ANALISIS
JURNAL
PRAKTIK
SENAM HAMIL HUBUNGANNYA DENGAN KELANCARAN PROSES PERSALINAN
Disusun
untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah Keperawatan Maternitas I
Disusun
oleh:
1.
Dita Amanda Sakti P07120111008
2.
Enggar Susanti P07120111011
3.
Rihmaningtyas P07120111029
4.
Rosy
Azizah Rizki P07120111032
KEMENTRIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN
YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2013
ANALISIS JURNAL
A.
Judul
Jurnal dan Identitas Peneliti
1.
Judul
:
Praktik Senam Hamil Hubungannya dengan Kelancaran Proses Persalinan
2.
Peneliti
:
a. Mariani
dari Akademi
Kebidanan Yayasan RS Islam Surabaya
b. Nunik
Puspitasari dari Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga
B.
Abstrak
Maternal
Mortality Rate (MMR) in Indonesia is higher than other countries, even among
Asian countries. Exercise during pregnancy is the one of method to prepare
delivery process and further is to prevent maternal death. The objective of
this research is to analyze relationship between knowledge and practice of
pregnancy exercise, also relationship between practice of pregnancy exercise
and delivery process. This was a cross sectional research. Moreover, the
population involve in this research were all primi para (mother that having
first pregnancy) that recorded at Jagir Public Health Service Centre in
Surabaya. The samples were taken by simple random sampling method. Furthermore,
the relationship among variables was analyzed using chi square and fisher exact
test. The result shows that there was no relationship between knowledge and
practice of pregnancy exercise (p = 0.060), but there was a relationship
between practice of pregnancy exercise and delivery process (p = 0.000).
According to result of the research, it’s suggested that health promotion by
doing pregnancy exercise should be developed because it can prepare physically
and psychologically of delivery process and reduce the risk of maternal death.
Key words: knowledge, pregnancy exercise, delivery process
C.
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang senam hamil dengan
pelaksanaan senam hamil, dan hubungan antara pelaksanaan senam hamil dengan
kelancaran proses persalinan.
D.
Metodologi
Penelitian
1.
Desain
Penelitian
Penelitian ini
merupakan studi cross sectional dengan menggunakan pendekatan
observasional
2.
Populasi
dan Sampel
Populasi
penelitian ini adalah seluruh ibu post partum (pascapersalinan)
primipara yang pernah maupun yang tidak pernah mengikuti senam hamil di
Puskesmas Jagir Wonokromo Surabaya mulai April 2002 sampai dengan April 2003.
Selain itu ada kriteria inklusi yang harus dipenuhi yaitu usia ibu antara 20–40
tahun dan tidak termasuk risiko tinggi kehamilan dan persalinan. Berdasarkan
hasil penghitungan besar sampel diperoleh sampel sebanyak 15 orang untuk yang
melakukan senam hamil dan 15 orang untuk yang tidak pernah melakukan senam
hamil. Dengan demikian jumlah sampel seluruhnya sebanyak 30 orang.
3.
Tempat
dan Waktu
Penelitian
dilaksanakan bulan April 2003 di Puskesmas Jagir Wonokromo Surabaya
4.
Instrumen
penelitian
Data yang
dikumpulkan secara langsung dari responden antara lain data pengetahuan tentang
senam hamil, dan pelaksanaan senam hamil dengan menggunakan instrumen
kuesioner.
5.
Analisis
Data
Analisis data
dilakukan secara deskriptif dan analitik dengan uji statistik chi square untuk
mengetahui hubungan antar variabel.
E.
Hasil
Penelitian
Dalam
bab ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang senam hamil dengan pelaksanaan senam hamil, dan
hubungan antara pelaksanaan senam hamil dengan kelancaran proses persalinan
melalui proses pengumpualan data dari bulan April 2002 sampai April 2003
terhadap 30 orang responden di Puskesmas Jagir Wonokromo Surabaya. Penyajian
data hasil penelitian meliputi deskripsi karakteristik responden, tingkat
pengetahuan dan proses persalinan pada responden yang melakukan senam hamil dan
tidak melakukan senam hamil.
1.
Deskripsi
Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik responden yang
melakukan senam hamil dan yang tidak melakukan senam hamil di Puskesmas Jagir
Surabaya tahun 2003
Karakteristik
Responden
|
Senam
|
Tidak Senam
|
Total
|
|||
n=15
|
%
|
n=15
|
%
|
n=30
|
%
|
|
Umur:
20-30
tahun
|
15
|
50,0
|
15
|
50,0
|
30
|
100,0
|
Pekerjaan:
Swasta/wiraswasta
|
7
8
|
53,8
47,1
|
6
9
|
46,2
52,9
|
13
17
|
100,0
100,0
|
Pendidikan
:
SD
SLTP
SLTA
|
9
3
3
|
52,9
37,5
60,0
|
8
5
2
|
47,1
62,5
40,0
|
17
8
5
|
100,0
100,0
100,0
|
Tabel 2.
Tingkat pengetahuan dan proses persalinan pada responden yang melakukan senam
hamil dan yang tidak senam, di Puskesmas Jagir Surabaya tahun 2003
Variabel
|
Senam
|
Tidak Senam
|
Total
|
|||
N
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|
Pengetahuan
senam hamil :
Baik
Cukup
Kurang
|
5
10
0
|
71,4
50,0
0,0
|
2
10
3
|
28,6
50,0
100,0
|
7
20
3
|
100,0
100,0
100,0
|
Proses
persalinan :
Cepat
(<18jam)
Normal
(18-24jam)
Lambat
(>24jam)
|
10
5
0
|
100
27,8
0,0 |
0
3
2
|
0,0
72,2
100,0
|
10
18
2
|
100,0
100,0
100,0
|
2.
Pembahasan
Semua responden penelitian ini berumur
antara 20–30 tahun yang merupakan interval usia aman bagi seorang wanita untuk
bereproduksi yaitu hamil dan melahirkan, apalagi untuk hamil dan melahirkan
anak pertama.
Tingkat pendidikan seseorang tidak
selalu akan berpengaruh pada perilakunya. Responden yang melakukan senam hamil
sebagian besar ternyata adalah yang berpendidikan SD dan SLTA. Mereka yang berpendidikan
SD biasanya dikategorikan berpendidikan rendah, namun justru mereka yang
berpendidikan rendah ini sering lebih mudah untuk dimotivasi untuk melakukan ide-ide
baru, seperti senam hamil.
Hasil analisis statistik menyatakan
tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang senam hamil dan
pelaksanaan senam hamil. Hal ini disebabkan seseorang dalam melakukan suatu
tindakan tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan tetapi juga oleh motivasi. Dengan
demikian kewajiban dari petugas kesehatan di Puskesmas bukan hanya memberikan
pengetahuan tentang senam hamil saja kepada para ibu hamil, tetapi juga
menumbuhkan motivasi yang kuat agar ibu hamil mau mengikuti senam hamil yang
diadakan di Puskesmas.
Penjelasan di atas
dibuktikan dengan hasil analisis bahwa ibu dengan tingkat pengetahuan cukup
tentang senam hamil malah berpeluang 6,34 kali lebih besar untuk mengikuti
kegiatan senam hamil dibandingkan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik
tentang senam.
Senam hamil merupakan salah satu
bentuk pelayanan antenatal care. Jika
latihan fisik pada senam hamil dilakukan secara teratur sesuai dengan petunjuk
akan sangat bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil antara lain meningkatkan tonus
otot, meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh, membuat relaksasi otot yang
tegang, dan menurunkan emosi. Varney (1997) dalam Hanton (2001) menyatakan
bahwa wanita yang melakukan senam hamil secara teratur selama kehamilannya,
maka tingkat kehabisan tenaga atau penggunaan tenaga selama proses persalinan
akan sangat rendah, dan lebih cepat sembuh pada masa pasca-persalinan.Senam hamil terbukti
membantu perubahan metabolisme tubuh selama kehamilan. Senam hamil akan
membantu fungsi jantung sehingga para ibu hamil akan merasa lebih sehat dan
tidak merasa sesak nafas (Adiyono W, 2002), sehingga mengurangi tekanan darah,
memperbesar vasodilatasi pada kulit, meningkatkan pengeluaran panas tubuh dan
mengurangi kecenderungan terjadinya hyperthermia (Artal R and Carl Sherman,
1999).
Dengan demikian
tidak ada alasan bagi wanita hamil yang bekerja di dalam maupun di luar rumah,
formal atau informal untuk tidak melakukan senam hamil, dengan alasan
pekerjaannya sehari-hari sudah menguras banyak tenaga, apabila tidak mengalami
gangguan kesehatan ataupun gangguan obstetri. Asal dilakukan dengan pengawasan
ahli.
F.
Perbandingan
dengan jurnal lain
Hubungan
praktik senam hamil erat kaitannya dengan kelancaran proses persalinan.
Kelancaran persalinan dapat berkaitan dengan tingkat nyeri, lama persalinan dan
tingkat normalnya persalinan. Selain itu juga akan berpengaruh pada bayi yang
dilahirkan meliputi APGAR skor dan berat badan bayi lahir.
Penelitian
tersebut menjelaskan tentang peningkatan hormon endorfin yang terjadi selama melakukan
senam hamil akan mengurangi tingkat rasa sakit selama proses persalinan
sehingga sangat membantu mempercepat proses persalinan. Dapatlah dipahami bila
hasil penelitian ini menyatakan bahwa semua ibu hamil yang melakukan senam
hamil dapat melalui proses persalinan dengan cepat yaitu < 18 jam.
Sebaliknya semua ibu yang mengalami persalinan lambat yaitu > 24 jam ternyata
memang tidak satu pun pernah melakukan senam hamil.
Pernyataan
tersebut diperkuat dengan hasil penelitian hubungan kepatuhan pelaksanaan senam
hamil oleh ibu hamil dengan tingkatan nyeri persalinan pada ibu bersalin di BPS
kota semarang oleh Afida Nur Aini dan Imbarwati pada 21 primipara dan 21
multipara diketahui bahwa sebanyak 21 responden yang patuh melaksanakan senam
hamil mengalami tingkatan nyeri persalinan diantaranya 15 orang atau 71,4%
kategori ringan, 5 orang atau 23,8% dalam kategori sedang, dan 1 orang atau
4,8% dalam kategori berat. Responden yang tidak patuh melaksanakan senam hamil
mengalami tingkatan nyeri persalinan diantaranya 4 orang atau 9,5% kategori
ringan, 8 orang atau 38,1% dalam kategori sedang, dan 9 orang atau 42,9% dalam
kategori berat. Dengan demikian ada
hubungan yang signifikan antara kepatuhan pelaksanaan senam hamil oleh ibu
hamil dengan tingkatan nyeri persalinan pada ibu bersalin di BPS Ny. Titik
Suprihatni, Am.Keb di wilayah Tlogosari Semarang.
Penelitian
juga menyebutkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk proses persalinan ibu yang
teratur melakukan senam hamil lebih pendek daripada ibu yang tidak melakukan
senam hamil maupun yang melakukan namun tidak teratur. Responden yang proses
persalinannya cepat atau < 18 jam seluruhnya (100%) melakukan senam hamil,
sebaliknya responden yang proses persalinannya lambat atau > 24 jam
seluruhnya (100%) tidak pernah melakukan senam hamil. Responden dengan proses
persalinan normal atau membutuhkan waktu sekitar 18–24 jam, sebagian besar (72,2%)
tidak melakukan senam hamil.
Pada
penelitian hubungan tingkat kepatuhan ibu hamil trimester III yang menjalankan program senam hamil dengan lama
persalinan di RS panti wilasa
citarum semarang oleh widyastuti, dkk didapat
hasil bahwa ibu
bersalin yang patuh menjalankan program senam hamil dengan lama persalinan yang
normal ada 63,6% sedangkan ibu yang tidak patuh menjalankan senam hamil dengan
lama persalinan yang lambat ada 26,3%.
Senam
hamil juga berdampak positif terhadap kelahiran bayi sebagaimana pada tahun
1993, jurnal American Health memuat laporan tentang hasil penelitian selama 2
tahun di New York yang menunjukkan bahwa wanita hamil yang melakukan senam
selama 30 menit, 5 hari dalam seminggu ternyata melahirkan bayi yang lebih
besar dan sehat (Hanton, 2001). Varney (1997) dalam Hanton (2001) menjelaskan beberapa
keuntungan senam hamil terhadap kehamilan adanya penurunan kelainan denyut
jantung, tali pusat dan mekonium, penurunan penggunaan tenaga, berkurangnyarasa
sakit, serta memperbaiki skor Apgar dan psikomotor janin.
Hal ini sejalan dengan
penelitian Hendarmin
Aulia dari Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat - Ilmu Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Unsri dan Siti Hindun dari Kementerian Kesehatan
Jurusan Kebidanan Palembang tentang pengaruh senam hamil terhadap proses
persalinan normal di klinik YK Madira Palembang. Hasil penelitian menunjukkan didapatkan
bahwa rata-rata lamanya persalinan kala II Ibu yang tidak senam hamil sebesar
151,11 menit dan Ibu yang senam hamil yaitu 128,58 menit (p value = 0,012),
rata-rata APGAR skor yang tidak senam hamil 7,01 dan Ibu yang senam hamil 8,33
(p value = 0,000) dan rata-rata berat badan lahir yang tidak senam hamil
2571.52 dan yang senam hamil 2695.75 (p value = 0,001).
G.
Implikasi
Keperawatan
Isi jurnal sangat dapat di
manfaatkan dan di terapkan dalam ilmu keperawatan, khususnya di bidang
keperawatan maternitas.
Hal ini dapat berupa
pendidikan kesehatan antenatal pada ibu hamil untuk teratur melakukan senam
hamil karena menurut penelitian senam hamil dapat melancarkan proses
persalinan, mempersingkat waktu persalinan, mengurangi nyeri persalinan hingga
meningkatkan APGAR skor dan berat badan bayi lahir.
Daftar Pustaka
Aini dan
Imbarwati. 2011. Hubungan Kepatuhan Pelaksanaan Senam Hamil oleh Ibu Hamil dengan
Tingkatan Nyeri Persalinan pada Ibu Bersalin di BPS Kota Semarang Semarang: Akbid
Abdi Husada Semarang.
Hendarmin dan Hindun. 2010.
Pengaruh Senam Hamil Terhadap Proses Persalinan Normal di Klinik Yk Madira
Palembang .
Jurnal Kedokteran dan kesehatan. Palembang: Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya
Mariani dan Puspitasari. 2003. Praktik
Senam Hamil Hubungannya dengan Kelancaran Proses Persalinan. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga.
Widyastuti, dkk. 2011. Hubungan Tingkat Kepatuhan
Ibu Hamil Trimester III yang Menjalankan Program Senam Hamil dengan Lama
Persalinan Di RS Panti Wilasa Citarum Semarang. Semarang: Poltekes Semarang.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar