Penerapan teknologi
informasi di bidang kesehatan dapat diibaratkan sebagai pisau bermata dua. Di
satu sisi, inovasi ini dapat menyebabkan efisiensi, tetapi disisi lain dapat
menyebabkan pemborosan, memperburuk kinerja organisasi bahkan kegagalan.
Teori mengenai difusi
inovasi petama kali dicetuskan oleh Everett Rogers melalui publikasinya pada
tahun 1960 dengan mendefinisikan sebagai proses dimana inovasi dikomunikasikan
melalui saluan tertentu pada kurun waktu tertentu kepada anggota sistem sosial.
Sedangkan inovasi diartikan sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap baru
oleh individu, kelompok bahkan organisasi.
Proses individu mengadopsi inovasi secara bertahap meliputi fase
pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi dan konfirmasi. Pengenalan obat
baru juga mengikuti fase tersebut. Dokter akan menggunakan obat baru setelah
menerima berbagai informasi melalui berbagai saluran komersial dan divalidasi
oleh saluran profesional.
Akan tetapi, penerapan konsep inovasi dan
difusi bagi adopsi teknologi informasi tidaklah sederhana. Keputusan mengadopsi
teknologi informasi tidak hnya terletak pada aspek individu, tetapi juga pada
tingkatan organisasional. Inovasi penggunaan surat elektronik lebih tergantung
kepada keputusan individu bukan organisasi. Disisi lain, dalam suatu
organisasi, berbagai jenis perangkat lunak dapat digunakan secara bersama-sama.
Disinilah peran jaringan sosial menentukan perilaku adopsi inovasi di sektor
kesehatan.
Dari paparan diatas penerapan teknologi
informasi di bidang kesehatan pada saat ini sebagai upaya dalam peningkatan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Indonesia.
Salah satu masalah utama pelayanan
kesehatan masyarakat di Indonesia adalah bagaimana mengatasi angka kematian ibu
dan anak yang relatif masih tinggi, dan angka kematian bayi dan balita. Hal ini
merupakan masalah mendasar yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Jumlah seluruh puskesmas di Indonesia lebih dari 7.000 buah yang melayani lebih
dari separuh penduduk Indonesia tingkat menengah ke bawah. Untuk pelayanan
tersebut masih dibantu dengan puskesmas keliling, puskesmas pembantu dan pos
pelayanan terpadu (posyandu). Karena keterbatan sumber daya manusia pelayanan
kesehatan, sistem pelayanan primer di Indonesia menggunakan sistem rujukan
(referral system), yang menggunakan pada infrastruktur komunikasi dan
transportasi.
Salah satu upaya dalam membantu peningkatan
pelayanan kesehatan masyarakat kelompok penelitian Teknik Biomedika ITB
mengembangkan sistem telemedika berbasis ICT.
Sistemtelemedika berbasis ICT terutama
terdiri dari sejumlah unit berbasis PC, infrastruktur telekomunikasi yang
tersedia,modul perakgkat keras, modul perangkat lunak aplikasi, serta SDM
pelaksana. Hal tersebut telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan
Pemerintah Daerah dimana uji cobanya telah diimplementasikan pada Dinas
Kesehatan Kota Bandung dan sejumlah puskesmas, dengan aplikasi mecakup
pencatatan, pelaporan data pasin dan data obat, telekonsultasi sederhana, tele
koordinasi, tele diagnosa serta pendidikan masyarakat. Meskipun diperoleh
hasil-hasil positif, berbagai langkah pengembangan lebih lanjut masih
diperlukan untuk implementasi sistem telemedika di sejumlah lembaga pelayanan
kesehatan masyarakat. Terdapat berbagai tantangan menarik untuk pengembangan
berbagai aplikasi sistem telemedika berbasis ICT guna membantu penyelesaian
masalah nyata dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.
APA ITU TEKNIK BIOMEDIKA
(BIOMEDICAL ENGINEERING)?
Bidang multidisiplin yang merupakan
berbagai metoda engineering, science dan tenologi untuk membantu memecahkan
masalah dalam bidang biologi dan kodekteran, guna meningkatkan kualitas hidup
manusia, melalui peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.
Telemedika (telemedicine), juga diartikan
sebagai penyampayan pelayanan-kesehatan melalui jarak jauh, telah menyebar
pemakaiannya ke seluruh dunia. Pratisi dokumentaran dapat berkomunikasi dengan
lebih cepat dan lebih luas dengan teman sejawat dan pasiennya dimanapun mereka
berada. Telemedika, khususnya untuk pelayanan kesehatan masyarakat,
berpontesi untuk memiliki pengaruh yang berarti untuk negara berkembang
seperti indonesia bila dibandingkan dengan negara maju.
Teknik biomedika yang bersifat multidisiplin,
menerapkan teknologielektronika, komputer, telekomunikasi, serta instrumentasi,
untuk transfer informasi kedokteran dari satu tempat ke tempat lain guna
membantu pelaksanaan prosedur kedokteran.
Dalam berbagai kegiatan bidang teknik
biomedika, perlu dilakukan tahap pemrosesan informasi kedokteran untuk membantu
pelaksanaan prosedur kedokteran. Beberapa contoh informasi kedokteran adalah:
- Data alfanumerik (misal data pribadi pasien, hasil
diagnosa dokter), sinyal fisiologis (misal sinyal EKG, EEG), citra kedokteran
statik dan dinamik (misal citra x-ray thorax, citra USG janin bergerak), bunyi
dan suara (bunyi pernafasan, bunyi korotkoff, suara pembicaraan pasien dan
dokter). Contoh tahap prosedur kedokteran adalah: pengumpulan data pasien,
analisis data pasien, menegakkan diagnosa, memberikan terapi dan tahap tindak
lanjut.
MENGENAL SISTEM
TELEMEDIKA DAN APLIKASINYA
Teknik Biomedika telah berkembang sejak
lebih dari 50 tahun yang lalu di banyak negara maju, pada awal tahun 2006
terdapat lebih dari 110 perguuan tinggi di Amerika Utara.
Secara umum, telemedika sebagai
salah satu ruang lingkup teknik biomedika, diartikan sebagai
aplikasi elektronika, komputer dan telekomunkasi dalam teknik biomedika, untuk
melakukan pertukaran informasi kedokteran dari satu tempat ke tempat yang lain
gunamembantu pelaksanaan prosedur kedokteran.
Tujuan dari telemedika adalah
guna meningkatkan kualitas hidup manusia melalui peningkatan pelayanan dan
pendidikan kesehatan masyarakat.
Dengan demikian, dalam sistem telemedika
selalu dilakukan pemrosesan informasi kedokteran, pengiriman dan penerimaan
informasi kedokteran, yang hasilnya harus dapat menunjang pelaksanaan prosedur
kedokteran.
Dibawah koordinasi Departemen Kesehatan
berbagai usaha oleh banyak instansi/lembaga atau kelompok untuk menurunkan
angka kematian Ibu, bayi dan balita.
Bagian-bagian Sistem
Telemedika
Suatu sistem telemedika secara umum terdiri
dari bagian-bagian sebagai berikut:
- sejumlah
unit (medical stations) berbasis komputer (PC) atau mikrokontroller
- infrastruktur
telekomunikasi yang tersedia
- sejumlah
modul perangkat lunak telemedika
- sejumlah
perangkat keras telemedika
- sejumlah
alat kedokteran dan atau alat tambahan lainnya
- personil
pelayanan kesehatan operator dan teknik
Bagian-bagian tersebut dapat berupa
peralatan yang telah tersedia secara komersial yang harganya relatif sangat
mahal.
Infrastruktur telekomunikasi yang digunakan
dapat berupa jaringan khusus atau jaringan publik seperti:
- jaringan
telepon (PSTN)
- jaringan
telepon bergerak (mobile phone)
- jaringan
telepon satelit
- jaringan
telekomunikasi radio, terestrial, satelit
- jaringan
internet
- kombinasi
dari jaringan-jaringan tersebut
Penggunaan jaringan internet akan dapat
membuka wawasan dan aplikasi baru, mengingat perkembangan teknologi internet
dan aplikasinya yang sangat pesat akhir-akhir ini. Untuk keperluan pelayanan
kesehatan masyarakat di Indonesia akan lebih tepat bila dilakukan pengembangan
sistem telemedika secaa mandiri.
Teknologi Informasi berkembang pesat dan
pemanfaatannya merambah ke berbagai bidang termasuk kesehatan. Pemanfaatan TI
bidang kedokteran dan kesehatan menjadi kebutuhan. Komunitas kesehatan harus
mulai membiasakan diri menggunakan solusi Ti untuk dunia kedokteran dan
kesehatan. Asosiasi harus memikirkan berbagai standar yang berhubungan dengan
pemanfaatan TI untuk kesehatan. Pengembangan sistem telemedika merupakan salah
satu upaya dari Pemerintah untuk membantu peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat, terutama mengatasi masalah tingginya angka kematian ibu, dan angka
kematian bayi dan balita di Indonesia.
Penelitian
Ash juga menyimpulkan bahwa kesadaran terhadap komunikasi yang akurat dan tepat
waktu, mekanisme reward yang menerapkan prinsip ekspektansi, pengambilan
keputusan yang bersifat pertisipatif, serta keberadaan champiorn sangat
diperlukan untuk menjamin bahwa inovasi teknologi informasi berhasil
didifusikan, selainitu aspek organisasi juga perlu diperhatikan tidak hanya
teknologi saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar