Seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan dan
teknologi, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai
berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat membuat masyarakat lebih
menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi
besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat
harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi berikut dengan dokumentasinya.
Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang
dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990).
Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan bukti akontabilitas tentang apa
yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan adanya
pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat
dipertanggung jawabkan.
Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan
pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan
asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap
( Hariyati, RT., th 1999).
Saat ini masih banyak perawat yang belum menyadari bahwa
tindakan yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan. Selain itu banyak pihak
menyebutkan kurangnya dokumentasi juga disebabkan karena banyak yang tidak tahu
data apa saja yang yang harus dimasukkan, dan bagaimana cara mendokumentasi
yang benar ( Hariyati, RT., 2002).
Kondisi tersebut di atas membuat perawat mempunyai potensi yang
besar terhadap proses terjadinya kelalaian pada pelayanan kesehatan pada
umumnya dan pelayanan keperawatan pada khususnya. Selain itu dengan tidak ada
kontrol pendokumentasian yang benar maka pelayanan yang diberikan kepada
pasien akan cenderung kurang baik, dan dapat merugikan pasien.
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa
rumah sakit di Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis.
Pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena perawat harus
menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak
untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya
pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia
Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai
kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa
lembaran-lembaran kertas maka dokumentasi asuhan keperawatan sering terselip.
Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan
dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian
tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan
akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika
terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada pada posisi yang
lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.
Di luar negri kasus hilangnya dokumentasi serta tidak
tersedianya form pengisian tidak lagi menjadi masalah. Hal ini
karena pada rumah sakit yang sudah maju seluruh dokumentasi yang berkaitan
dengan pasien termasuk dokumentasi asuhan keperawatan telah dimasukkan dalam
komputer. Dengan informasi yang berbasis dengan komputer diharapkan waktu
pengisian form tidak terlalu lama, lebih murah, lebih mudah mencari data yang
telah tersimpan dan resiko hilangnya data dapat dikurangi serta dapat menghemat
tempat karena dapat tersimpan dalam ruang yang kecil yang berukuran 10 cm x 15
cm x 5 cm . Sistem ini sering dikenal dengan Sistem informasi manjemen.
Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari
komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan
dan pengaliran informasi. Sistem Informasi mempunyai komponen- komponen yaitu
proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan,
supplier, dan rekanan. (Eko,I. 2001).
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer,
ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan
proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989)
Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) system informasi
keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data,
informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi , komunikasi,
mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan
pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan
keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang
diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak
pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan
dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail,
cepat, relevan untuk suatu organisasi.
Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan sudah berkembang
di luar negri sekitar tahun 1992, di mana pada bulan September 1992, sistem
informasi diterapkan pada sistem pelayanan kesehatan Australia khususnya
pada pencatatan pasien. (Liaw, T.,1993).
Pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi tentang sistem
informasi kesehatan nasional yaitu Informasi kesehatan andal 2010(Reliable
Health Information 2010 ). (Depkes, 2001). Pada Informasi kesehatan
andal tersebut telah direncanakan untuk membangun system informasi di pelayanan
kesehatan dalam hal ini Rumah sakit dan dilanjutkan di pelayanan di masyarakat,
namun pelaksanaannya belum optimal.
Sistem informasi manajemen keperawatan sampai saat ini
juga masih sangat minim di rumah sakit Indonesia. Padahal sistem
Informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai banyak keuntungan jika dilihat
dari segi efisien, dan produktifitas.
Dengan sistem dokumentasi yang berbasis komputer
pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap. Data yang telah
disimpan juga dapat lebih efektive dan dapat menjadi sumber dari penelitian,
dapat melihat kelanjutan dari edukasi ke pasien, melihat epidemiologi
penyakit serta dapat memperhitungkan biaya dari pelayanan kesehatan.(Liaw,T.
1993). Selain itu dokumentasi keperawatan juga dapat tersimpan dengan
aman. Akses untuk mendapat data yang telah tersimpan dapat dilaksanakan lebih
cepat dibandingkan bila harus mencari lembaran kertas yang bertumpuk di ruang
penyimpanan.
Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, 2003:
beberapa institusi kesehatan yang menerapkan system komputer, setiap perawat
dalam tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai
untuk dokmuntasi keperawatan dan meningkat keakuratan dalam dokumentasi
keperawatan.
Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan komputer seyogyanya
mengikuti prinsip-prinsip pendokumentasian, serta sesuai dengan standar
pendokumentasian internasional seperti: ANA, NANDA,NIC (Nursing Interventions
Classification, 2000).
Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi
pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di
keperawatan/Decision Support System dan Executive Information System. Informasi
asuhan keperawatan dalam sistem informasi manajemen yang berbasis komputer
dapat digunakan dalam menghitung pemakaian tempat tidur /BOR pasien,
angka nosokomial, penghitungan budget keperawatan dan sebagainya. Dengan adanya
data yang akurat pada keperawatan maka data ini juga dapat digunakan untuk
informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem Informasi asuhan keperawatan
juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan secara khususnya
dan riset kesehatan pada umumnya (Udin,and Martin, 1997).
Sistem Informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak
kegunaannya, namun pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di Indonesia masih
banyak mengalami kendala. Hal ini mengingat komponen-komponen yang ada dalam
sistem informasi yang dibutuhkan dalam keperawatan masih banyak kelemahannya.
Kendala SIM yang lain adalah kekahawatiran hilangnya data dalam
satu hard-disk. Pada kondisi tersebut hilangnya data telah diantisipasi
sebagai perlindungan hukum atas dokumen perusahaan yang diatur dalam UU
No. 8 Tahun 1997. Undang-undang ini mengatur tentang keamanan terhadap
dokumentasi yang berupa lembaran kertas, namun sesuai perkembangan
tehnologi, lembaran yang sangat penting dapat dialihkan dalam Compact
Disk Read Only Memory (CD ROM). CD ROM dapat dibuat kopinya dan
disimpan di lain tempat yang aman . Pengalihan ke CD ROM ini bertujuan untuk
menghindari hilangnya dokumen karena peristiwa tidak terduga seperti pencurian
komputer, dan kebakaran.
Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis
komputer ke dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu mudah.
Hal ini karena pihak manajemen harus memperhatikan beberapa aspek yaitu
struktur organisasi keperawatan di Indonesia, kemampuan sumber daya
keperawatan, sumber dana, proses dan prosedur informasi serta penggunaan dan
pemanfaatan bagi perawat dan tim kesehatan lain.
Bagaimana SIM keperawatan di Indonesia ? Sampai saat ini
implementasi sistem informasi manajemen baik di rumah sakit maupun di
masyarakat masih sangat minim, bahkan masih banyak perawat yang tidak mengenal
apa sistem informasi manajemen keperawatan yang berbasis komputer
tersebut. Namun seiring dengan perkembangan pengetahuan dan ilmu
pengetahuan maka beberapa rumah sakit di Jakarta dan kota lain sudah menerapkan
system informasi keperawatan yang berbasis komputer.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia juga mempunyai
kontribusi dalam pengembangan system informasi keperawatan. Fakultas ilmu
keperawatan telah mempunyai soft-ware system informasi asuhan keperawatan dan
system informasi dalam manajemen untuk manajer perawat. Media ini sangat berguna
dalam menyokong proses pembelajaran yang menyiapkan peserta didik dalam
menyongsong era globalisasi. Dengan mengikuti pembelajaran tersebut
peserta didik diharapkan mampu bersaing , namun tentunya tak cukup hanya
dalam proses proses pembelajaran di kuliah. Peserta didik harus terus
belajar agar dapat mengikuti perkembangan ilmu dan tehnogi keperawatan.
Bagaimana dengan anda, siapkah anda memasuki era tehnologi dan era
globalisasi ?Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan
meningkatnya strata pendidikan keperawatan di Indonesia, disamping akses
informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu membawa efek pada
kemajuan yang cukup berarti di keperawatan (Jasun, 2006). Tenaga perawat
sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan
kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat
harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar,
yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi.
Keperawatan juga berkewajiban untuk menyediakan pelayanan/asuhan
keperawatan yang didasarkan pada kaedah-kaedah suatu profesi termasuk adanya
bukti pertanggung jawaban melalui sistem informasi yang tepat yang ditunjukkan oleh
sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik. Namun pada realitanya
dilapangan pendokumentasian asuhan keperawatanyang dilakukan masih
bersifar manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem /perangkat
teknolgi yang memadai, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap
proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Selain itu dalam pelaksanaan
dokumentasi keperawatan, perawat sering mengeluh terhadap dokumentasi yang
memakan waktudan terlalu banyak perawat belum sepenuhnya faham menuliskannya.
Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan, maka perlu dibuat suatu mekanisme pendokumentasian yang mudah dan
cepat berkaitan dengan dokumentasi proses keperawatan.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka
sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhankeperawatan yang
lebih baik. Metode pendokumentasian asuhan keperawatan saat sudah mulai
menunjukkan perkembangan, dari yang sebelumnya manual, bergeser kearah
komputerisasi. Metode pendokumentasian tersebut dengan menggunakan Sistem
Informasi Manajemen.
Sistem informasi manajemen berbasis komputer tidak hanya
bermanfaat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, namun juga dapat menjadi
pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di
keperawatan/Decision Support System dan Executive Information System (Eko,I.
2001). Informasi asuhan keperawatan dalam sistem informasi manajemen yang
berbasis komputer dapat digunakan dalam menghitung pemakaian tempat tidur
/BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan budget keperawatan dan sebagainya.
Dengan adanya data yang akurat pada keperawatan maka data ini juga dapat
digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem Informasi asuhan
keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan
secara khususnya dan riset kesehatan pada umumnya (Udin,and Martin, 1997). Oleh
karena itu system sistem informasi manajemen berbasis komputer ini sangat
penting dan sangat dibutuhkan oleh manajemen rumah sakit, dimana aktifitas
perawatan dapat termonitor dalam sebuah data base rumah sakit.
Manfaat lain yang dapat diperoleh dari sistem informasi yang
berbasis komputer ini ialah system ini sangat praktis karena mampu menyimpan
data yang sangat banyak penuh dalam sebuah kotak kecil / hard disk yang
berukuran hanya 15x10x 5 cm. Sistem informasi berbasis komputer juga dirancang
untuk mengikuti era globalisasi sehingga perawat di Indonesia tidak tertinggal
dengan perawat yang diluar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar