Kamis, 15 Januari 2015

ANALISIS JURNAL PRAKTIK SENAM HAMIL HUBUNGANNYA DENGAN KELANCARAN PROSES PERSALINAN

ANALISIS JURNAL
PRAKTIK SENAM HAMIL HUBUNGANNYA DENGAN KELANCARAN PROSES PERSALINAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Keperawatan Maternitas I


Description: polite1.jpg

Disusun oleh:
1.    Dita Amanda Sakti                              P07120111008
2.    Enggar Susanti                                    P07120111011
3.    Rihmaningtyas                                                P07120111029
4.    Rosy Azizah Rizki                               P07120111032


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2013
ANALISIS JURNAL

A.    Judul Jurnal dan Identitas Peneliti
1.    Judul :
Praktik Senam Hamil Hubungannya dengan Kelancaran Proses Persalinan
2.    Peneliti :
a.    Mariani dari Akademi Kebidanan Yayasan RS Islam Surabaya
b.    Nunik Puspitasari dari  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
B.    Abstrak
Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia is higher than other countries, even among Asian countries. Exercise during pregnancy is the one of method to prepare delivery process and further is to prevent maternal death. The objective of this research is to analyze relationship between knowledge and practice of pregnancy exercise, also relationship between practice of pregnancy exercise and delivery process. This was a cross sectional research. Moreover, the population involve in this research were all primi para (mother that having first pregnancy) that recorded at Jagir Public Health Service Centre in Surabaya. The samples were taken by simple random sampling method. Furthermore, the relationship among variables was analyzed using chi square and fisher exact test. The result shows that there was no relationship between knowledge and practice of pregnancy exercise (p = 0.060), but there was a relationship between practice of pregnancy exercise and delivery process (p = 0.000). According to result of the research, it’s suggested that health promotion by doing pregnancy exercise should be developed because it can prepare physically and psychologically of delivery process and reduce the risk of maternal death.
Key words: knowledge, pregnancy exercise, delivery process



C.   Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang senam hamil dengan pelaksanaan senam hamil, dan hubungan antara pelaksanaan senam hamil dengan kelancaran proses persalinan.
D.   Metodologi Penelitian
1.    Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan menggunakan pendekatan observasional
2.    Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu post partum (pascapersalinan) primipara yang pernah maupun yang tidak pernah mengikuti senam hamil di Puskesmas Jagir Wonokromo Surabaya mulai April 2002 sampai dengan April 2003. Selain itu ada kriteria inklusi yang harus dipenuhi yaitu usia ibu antara 20–40 tahun dan tidak termasuk risiko tinggi kehamilan dan persalinan. Berdasarkan hasil penghitungan besar sampel diperoleh sampel sebanyak 15 orang untuk yang melakukan senam hamil dan 15 orang untuk yang tidak pernah melakukan senam hamil. Dengan demikian jumlah sampel seluruhnya sebanyak 30 orang.
3.    Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan bulan April 2003 di Puskesmas Jagir Wonokromo Surabaya
4.    Instrumen penelitian
Data yang dikumpulkan secara langsung dari responden antara lain data pengetahuan tentang senam hamil, dan pelaksanaan senam hamil dengan menggunakan instrumen kuesioner.
5.    Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analitik dengan uji statistik chi square untuk mengetahui hubungan antar variabel.
E.    Hasil Penelitian
Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang senam hamil dengan pelaksanaan senam hamil, dan hubungan antara pelaksanaan senam hamil dengan kelancaran proses persalinan melalui proses pengumpualan data dari bulan April 2002 sampai April 2003 terhadap 30 orang responden di Puskesmas Jagir Wonokromo Surabaya. Penyajian data hasil penelitian meliputi deskripsi karakteristik responden, tingkat pengetahuan dan proses persalinan pada responden yang melakukan senam hamil dan tidak melakukan senam hamil.
1.    Deskripsi Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik responden yang melakukan senam hamil dan yang tidak melakukan senam hamil di Puskesmas Jagir Surabaya tahun 2003
Karakteristik Responden
Senam
Tidak Senam
Total
n=15
%
n=15
%
n=30
%
Umur:
20-30 tahun
15
50,0
15
50,0
30
100,0
Pekerjaan:
Swasta/wiraswasta
7
8
53,8
47,1
6
9
46,2
52,9
13
17
100,0
100,0
Pendidikan :
SD
SLTP
SLTA

9
3
3

52,9
37,5
60,0

8
5
2

47,1
62,5
40,0

17
8
5

100,0
100,0
100,0

Tabel 2. Tingkat pengetahuan dan proses persalinan pada responden yang melakukan senam hamil dan yang tidak senam, di Puskesmas Jagir Surabaya tahun 2003
Variabel
Senam
Tidak Senam
Total
N
%
n
%
n
%
Pengetahuan senam hamil :
Baik
Cukup
Kurang


5
10
0


71,4
50,0
0,0


2
10
3


28,6
50,0
100,0


7
20
3


100,0
100,0
100,0
Proses persalinan :
Cepat (<18jam)
Normal (18-24jam)
Lambat (>24jam)


10
5
0


100
27,8
0,0


0
3
2


0,0
72,2
100,0


10
18
2


100,0
100,0
100,0

2.    Pembahasan
Semua responden penelitian ini berumur antara 20–30 tahun yang merupakan interval usia aman bagi seorang wanita untuk bereproduksi yaitu hamil dan melahirkan, apalagi untuk hamil dan melahirkan anak pertama.
Tingkat pendidikan seseorang tidak selalu akan berpengaruh pada perilakunya. Responden yang melakukan senam hamil sebagian besar ternyata adalah yang berpendidikan SD dan SLTA. Mereka yang berpendidikan SD biasanya dikategorikan berpendidikan rendah, namun justru mereka yang berpendidikan rendah ini sering lebih mudah untuk dimotivasi untuk melakukan ide-ide baru, seperti senam hamil.
Hasil analisis statistik menyatakan tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang senam hamil dan pelaksanaan senam hamil. Hal ini disebabkan seseorang dalam melakukan suatu tindakan tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan tetapi juga oleh motivasi. Dengan demikian kewajiban dari petugas kesehatan di Puskesmas bukan hanya memberikan pengetahuan tentang senam hamil saja kepada para ibu hamil, tetapi juga menumbuhkan motivasi yang kuat agar ibu hamil mau mengikuti senam hamil yang diadakan di Puskesmas.
Penjelasan di atas dibuktikan dengan hasil analisis bahwa ibu dengan tingkat pengetahuan cukup tentang senam hamil malah berpeluang 6,34 kali lebih besar untuk mengikuti kegiatan senam hamil dibandingkan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang senam.
Senam hamil merupakan salah satu bentuk pelayanan antenatal care. Jika latihan fisik pada senam hamil dilakukan secara teratur sesuai dengan petunjuk akan sangat bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil antara lain meningkatkan tonus otot, meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh, membuat relaksasi otot yang tegang, dan menurunkan emosi. Varney (1997) dalam Hanton (2001) menyatakan bahwa wanita yang melakukan senam hamil secara teratur selama kehamilannya, maka tingkat kehabisan tenaga atau penggunaan tenaga selama proses persalinan akan sangat rendah, dan lebih cepat sembuh pada masa pasca-persalinan.Senam hamil terbukti membantu perubahan metabolisme tubuh selama kehamilan. Senam hamil akan membantu fungsi jantung sehingga para ibu hamil akan merasa lebih sehat dan tidak merasa sesak nafas (Adiyono W, 2002), sehingga mengurangi tekanan darah, memperbesar vasodilatasi pada kulit, meningkatkan pengeluaran panas tubuh dan mengurangi kecenderungan terjadinya hyperthermia (Artal R and Carl Sherman, 1999).
Dengan demikian tidak ada alasan bagi wanita hamil yang bekerja di dalam maupun di luar rumah, formal atau informal untuk tidak melakukan senam hamil, dengan alasan pekerjaannya sehari-hari sudah menguras banyak tenaga, apabila tidak mengalami gangguan kesehatan ataupun gangguan obstetri. Asal dilakukan dengan pengawasan ahli.
F.    Perbandingan dengan jurnal lain
Hubungan praktik senam hamil erat kaitannya dengan kelancaran proses persalinan. Kelancaran persalinan dapat berkaitan dengan tingkat nyeri, lama persalinan dan tingkat normalnya persalinan. Selain itu juga akan berpengaruh pada bayi yang dilahirkan meliputi APGAR skor dan berat badan bayi lahir.
Penelitian tersebut menjelaskan tentang peningkatan hormon endorfin yang terjadi selama melakukan senam hamil akan mengurangi tingkat rasa sakit selama proses persalinan sehingga sangat membantu mempercepat proses persalinan. Dapatlah dipahami bila hasil penelitian ini menyatakan bahwa semua ibu hamil yang melakukan senam hamil dapat melalui proses persalinan dengan cepat yaitu < 18 jam. Sebaliknya semua ibu yang mengalami persalinan lambat yaitu > 24 jam ternyata memang tidak satu pun pernah melakukan senam hamil.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian hubungan kepatuhan pelaksanaan senam hamil oleh ibu hamil dengan tingkatan nyeri persalinan pada ibu bersalin di BPS kota semarang oleh Afida Nur Aini dan Imbarwati pada 21 primipara dan 21 multipara diketahui bahwa sebanyak 21 responden yang patuh melaksanakan senam hamil mengalami tingkatan nyeri persalinan diantaranya 15 orang atau 71,4% kategori ringan, 5 orang atau 23,8% dalam kategori sedang, dan 1 orang atau 4,8% dalam kategori berat. Responden yang tidak patuh melaksanakan senam hamil mengalami tingkatan nyeri persalinan diantaranya 4 orang atau 9,5% kategori ringan, 8 orang atau 38,1% dalam kategori sedang, dan 9 orang atau 42,9% dalam kategori berat.  Dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan pelaksanaan senam hamil oleh ibu hamil dengan tingkatan nyeri persalinan pada ibu bersalin di BPS Ny. Titik Suprihatni, Am.Keb di wilayah Tlogosari Semarang.
Penelitian juga menyebutkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk proses persalinan ibu yang teratur melakukan senam hamil lebih pendek daripada ibu yang tidak melakukan senam hamil maupun yang melakukan namun tidak teratur. Responden yang proses persalinannya cepat atau < 18 jam seluruhnya (100%) melakukan senam hamil, sebaliknya responden yang proses persalinannya lambat atau > 24 jam seluruhnya (100%) tidak pernah melakukan senam hamil. Responden dengan proses persalinan normal atau membutuhkan waktu sekitar 18–24 jam, sebagian besar (72,2%) tidak melakukan senam hamil.
Pada penelitian  hubungan tingkat kepatuhan ibu hamil trimester III yang menjalankan program senam hamil dengan  lama persalinan di RS panti wilasa citarum semarang oleh widyastuti, dkk didapat hasil bahwa ibu bersalin yang patuh menjalankan program senam hamil dengan lama persalinan yang normal ada 63,6% sedangkan ibu yang tidak patuh menjalankan senam hamil dengan lama persalinan yang lambat ada 26,3%.
Senam hamil juga berdampak positif terhadap kelahiran bayi sebagaimana pada tahun 1993, jurnal American Health memuat laporan tentang hasil penelitian selama 2 tahun di New York yang menunjukkan bahwa wanita hamil yang melakukan senam selama 30 menit, 5 hari dalam seminggu ternyata melahirkan bayi yang lebih besar dan sehat (Hanton, 2001). Varney (1997) dalam Hanton (2001) menjelaskan beberapa keuntungan senam hamil terhadap kehamilan adanya penurunan kelainan denyut jantung, tali pusat dan mekonium, penurunan penggunaan tenaga, berkurangnyarasa sakit, serta memperbaiki skor Apgar dan psikomotor janin.
Hal ini sejalan dengan penelitian Hendarmin Aulia dari Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat - Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Unsri dan Siti Hindun dari Kementerian Kesehatan Jurusan Kebidanan Palembang tentang pengaruh senam hamil terhadap proses persalinan normal di klinik YK Madira Palembang. Hasil penelitian menunjukkan didapatkan bahwa rata-rata lamanya persalinan kala II Ibu yang tidak senam hamil sebesar 151,11 menit dan Ibu yang senam hamil yaitu 128,58 menit (p value = 0,012), rata-rata APGAR skor yang tidak senam hamil 7,01 dan Ibu yang senam hamil 8,33 (p value = 0,000) dan rata-rata berat badan lahir yang tidak senam hamil 2571.52 dan yang senam hamil 2695.75 (p value = 0,001).

G.   Implikasi Keperawatan
            Isi jurnal sangat dapat di manfaatkan dan di terapkan dalam ilmu keperawatan, khususnya di bidang keperawatan maternitas.
            Hal ini dapat berupa pendidikan kesehatan antenatal pada ibu hamil untuk teratur melakukan senam hamil karena menurut penelitian senam hamil dapat melancarkan proses persalinan, mempersingkat waktu persalinan, mengurangi nyeri persalinan hingga meningkatkan APGAR skor dan berat badan bayi lahir.




Daftar Pustaka

Aini dan Imbarwati. 2011. Hubungan Kepatuhan Pelaksanaan Senam Hamil oleh Ibu Hamil dengan Tingkatan Nyeri Persalinan pada Ibu Bersalin di BPS Kota Semarang Semarang: Akbid Abdi Husada Semarang.
Hendarmin dan Hindun. 2010. Pengaruh Senam Hamil Terhadap Proses Persalinan Normal di Klinik Yk Madira Palembang . Jurnal Kedokteran dan kesehatan. Palembang: Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Mariani dan Puspitasari. 2003. Praktik Senam Hamil Hubungannya dengan Kelancaran Proses Persalinan. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Widyastuti, dkk. 2011. Hubungan Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III yang Menjalankan Program Senam Hamil dengan  Lama Persalinan Di RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Semarang: Poltekes Semarang.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar