Kamis, 15 Januari 2015

Peranan Teknologi Informatika Dalam Bidang Kesehatan Dapat Di Ibaratkan Sebagaia Pisau Bermata Dua

Penerapan teknologi informasi di bidang kesehatan dapat diibaratkan sebagai pisau bermata dua. Di satu sisi, inovasi ini dapat menyebabkan efisiensi, tetapi disisi lain dapat menyebabkan pemborosan, memperburuk kinerja organisasi bahkan kegagalan.

Teori mengenai difusi inovasi petama kali dicetuskan oleh Everett Rogers melalui publikasinya pada tahun 1960 dengan mendefinisikan sebagai proses dimana inovasi dikomunikasikan melalui saluan tertentu pada kurun waktu tertentu kepada anggota sistem sosial. Sedangkan inovasi diartikan sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh individu, kelompok bahkan organisasi.
Proses individu mengadopsi inovasi secara bertahap meliputi fase pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi dan konfirmasi. Pengenalan obat baru juga mengikuti fase tersebut. Dokter akan menggunakan obat baru setelah menerima berbagai informasi melalui berbagai saluran komersial dan divalidasi oleh saluran profesional.


Akan tetapi, penerapan konsep inovasi dan difusi bagi adopsi teknologi informasi tidaklah sederhana. Keputusan mengadopsi teknologi informasi tidak hnya terletak pada aspek individu, tetapi juga pada tingkatan organisasional. Inovasi penggunaan surat elektronik lebih tergantung kepada keputusan individu bukan organisasi. Disisi lain, dalam suatu organisasi, berbagai jenis perangkat lunak dapat digunakan secara bersama-sama. Disinilah peran jaringan sosial menentukan perilaku adopsi inovasi di sektor kesehatan.

Dari paparan diatas penerapan teknologi informasi di bidang kesehatan pada saat ini sebagai upaya dalam peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Indonesia.

Salah satu masalah utama pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia adalah bagaimana mengatasi angka kematian ibu dan anak yang relatif masih tinggi, dan angka kematian bayi dan balita. Hal ini merupakan masalah mendasar yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Jumlah seluruh puskesmas di Indonesia lebih dari 7.000 buah yang melayani lebih dari separuh penduduk Indonesia tingkat menengah ke bawah. Untuk pelayanan tersebut masih dibantu dengan puskesmas keliling, puskesmas pembantu dan pos pelayanan terpadu (posyandu). Karena keterbatan sumber daya manusia pelayanan kesehatan, sistem pelayanan primer di Indonesia menggunakan sistem rujukan (referral system), yang menggunakan pada infrastruktur komunikasi dan transportasi.
Salah satu upaya dalam membantu peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat kelompok penelitian Teknik Biomedika ITB mengembangkan sistem telemedika berbasis ICT. 

Sistemtelemedika berbasis ICT terutama terdiri dari sejumlah unit berbasis PC, infrastruktur telekomunikasi yang tersedia,modul perakgkat keras, modul perangkat lunak aplikasi, serta SDM pelaksana. Hal tersebut telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah dimana uji cobanya telah diimplementasikan pada Dinas Kesehatan Kota Bandung dan sejumlah puskesmas, dengan aplikasi mecakup pencatatan, pelaporan data pasin dan data obat, telekonsultasi sederhana, tele koordinasi, tele diagnosa serta pendidikan masyarakat. Meskipun diperoleh hasil-hasil positif, berbagai langkah pengembangan lebih lanjut masih diperlukan untuk implementasi sistem telemedika di sejumlah lembaga pelayanan kesehatan masyarakat. Terdapat berbagai tantangan menarik untuk pengembangan berbagai aplikasi sistem telemedika berbasis ICT guna membantu penyelesaian masalah nyata dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

APA ITU TEKNIK BIOMEDIKA (BIOMEDICAL ENGINEERING)?

Bidang multidisiplin yang merupakan berbagai metoda engineering, science dan tenologi untuk membantu memecahkan masalah dalam bidang biologi dan kodekteran, guna meningkatkan kualitas hidup manusia, melalui peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

Telemedika (telemedicine), juga diartikan sebagai penyampayan pelayanan-kesehatan melalui jarak jauh, telah menyebar pemakaiannya ke seluruh dunia. Pratisi dokumentaran dapat berkomunikasi dengan lebih cepat dan lebih luas dengan teman sejawat dan pasiennya dimanapun mereka berada. Telemedika, khususnya untuk pelayanan kesehatan masyarakat, berpontesi untuk memiliki pengaruh yang berarti untuk negara berkembang seperti indonesia bila dibandingkan dengan negara maju.

Teknik biomedika yang bersifat multidisiplin, menerapkan teknologielektronika, komputer, telekomunikasi, serta instrumentasi, untuk transfer informasi kedokteran dari satu tempat ke tempat lain guna membantu pelaksanaan prosedur kedokteran.

Dalam berbagai kegiatan bidang teknik biomedika, perlu dilakukan tahap pemrosesan informasi kedokteran untuk membantu pelaksanaan prosedur kedokteran. Beberapa contoh informasi kedokteran adalah:

- Data alfanumerik (misal data pribadi pasien, hasil diagnosa dokter), sinyal fisiologis (misal sinyal EKG, EEG), citra kedokteran statik dan dinamik (misal citra x-ray thorax, citra USG janin bergerak), bunyi dan suara (bunyi pernafasan, bunyi korotkoff, suara pembicaraan pasien dan dokter). Contoh tahap prosedur kedokteran adalah: pengumpulan data pasien, analisis data pasien, menegakkan diagnosa, memberikan terapi dan tahap tindak lanjut.

MENGENAL SISTEM TELEMEDIKA DAN APLIKASINYA

Teknik Biomedika telah berkembang sejak lebih dari 50 tahun yang lalu di banyak negara maju, pada awal tahun 2006 terdapat lebih dari 110 perguuan tinggi di Amerika Utara.
Secara umum, telemedika sebagai salah satu ruang lingkup teknik biomedika, diartikan sebagai aplikasi elektronika, komputer dan telekomunkasi dalam teknik biomedika, untuk melakukan pertukaran informasi kedokteran dari satu tempat ke tempat yang lain gunamembantu pelaksanaan prosedur kedokteran.
Tujuan dari telemedika adalah guna meningkatkan kualitas hidup manusia melalui peningkatan pelayanan dan pendidikan kesehatan masyarakat.
Dengan demikian, dalam sistem telemedika selalu dilakukan pemrosesan informasi kedokteran, pengiriman dan penerimaan informasi kedokteran, yang hasilnya harus dapat menunjang pelaksanaan prosedur kedokteran.
Dibawah koordinasi Departemen Kesehatan berbagai usaha oleh banyak instansi/lembaga atau kelompok untuk menurunkan angka kematian Ibu, bayi dan balita.

Bagian-bagian Sistem Telemedika

Suatu sistem telemedika secara umum terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:

- sejumlah unit (medical stations) berbasis komputer (PC) atau mikrokontroller
- infrastruktur telekomunikasi yang tersedia
- sejumlah modul perangkat lunak telemedika
- sejumlah perangkat keras telemedika
- sejumlah alat kedokteran dan atau alat tambahan lainnya
- personil pelayanan kesehatan operator dan teknik

Bagian-bagian tersebut dapat berupa peralatan yang telah tersedia secara komersial yang harganya relatif sangat mahal.
Infrastruktur telekomunikasi yang digunakan dapat berupa jaringan khusus atau jaringan publik seperti:

- jaringan telepon (PSTN)
- jaringan telepon bergerak (mobile phone)
- jaringan telepon satelit
- jaringan telekomunikasi radio, terestrial, satelit
- jaringan internet
- kombinasi dari jaringan-jaringan tersebut

Penggunaan jaringan internet akan dapat membuka wawasan dan aplikasi baru, mengingat perkembangan teknologi internet dan aplikasinya yang sangat pesat akhir-akhir ini. Untuk keperluan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia akan lebih tepat bila dilakukan pengembangan sistem telemedika secaa mandiri.

Teknologi Informasi berkembang pesat dan pemanfaatannya merambah ke berbagai bidang termasuk kesehatan. Pemanfaatan TI bidang kedokteran dan kesehatan menjadi kebutuhan. Komunitas kesehatan harus mulai membiasakan diri menggunakan solusi Ti untuk dunia kedokteran dan kesehatan. Asosiasi harus memikirkan berbagai standar yang berhubungan dengan pemanfaatan TI untuk kesehatan. Pengembangan sistem telemedika merupakan salah satu upaya dari Pemerintah untuk membantu peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, terutama mengatasi masalah tingginya angka kematian ibu, dan angka kematian bayi dan balita di Indonesia.


Penelitian Ash juga menyimpulkan bahwa kesadaran terhadap komunikasi yang akurat dan tepat waktu, mekanisme reward yang menerapkan prinsip ekspektansi, pengambilan keputusan yang bersifat pertisipatif, serta keberadaan champiorn sangat diperlukan untuk menjamin bahwa inovasi teknologi informasi berhasil didifusikan, selainitu aspek organisasi juga perlu diperhatikan tidak hanya teknologi saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar