjadi tebal. Akibatnya, elastisitas pembuluh darah menjadi berkurang, sehingga aliran darah terganggu. Kolesterol dalam serum tidak terbatas bebas, melainkan berkonjugasi sebagai lipoproteida, yaitu pembentuk protein yang terdiri atas 25% kolesterol dan 75% ester asam lemak tidak jenuh.

7. Uji Sifat Ketidakjenuhan Minyak
       Minyak murni umumnya bersifat netral, sedangkan minyak yang sudah tengik bersifat asam. Pada minyak, titik cairnya bergantung pada jenis asam penyusunannya, jenuh atau tidak jenuh. Asam lemak jenuh mempunyai titik cair lebih tinggi daripada asam lemak tidak jenuh. Dan pada asam lemak tak jenuh mempunyai dua atau lebih ikatan kembar (ikatan tak jenuh).





I. 4 Manfaat Percobaan
    Adapun manfaat percobaan ini yaitu :
1.   Untuk mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu
2.   Untuk mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak
3.   Untuk mengetahui sifat asam basa minyak kelapa
4.   Untuk mengetahui terjadinya hidrolisis pada minyak oleh alkali
5.   Untuk mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan secara kualitatif
6.   Untuk mengetahui bentuk Kristal dari kolesterol
7.   Untuk mengetahui sifat ketidakjenuhan minyak





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

       Senyawa satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud adalah (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009):
1.      Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya eter, aseton, kloroform, benzena, yang sering juga disebut “pelarut lemak”.
2.      Ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya.
3.      Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup.
Lipid (dari kata yunani Lipos. Lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau hewan yang dicirikan oleh sifat kelarutannya. lipid tidak bisa larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lemak/ minyak ialah trigliserida, yaitu trimester dari dliserol.  Asam lemak ialah asam  yang diperoleh dari proses penyabunan lemak/ minyak (Hart, 2003).
       Lilin merupakan asam lemak dengan monohidraksi alkohol yang mempunyai rantai karbon dengan panjang antara 14 sampai 34 atom karbon. Lilin sukar diuraikan oleh enzim sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan pangan (Santoso, 2008).
       Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar, yakni: (1) lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes); (2) lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid, serebrosida; (3) derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan
oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol. Di samping itu, berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan yang besar, yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
       Lemak dan minyak merupakan senyawa ester dari gliserol yang disebut juga trigliserida atau triagliserol (Santoso, 2008).
       Minyak dan lemak merupakan hal yang kita kenal setiap hari. Lemak yang lazim meliputi mentega, lemak hewan dan bagian berlemak dari daging. Minyak terutama berasal dari tumbuhan, termasuk jagung biji kapas, zaitun, kacang dan biji kedelai, meskipun lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair, keduanya memiliki struktur dasar organik yang sama (Hart, 2003).
       Perbedaan antara suatu minyak dan suatu lemak bersifat sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki banyak asam lemak tak jenuh sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh.  Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak;karena itu biasa terdengar ungkapan lemak hewani (lemak sapi, lemak babi) dan minyak nabati (minyak jagung, minyak bunga matahari). (Fessenden,1999)
       Lemak berkarakteristik sebagai biomolekul organik yang tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti chloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alcohol panas. Di masa lalu, lemak bukan merupakan subjek yang menarik untuk riset biokimia. Karena kesukarannya dalam meneliti senyawa yang tidak larut dalam air dan berfungsi sebagai cadangan energi dan komponen struktural dari membran, lemak dianggap tidak memiliki peranan metabolik beragam seperti yang dimiliki biomolekul lain, contohnya karbohidrat dan asam amino. Namun, dewasa ini, riset lemak merupakan subjek yang paling menawan dari riset biokimia, khususnya dalam penelitian molekular mengenai membran. Pernah diduga sebagai struktur lembam (inert), dewasa ini membran dikenal secara fungsional sebagai dinamik dan suatu pengertian molekular dari fungsi selularnya merupakan kunci untuk menjelaskan berbagai komponen biologi yang penting, contohnya, sistem transport aktif dan respon selular terhadap rangsang luar (Armstrong, 1995).
       Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sekitar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5-30% (Riawan, 1990).
       Yang dimaksud dengan lemak disini ialah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol adalah suatu trihidoksi alcohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida atau trigliserida. Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah:
(Supriyanti. 2006)
       Minyak / lemak merupakan lipida yang banyak terdapat di alam. Minyak merupakan senyawa turunan ester dari gliserol dan asam lemak. Struktur umumnya adalah
R1,R2, R3 adalah gugus alkil mungkin saja sama atau juga beda. Gugus alkil tersebut dibedakan sebagai gugus alkil jenuh (tidak terdapat ikanatanrangkap) dan tidak jenuh (terdapat ikan rangkap) (Hart, 2003).
       Pada hakekatnya, asam lemak tidak jenuh memiliki titik lebur yang lebih rendah dibandingkan asam lemak jenuh. Contohnya, asam lemak jenuh C 18 (asam stearat) memiliki titih didih 70 oC; suatu bentuk monoenoat (asam oleat) melebur pada 13 oC dan suatu bentuk dienoat (asam linoleat) pada -5 oC. Triasilgliserol tumbuhan (minyak tumbuh-tumbuhan) adalah cair pada suhu ruang, karena mereka memiliki proporsi asam lemak tidak jenuh yang lebih besar daripada triasilgliserol hewan (contohnya, lemak babi), yang padat atau semi-padat pada suhu yang sama. Perbedaan dalam kandungan asam lemak tidak jenuh ini mendapat banyak perhatian, karena pengertian bahwa asupan harian yang berlebihan dari asam lemah jenuh dan kolesterol berkaitan dengan terjadinya penyakit jantung. Sebagai akibatnya, penasehat medis dan gizi menyarankan suatu penurunan dari lemah hewan (dan kolesterol) dalam diet, dengan proporsi yang lebih tinggi dari asupan lemak berupa triasilgliserol yang tinggi dalam asam lemak polyunsaturated, yaitu asam lemak yang mengandung dua atau lebih ikatan ganda). Asupan lemak yang lebih rendah juga merupakan kalori dari suatu diet, karena atas dasar berat, lebih dari dua kali lipat kalori (energi) didapat dari lemak daripada karbohidrat dan protein (Armstrong, 1995).
       Molekul asam lemak memiliki daerah hidrofobik dan daerah hidrofilik sekaligus. Dua sifat yang saling bertolak belakang dalam satu molekul inilah yang umumnya mendasari berbagai fungsi biologis lipid. Ekor hidrokarbon asam lemak cenderung saling berkumpul sedemikian rupa sehingga hanya sedikit saja berhubungan dengan air.. Sebaliknya, gugus karboksilnya, karena bersifat polar, cenderung untuk berhubungan dengan lingkungan sekitar yang terutama terdiri atas air (Gilvery and Goldstein, 1996).
       Lemak merupakan komponen utama dari membrane sistem kehidupan, Dua tipe lemak yang dapat tersaponifikasi dalam membrane memiliki suatu gugusan fosfat dalam strukturnya dan dengan demikian disebut fosfolipid. Salah satu jenis memiliki gliserol sebagai senyawa induk (fosfogliserida) dan yang lain memiliki sfingosin (sfingolipid). Dua komponen lemak lain yang penting dari membrane adalah glikolipid yang mengandung karbohidrat dan steroid kolesterol, yang disebut terakhir ini merupakan suatu lemak non-saponifikasi yang berasal dari eukariotik yang ditemukan dalam membrane seluler hewan (Armstrong, 1995).
       Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida, atau trigliserida (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
       Pada umumnya, lemak apabila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas. Di samping itu, dapat pula terjadi proses oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan
rasa yang tidak enak. Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tidak enak atau tengik. Kelembaban udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketengikan lemak (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).
       Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak di alam di alam. Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan semua manusia. Pada tubuh manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenal bagian luar (adrenal cortex), dan jaringan syaraf. Mula-mula kolesterol diisolasi dari batu empedu karena kolesterol ini merupakan komponen utama batu empedu tersebut. Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena, dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau, serta mempunyai titik lebur 150-151oC. Endapan kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh darah menjadi makin tebal. Hal ini mengakibatkan juga berkurangnya elastisitas pembuluh darah. Dengan demikian, maka aliran darah akan terganggu (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).



BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan
1. Uji Kelaruitan Lipid
       Adapun alat yang digunakan dalam percobaan uji kelarutan lipid adalah tabung reaksi, pipet tetes, gegep, pipet ukur, dan rak tabung.
       Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan uji kelarutan lipid adalah minyak kelapa, alcohol 96%, kloroform, eter, air suling, dan larutan Na2CO3 0.5%.
2.   Uji Pembentukan Emulsi
           Adapun alat yang digunakan dalam percobaan uji pembentukan emulsi adalah tabung reaksi, pipet ukur, gegep, dan rak tabung.
           Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan uji pembentukan emulsi adalah minyak kelapa, larutan Na2CO3 0,5%, larutan sabun, larutan protein 2%, larutan empedu encer.
3.   Uji Keasaman Minyak
       Adapun alat yang digunakan dalam percobaan uji keasaman minyak adalah porselin tetes, pipet tetes.
       Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan uji keasaman minyak adalah minyak kelapa, minyak kelapa tengik, kertas lakmus merah atau biru.
4.   Uji penyabunan minyak
       Adapun alat yang digunakan dalam percobaan uji penyabunan minyak adalah tabung reaksi, alat pemanas, neraca analitis, Erlenmeyer, dan gegep.
       Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan uji penyabunan minyak adalah minyak kelapa, alcohol 95%, NaOH, larutan deterjen, asam asetat encer (5M), larutan CaCl2 5%, larutan MgSO4 5%, larutan Pb-aseatat 5%.

5.   Uji kolesterol
       Adapun alat yang digunakan dalam percobaan uji kolesterol adalah tabung reaksi,pipet ukur, pipet tetes.
       Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan uji kolesterol adalah kolesterol 0,5% dalam kloroform, minyak kelapa, minyak ikan, asam asetat anhidrid, kloroform, H2SO4 pekat.

6.   Uji Kristal Kolesterol
       Adapun alat yang digunakan dalam percobaan uji Kristal kolesterol adalah mikroskop, gelas objek, gelas preparat, dan pipet tetes.
       Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan uji  Kristal kolesterol adalah kolesterol dan alcohol.

7. Uji Sifat Ketidak Jenuhan Minyak
Alat yang digunakan tabung reaksi, pipet tetes, sikat tabung, kertas label, penjepit tabung, pipet ukur, dan rak tabung.
Bahan yang digunakan minyak kelapa, margarim/lemak padat, klorofrom, air brom, tissu roll, dan sunlight.

III. 2 Prosedur Percobaan
1. Uji kelarutan lipid
Adapun prosedur kerja dari percobaan uji kelarutan lipid :
1.    Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut diisilah dengan air suling, alcohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1 ml.
2.    Ditambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa
3.    Dikocok sampai homogen, lalu dibiarkan sampai beberapa saat
4.    Diamati sifat kelarutannya



2. Uji Pembentukan Emulsi
    Adapun prosedur kerja dari pecobaan uji pembentukan emulsi :
1.    Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering
2.    Tabung 1 diisi 2 ml air dan 2 tetes minyak kelapa
3.    Tabung 2 diisi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa, dan 2 tetes Na2CO3 0,5%
4.    Tabung 3 diisi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa
5.    Tabung 4 diisi 2 ml larutan protein 2 % dan 2 tetes minyak kelapa
6.    Tabung 5 diisi 2 ml larutan empedu
7.    Dikocoklah setiap tabung dengan kuat, lalu dibiarkan beberapa saat
8.    Diamati terjadinya pembentukan emulsi

3. Uji Keasaman Minyak
     Adapun prosedur kerja dari percobaan keasaman minyak :
1.     Diteteskan sedikit minyak kelapa pada porselin tetes
2.     Diujilah dengan kertas lakmus
3.     Diamatilah perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
4.     Diulangi percobaan dengan menggunakan minyak kelapa tengik

4. Uji Penyabunan Minyak
    Adapun prosedur kerja dari percobaan uji penyabunan minyak :
a. Hidrolisis Minyak Kelapa (Saponifikasi)
1.    Dimasukkan 2 tetes minyak kelapa ke dalam tabung reaksi
2.    Ditambahkan 1,5 gram NaOH dan 25 ml alcohol 95%
3.    Dipanaskan sampai mendidih selama 15 menit
4.    Untuk mengetahui apakah reaksi penyabunan telah sempurna, diambillah 3 tetes larutan, kemudian dilarutkan dalam air. Bila larut, maka reaksi telah sempurna
5.    Setelah sempurna. Diuapkan alcohol yang tersisa sampai habis
6.    Didinginkan, lalu ditambahkan 75ml air dan dipanaskan sampai semua sabun larut.
b. Uji Sifat-Sifat Sabun (Saponifikasi)
1.    Diambil 6 ml larutan sabun dengan pipet ukur, lalu dinetralkan dengan asam asetat encer
2.    Larutan sabun yang telah netral dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3.    Ke dalam tabung 1,2, dan 3 berturut-turut ditambahkan CaCl3 5%, MgSO4 5%, dan Pb-asetat 5% sebanyak 5 ml. lalu dikocok dengan kuat
4.    Diamati dan dicatat perubahan warna yang terjadi
5.    Diulangi percobaan menggunakan deterjen, lalu dibandingkan hasilnya

5. Uji Kolesterol
      Adapun prosedur kerja dari percobaan uji kolesterol :
1.      Disiapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering. Disilah tabung pertama dengan 1 ml minyak kelapa, tabung kedua dengan 5 tetes minyak ikan, dan tabung ketiga dengan 5 tetes kolesterol 0,5%
2.      Pada setiap tabung ditambahkan kloroform sebanyak 2 ml
3.      Ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrid
4.      Melalui dinding tabung, ditambahkan 2-3 tetes asam sulfat pekat
5.      Dikocok hati-hati dan didiamkan beberapa detik
6.      Diamati perubahan yang terjadi

6. Uji Kristal Kolesterol
      Adapun prosedur kerja dari percobaan uji Kristal kolesterol :
1.      Dilarutkan sedikit kolesterol dalam alcohol panas pada gelas objek
2.      Diambil setetes larutan kolesterol dan teteskan pada gelas preparat
3.      Dibiarkan sampai semua alkoholnya menguap
4.      Diperiksa Kristal kolesterol di bawah mikroskop


7. Uji Ketidakjenuhan Minyak
Adapun prosedur kerja dari uji ketidakjenuhan minyak :
1.      Ditambahkan 2 tetes minyak kelapa kedalam tabung reaksi
2.      Ditambahkan 2 ml klorofrom
3.      Ditambahkan setetes demi setetes air brom sambil dikocok hingga warna air brom (merah) tidak berubah
4.      Dihitung jumlah tetesan
5.      Diulangi percobaan dengan menggunakan margarin
6.      Dibandingkan jumlah tetesan



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Pengamatan
            IV.1.1 Tabel Pengamatan
1.      Uji Kelarutan Lipid

Hasil
Tabung 1
Aquades
Tabung 2
Alohol   96 %
Tabung 3
Eter
Tabung 4
Kloroform
Tabung 5
Na2CO3
Larut/ tidak larut/ terbentuk emulsi
Tidak larut dan tidak terbentuk emulsi
Tidak larut sempurna dan emulsi  tidak stabil
Larut sempurna dan emulsi stabil
Larut sempurna dan emulsi stabil
Tidak larut sempurna dan emulsi stabil

2.      Uji Pembentukan Emulsi
Bahan
Tabun 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
Tabun-g 5
Air
Minyak kelapa
Na2CO3 0,5 %
Larutan sabun
Larutan protein
Larutan empedu
3 ml
3 tetes
-
-
-
-
3 ml
3 tetes
3 tetes
-
-
-
3 ml
3 tetes
-
3 tetes
-
-
-
3 tetes
-
-
3 ml
-
-
3 tetes
-
-
-
3 ml
Kocok tabung sampai homogen, biarkan beberapa saat
Hasil: terbentuk emulsi stabil/ tidak stabil
Tidak stabil
Stabil
stabil
Tidak stabil
Stabil








3.      Uji Keasaman Minyak
No

Zat Uji
Perubahan Warna
Sifat Asam Basa
Lakmus merah
Lakmus biru
1


2
Minyak kelapa baru
Minyak kelapa bekas
Merah


Merah
Biru


Biru
Netral


Netral

4.      Uji Sifat Ketidakjenuhan Minyak
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Minyak kelapa
Margarin
Kloroform
             3 tetes
-
3 ml
-
Seujung spatel
3 ml
Hasil: jumlah tetes air brom
5 tetes
>5 tetes

5.      Uji Penyabunan Minyak
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Larutan sabun
Larutan CaCl2 5 %
Larutan MgSO4 5 %
Larutan Pb asetat 5 %
2 ml
5 ml
-
-
2 ml
-
5 ml
-
2 ml
-
-
5 ml
Kocok tabung dengan kuat
Hasil: ada endapan/ tidak ada

+2

-1

+3










Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Larutan detergen
Larutan CaCl2 5 %
Larutan MgSO4 5 %
Larutan Pb asetat 5 %
1 ml
-
-
-
5 ml
-
-
5 tetes

Kocok tabung dengan kuat
Hasil: ada endapan / tidak ada

+1

-

+2

6.      Uji kolestrol
Bahan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Minyak kelapa
Minyak ikan
Kolestrol 0,5 % dalam kloroform
1 ml
-
-
-
5 ml
-
-
5 tetes
Kocok dengan Lieberman Burchard
Hasil: terbentuk warna merah, kemudan biru dan hijau (+/-)
Tidak terjadi perubahan warna/ (+) mengandung kolestrol
Hijau kemerahan (+) mengandung kolestrol
Berwarna merah (+) kolestrolnya tinggi.

7.      Uji Kristal kolestrol
Zat Uji
Pengamatan Kristal
Kolestrol dalam alkohol

IV.1.2 Reaksi
1.      Uji Kelarutan Lipid
                     O    

CH2           CO  ( CH2 ) 6        ( H3 + 3Na OCI         CH         ONa            3CH2

(CH3 ) 6              O          O C HNCI          O

CH2 ONa
CH2 OH
CH2 – O  .........  



CH2 – O  .........                                   + 3H2O



CH2 – O  .........  






2.      Uji Pembentukan Emulsi
              CH2       OH                                   CH3          OH

                         O
                            
          CH          O        C          R2                 CH3          OH                                                                                    
                                                    O                                             O                                                                       
                                                                                                                                                                                                  
          CH2        O        C           R3             CH3      O       C        R3
                 
                    Digusarida                                monoglisarida 
3.      Uji Keasaman Minyak
                                      O
                                                              
CH2       O        C      R                             CH2       OH               O                             
                                                                                                                                           

CH       O      C       R   panas,air              CH2             OH  +  R      O       H
                               Keasaman enzim                  

CH2       O        C        R                              CH2        OH        ALB                     
               
          Minyak                                                                       Gliserol





4.      Uji Penyabunan Minyak

5.      Uji Kolesterol
Kolestelor oleate + H2O  CHET                                             
Kolesterol + fatty acids
Kolesterol + O2 CHOX cholest – 4en – 30 one + H2O2


6.      Uji Kristal Kolesterol
Kolestelor oleate + H2O  CHET                                             
Kolesterol + fatty acids
Kolesterol + O2 CHOX cholest – 4en – 30 one + H2O








7. Uji Kristal Kolesterol
IV.2 Pembahasaan
1.      Uji Kelarutan Lipid
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu. Pada larutan organic seperti eter dan kloroform dapat larut dalam minyak kelapa dan emulsi stabil. Hal ini disebabkan karena eter dan kloroform merupakan pelarut non polar sehingga minyak kelapa dapat larut sempurna. Pada larutan Na2Co3 0,5%, minyak kelapa tidak larut sempurna dan tidak terbentuk emulsi yang stabil. Hal ini sangat berrtolak belakang dengan teori karena terdapat kesalahan pada praktikan atau alat yang digunakan tidak steril. Dalam  teori dijelaskan bahwa soda merupakan asam lemak bebas yang akan membentuk sabun, dimana sabun mempunyai daya aktif permukaan, yang akan menyabarkan minyak sehingga minyak tersebar selurunya. Sedangkan pada air suling, minyak tidak larut didalamnya. Hal ini disebabkan karena minyak dalam air tidak larut, karena minyak merupakan senyawa non polar sedangkan air merupakan senyawa polar sehingga jika dibiarkan maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan.



2.      Uji Pembentukan Emulsi
           Pada percobaan uji pembentukan emulsi, tabung pertama diisi dengan  3 ml air dan 3 tetes minyak kelapa. Setelah dikocok dan didiamkan beberapa saat, terbentuk emulsi tidak stabil. Pada tabung kedua diisi dengan 3 ml air, 2 tetes minyak kelapa dan 3 tetes Na2CO3, Pada saat dikocok larutan ini terlihat keruh dan menghasilkan busa. Hal ini di sebabkan karena asam lemak yang bebas bereaksi dengan soda membentuk sabun dan sabun merupakan emulsifier. Dalam hal ini terbentuk emulsi stabil. Pada tabung ketiga, diisi dengan 2 ml air, 3 tetes minyak kelapa, dan 3 tetes larutan sabun. Antara minyak dan larutan sabun membentuk emulsi lebih stabil dari larutan yang kedua. Lalu pada tabung  empat diisi dengan 3 tetes minyak kelapa dan 3 ml larutan protein. Antara minyak dan larutan protein terjadi emulsi yang tidak stabil. Dan pada tabung kelima berisi 2 tetes minyak kelapa, dan 3 ml larutan empedu. Antara minyak dan larutan empedu encer terjadi emulsi yang stabil seperti pada tabung ketiga. Hal ini tejadi karena larutan empedu dan sabun berperan sebagai emulsifier.

3.      Uji Keasaman Minyak
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui sifat asam basa minyak kelapa. Pada minyak kelapa dihasilkan sifat netral, hal ini disebabkan karena minyak kelapa (minyak murni) tidak mengalami hidrolisis dan oksidasi sehingga warna lakmus merah tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru tetap berwarna biru yang menandakan sifat netral dari minyak kelapa. Sedangkan pada minyak rusak, dihasilkan sifat netral. Bersifat netral karena minyak tengik yang digunakan dalam percobaan ini masih bisa digunakan dalam artian masih bagus dan belum terhidrolisis oleh asam.




4.      Uji Sifat Ketidakjenuhan Minyak
       Pada percobaan uji sifat ketidakjenuhan minyak, 3 tetes minyak kelapa dan  2 ml kloroform dimasukkan ke dalam tabung reaksi pertama dan pada tabung kedua diisi dengan seujung spitel margarine dan 3 ml kloroform. Kemudian diteteskan sedikit demi sedikit air brom lalu dikocok sampai warna air brom (merah) tidak berubah. Lalu dihitung jumlah tetes dan bandingkan jumlah tetesan antara kedua tabung. Pada tabung pertama menghasilkan 5 tetes yang tidak jenuh dan pada keadaan tidak jenuh dapat menghilangkan air brom karena adisi brom pada satu ikatan rangkap. Sedangkan pada  tabung kedua menghasilkan >5 tetes dan pada margarin asam jenuhnya tidak dapat menghilangkan air brom karena adisi brom pada satu ikatan atau lebih ikatan rangkap. Sehingga minyak lebih tinggi ketidak jenuhannya dibandingkan dengan margarin.

5.      Uji Penyabunan Minyak
               Sabun adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemak dengan alkali. Asam lemak ini terdapat di dalam minyak nabati dan lemak hewan. Reaksi dari minyak nabati dan lemak hewan dengan alkali disebut dengan reaksi saponifikasi. Selain berasal dari minyak atau lemak, sabun juga dibuat dari minyak bumi dan gas alam maupun langsung dari tanaman. Secara teoritis semua minyak atau lemak dapat digunakan untuk membuat sabun. Sifat-sifat sabun yaitu sabun bersifat basa, sabun menghasilkan buih atau busa, sabun mempunyai sifat membersihkan, Lemak dan minyak dapat terhidrolisis menghasilkan asam lemak dan gliserol, proses hidrolisis minyak oleh alkali akan terbentuk penyabunan atau saponifikasi. Semakin banyak endapan yang terbentuk, maka semakin tinggi nomor atomnya.
               Pada uji sifat-sifat sabun digunakan 3 bahan uji, yaitu larutan CaCl2 5%, larutan MgSO4, dan larutan Pb-asetat 5%. Pada larutan sanlaig yang ditambahkan larutan CaCl2 5%, terbentuk endapan dalam jumlah yang sedang. Pada larutan sanlaig yang ditambahkan larutan MgSO4 5%, terbentuk endapan dalam jumlah sedikit. Sedangkan pada larutan sanlaig yang ditambahkan Pb-asetat 5%, terbentuk endapan dalam jumlah yang banyak. Jumlah endapan yang terbentuk menandakan jumlah air sadah yang terdapat dalam larutan. Semakin banyak endapan, maka semakin tinggi kesadahannya. Air sadah yaitu air yang mengandung mineral yang tinggi. Air sadah mengandung ion Ca2+ dan Mg2+. Air sadah menyebabkan sabun dan detergen sukar berbuih dan timbulnya sejenis karang dan kerak. Sabun dan detergensukar berbuih karena ion Ca2+ dan Mg2+ mengendapkan sabun dan detergen.

6.      Uji Kolesterol
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan secara kualitatif. Kolesterol hanya terdapat pada manusia dan hewan, sedangkan pada tumbuhan tidak terdapat kolesterol. Kolesterol yang terdapat dalam tubuh manusia yaitu dalam bentuk lemak yang sangat diperlukan oleh otak. Untuk mengetahui adanya kolesterol, dapat dilakukan uji kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah satu diantaranya ialah reaksi Lieberman Burchard. Hasil positif didapatkan pada minyak kelapa yang tidak terjadi perubahan warna pada minyak kelapa. Sedangkan pada minyak ikan dan kolesterol 0,5% dalam kloroform terjadi perubahan warna menjadi warna hijau kemerahan dan merah pada kloroform yang menandakan hasil positif dan sesuai dengan reaksi Lieberman Burchard. Dimana, uji positif bila reaksi menunjukkan warna yang berubah dari merah, kemudian biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam bahan.

7.      Uji Kristal Kolesterol
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui bentuk kristal dari kolesterol. Pada tubuh manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu, kelenjar adrenalin bagian luar (adrenal cortex), dan jaringan syaraf. Jika kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi, maka akan mengendap membentuk Kristal. Endapan kolesterol dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah (arteriosclerosis) karena dindingnya menjadi tebal. Hasil pengamatan kristal yang diamati yaitu terbentuknya kristal seperti pecahan kaca, sedangkan hasil Kristal kolesterol yang didapatkan dari internet juga seperti pecahan kaca.



BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
     Adapun kesimpulan dari percobaan ini :
1.    Lemak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alcohol, dan larut sempurna pada pelarut nonpolar seperti eter dan kloroform.
2.    Emulsi pada minyak terbentuk jika terdapat zat pengemulsi atau emulsifier sebagai pada larutan
3.    Minyak murni bersifat netral sedangkan minyak tengik bersifat asam yang dibuktikan dengan kertas lakmus.
4.    Hidrolisis minyak oleh alkali diketahui dengan terbentuknya endapan dan perubahan warna menjadi kuning. Kesadahan minyak diketahui dengan terbentuknya busa dan endapan
5.    Sterol dalam suatu bahan dapat diketahui dengan perubahan warna merah menjadi hijau  tua.
6.    Kolesterol dalam alkohol terdapat suatu bentuk keristal yang didalamnya terdapat macam-macam keristal yang sempurna.
7.    Minyak lebih tinggi ketidakjenuhannya dibandingkan dengan margarine

V.2 Saran
1.      Untuk Dosen
Semoga jam mengajarnya bisa di tambahkan.

2.      Untuk Asisten
       Membagi tanggung jawab materi kepada tiap-tiap praktikan merupakan ide yang menawan. Namun, baiknya pada saat praktikan memaparkan hasil praktiknya kepada teman-teman kelompoknya, mereka (kami) di tempatkan pada ruangan yang cukup tenang (jika bisa), atau mebuat sebuah diskusi panel kemudian perwakilan dari masing-masing kelompok memaparkan di depan forum. Sehingga proses transfer ilmu dapat berlangsung lebih efektif.


3.      Untuk Laboratorium
       Kelengkapan bahan saat praktik sangat di butuhkan guna mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan permintaan dari penuntun.

4.      Untuk Kegiatan Praktikum
       Ada baiknya ketika pengambilan bahan untuk praktikum, cukup, satu atau dua orang saja, guna menghindari ada bahan yang tumpah.



DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC: Jakarta
Fessenden,Ralph J.1999.Kimia Organik  jilid 2 edisi ke-3. Erlangga:Jakarta
Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3. Airlangga University Press: Surabaya
Hart, Harold. (2003)  Kimia Organik Suatau Kulaih Singkat. Erlangga: Jakarta
Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti.(2005). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia-Press
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta
Saifuddin, Sirajuddin. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar. Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat Regional Indonesia Timur. Universitas Hasanuddin.
Santoso, Anwar. 2008. Rumus Lengkap Kimia SMA. Jakarta : PT. Wahyu Media.



LAMPIRAN
1.              Laporan Sementara
2.              Gambar Prosedur Kerja
1. Uji Kelarutan Lipid
       
2. Uji Pembentukan Emulsi
   
3. Uji Keasaman Minyak
   

4. U ji Ketidak Jenuhan Minyak
   
   
5.   Uji Penyabunan Minyak
 
 
6.  Uji Kolesterol
     
7. Uji Kristal Kolesterol
  

3.              Jawaban Dari Penuntun
1.      Uji Kelarutan lipid
1.      Dalam ilmu kimia, untuk mengetahui kelarutan zat dalam pelarut tertentu, dikenal istilah like dissoloves like. Jelaskan maksud istilah tersebut!
Jawab: "Like dissolves like", maksudnya adalah suatu zat akan terlarut sempurna di dalam pelarutnya jika keduanya memiliki kepolaran yang sama. Meski terdengar menjadi agak terlalu disederhanakan, karena mengabaikan bentuk interaksi pelarut-terlarut lainnya, pernyataan tersebut cukup bisa dijadikan sebagai pegangan untuk memprediksi kelarutan.
2.      Jelaskan mengapa minyak sedikit larut dalam alcohol, tetapi larut sempurna dalam pelarut seperti eter dan kloroform!
Jawab: karena eter dan kloroform tergolong pelarut non polar, dimana minyak hanya dapat larut sempurna dalam pelarut non polar.
2.      Uji Pembentukan Emulsi
1.      Pada nomor tabung berapa diperoleh bentuk emulsi yang stabil? Mengapa!
Jawab: pada tabung nomor 3, karena larutan sabun merupakan salah satu bahan emulsifier yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan sehingga terbentuk emulsi yang stabil.
2.      Berdasarkan jenisnya, emulsi dapat dibedakan menjadi dua. Sebutkan apa saja dan bagaimana cara membedakannya!
Jawab:
·         Emulsi minyak dalam air (O/W), adalah emulsi dimana bahan pengemulsinya mudah larut dalam air sehingga dikatakan sebagai fase eksternal.
·         Emulsi air dalam minyak (W/O), adalah emulsi dimana bahan pengemulsinya mudah larut dalam minyak.
3.      Sebutkan salah satu kegunaan emulsi!
Jawab: sebagai suspense metastabil suatu cairan dalam cairan lain sehingga menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan dan dapat saling melarutkan.

3.      Uji Keasaman Minyak
1.      Apa pengaruh bagi kesehatan, bila sering mengkonsumsi makanan dari hasil penggorengan minyak yang sudah tengik atau berulang-ulang digunakan? Carilah literature atau hasil penelitian yang mengandung alasan tersebut.
Jawab: Minyak yang telah digunakan untuk menggoreng akan mengalami peruraian molekul-molekul, sehingga titik asapnya turun. Bila minyak digunakan berulang kali, semakin cepat terbentuk akrolein. Yang membuat batuk orang yang memakan hasil gorengannya. Jelantah juga mudah mengalami reaksi oksidasi sehingga jika disimpan cepat berbau tengik.
Selain itu, minyak jelantah juga disukai jamur aflatoksin sebagai tempat berkembang biak. Jamur ini menghasilkan racun aflatoksin yang menyebabkan berbagai penyakit, terutama hati/liver. Minyak Jelantah merupakan limbah dan bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker). Jadi, jelas bahwa pemakaian minyak jelantah dapat merusak kesehatan manusia. Menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya.

            4.   Uji Sifat Ketidakjenuhan  Minyak
Pada percobaan, manakah yang membutuhkan air brom lebih banyak , minyak atau margarine? Mengapa?
                        Jawab: Margarine

            5.   Uji Penyabunan Minyak
1.      Salah satu sifat sabun adalah mempunyai kemampuan untuk mengemulsikan kotoran berminyak. Mengapa ?
Jawab: karena sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Sifat inilah yang menyebabkan sabun mempunyai kemampuan untuk mengemulsikan kotoran berminyak.
2.      Jelaskan apa yang dimaksud air sadah dan sebutkan macamnya!
Jawab: Air sadah adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, berdasarkan jenis anion yang mengikat kation terbagi atas 2, yaitu:
a.       Air sadah sementara
b.      Air sadah tetap
3.      Bagaimana pengaruh penambahan air sadah terhadap larutan sabun dan detergen. Jelaskan ?
Jawab: Air sadah pada larutan sabun dan detergen, tidak menghasilkan busa yang banyak ataupun sedikit busa.
4.      Tuliskan reaksi penambahan air sadah dengan larutan sabun!
Jawab:
 

6.  Uji Kolesterol
1.      Apakah reaksi Lieberman-Burchard dapat digunakan untuk menentukan kolesterol secara kuantitatif? Jelaskan pendapat anda!
Jawab: Tidak bisa, karena pada reaksi Lieberman-Burchard digunakan hanya untuk mengetahui sterol dan olesterol dengan menggunakan reaksi warna tanpa dilakukan perhitungan kadar kolesterol dalam suatu bahan.
2.      Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya kolesterol!
Jawab: Uji Salkowski
3.      Sebutkan komposisi  bahan pereaksinya!
Jawab: Kloroform dan H2SO4 pekat
4.      Tuliskan cara kerjanya secara singkat!
Jawab: -  Disiapkan 3 mL tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung pertama diisi dengan 1 mL minyak kelapa, tabung kedua dengan 5 tetes minyak ikan, dan tabung ketiga dengan 5 tetes kolesterol 0,5%.
-          Pada setiap tabung, ditambahkan kloroform sebanyak 2 mL.
-          Ditambahkan pula 10 tetes asam asetat anhidrid.
-          Melalui dinding tabung, ditambahkan 2-3 tetes H2SO4 pekat.
-          Dikocok hati-hati dan diamkan beberapa detik.
-          Diamati perubahan yang terjadi.

7. Uji Kristal Kolesterol
1.      Sebutkan sumber makanan yang banyak mengandung kolesterol!
Jawab: Ikan, telur, susu, keju, jeroan dll.
2.      Jelaskan mengapa tingginya kolesterol di dalam darah sangat berbahaya bagi kesehatan!
Jawab: jika kadar kolesterol didalam darah terlalu tinggi, maka akan mengendap membentuk Kristal. Endapan kolesterol dapat menyebabkan pembuluh darah (arteriosclerosis) karena dindingnya menjadi tebal. Akibatnya, elastisitas pembuluh darah menjadi berkurang, sehingga aliran darah terganggu.
3.      Dimanakah kolesterol disintesis dalam tubuh
Jawab: kolesterol dapat disintesis sendiri didalam tubuh dibagian hati, korteks, adrenal, kulit, testis, lambung, otot, jaringan adipose dan otak.







4.      Tuliskan struktur kimia kolesterol!
Jawab:                          O


                H
                N
                    O                                                 NH


                                          N                 N                O
                                          H                 H




4.  Sampul Buku
 

2 komentar:

  1. Halo, salam kenal.. kalau boleh tau bagaimana cara biar blognya gk bisa di copas??? hehe thanks

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah blognya membantu banget

    BalasHapus