Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa kami
telah menyelesaikan tugas mata kuliah fisiologi keperawatan dengan membahas
tentang Hambatan
Komunikasi Verbal.
Makalah ini kami tulis berdasarkan hasil pencarian kami dari
beberapa sumber isi makalah ini mencakup tentang definisi Hambatan
Komunikasi Verbal, Batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dampak KDM, tindakan keperawatan utama terkait
dengan diagnosis keperawatan.
Sudah tentu makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga
masih banyak kekurangannya. Maka saran, petunjuk pengarahan, dan
bimbingan dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini mendapat Ridho dari Allah SWT, dan bisa
bermanfaat bagi kita semua.
Makassar,18 November 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Shannon
dan Weaver (1949) mendefinisikan komunikasi sebagai semua yang terjadi di
antara 2 orang atau lebih. Karena tingkah laku adalah apa yang dipersepsikan
oleh orang lain, maka semua tingkah laku adalah komunikasi, dan semua
komunikasi menghasilkan tingkah laku. Davis (1981) mendefinisikan komunikasi
sebagai “pemindahan informasi dan pengartian dari satu orang ke orang lain”.
Komunikasi menjadi jembatan penghubung di antara individu. Johnson (1981)
melihat konsep komunikasi sebagai alat atau cara seseorang mengirim pesan ke
orang lain, dan mengharapkan respon dari orang tersebut. (La Monica, 1979).
Oleh
karena itu, komunikasi selalu melibatkan seorang pengirim dan seorang penerima.
Meskipun Gibran (1951) mengatakan bahwa seseorang dapat berbicara secara verbal
dengan sendirinya, komunikasi dalam organisasi selalu melibatkan paling sedikit
dua individu dan dua peran yaitu
pengirim dan penerima. (La Monica, 1979).
Komunikasi verbal menggunakan kata
yang ditulis ataupun diucapkan.Bahasa verbal merupakan kode yang menyampaikan
arti spesifik melalui kombinasi kata.Aspek terpenting dalam komunikasi lisan
disajikan dibawah ini. (Perry, 2010)
1) Pembendaharaan Kata.
Komunikasi tidak akan berhasil jika
pengirim dan penerima tidak dapat menerjamahkan kata dan frase yang digunakan.
Perawat melayani klien yang hanya mampu berbicara dalam bahasa lain, maka
dibutuhkan kehadiran seorang penerjemah. Bahkan dengan penggunaan bahasa yang
sama pun terdapat variasi subkultural :makan
malam dapat berarti makan pada sore hari bagi seseorang atau makan terakhir
dalam satu hari bagi orang lain. Istilah medis (terminology teknis sering
digunakan oleh tenaga kesehatan) terdengar asing bagi pasien, sehingga
pembatasan penggunaannya akan meningkatkan komunikasi. Anak-anak memiliki
perbendaharaan kata yang lebih sedikit.Mereka menggunakan kata-kata khusus
untuk menggambarkan fungsi tubuh atau selimut dan mainan favoritnya.Remaja
sering menggunakan kata-kata yang tidak akrab di telinga individu dewasa.
2) Arti Denotative dan Konotative.
Beberapa kata memiliki arti yang
lebih dari satu. Individu yang menggunakan bahasa yang sama akan menafsirkan
makna denotative :baseball merupakan
kata dengan arti yang sama bagi orang-orang yang menggunakan bahasa inggris,
tetapi code memiliki makna henti
jantung baik tenaga kesehatan. Arti konotatif adalah makna berbeda yang
ditimbulkan oleh pengaruh pikiran, perasaan, atau ide terhadap suatu
kata.Sebagai contoh, tenaga kesehatan memberitahu keluarga bahwa klien berada
dalam kondisi yang serius.Mereka
percaya bahwa klien sudah mendekai ajalnya, padahal bagi perwat kata serius hanya menggambarkan sifat suatu
penyakit.Anda harus memilah kata secara tepat dan menghindari kata-kata yang
dapat menimbulkan kesalahpahaman, terutama saat menjelaskan kondisi atau terapi
klien.
3) Kecepatan.
Percakapan akan lebih berhasil jika
memiliki kecepatan yang sesuai. Bicaralah dengan cukup perlahan agar artikulasi
kata menjadi jelas. Berbicara dengan cepat, berhenti berbicara dengan tidak
jelas, atau berbicara dengan sangat lambat akan menyampaikan pesan yang tidak
dimaksud. Jeda yang panjang dan perpindahan subjek dengan cepat memberikan
kesan bahwa perawat membunyikan kebenaran.Berpikirlah sebelum berbicara dan
timbulkan kesadaran mengenai ritme ucapan anda untu memperbaiki kecepatan.
4) Intonasi.
Intonasi sangat mempengaruhi makna
sutu pesan.Suatu pertanyaan/pernyataan sederhana dapat mengekspresikan
antusiasme, kemarahan, kekhaawatiran, atau keacuhan jika diucapkan dengan
intonasi yang berbeda.Sadari intonasi anda agar dapat terhindar dari pesan yang
tidak perlu.Sebagai contoh, klien menganggap intonasi keras padaa suara perawat
sebagai ucapan yang sombong sehingga hal ini dapat menghambat komunikasi lebih
lanjut.Intonasi suara klien memberikan informasi tentang keadaan emosional dan
tingkat energinya.
5) Kejelasan dan Keringkasan.
Komunikasi yang efektif bersifat
sederhana, singkat, dan langsung.Semakin sedikit kata yang dikandung, maka
semakin mudah untuk dimengerti. Berbicara dengan perlahan, artikulasi dengan
baik, dan menggunakan contoh untuk memperjelas sutu hal akan meningkatkan
kejelasan. Pengulangan bagian penting dari suatu informasi juga akan
memperjelas komunikasi. Frase seperti ”Anda tahu” atau “Oke?” pada akhir
kalimat akan mengaburkan pesan. Gunakan kalimat singkat dan kata yang
mengekspresikan ide secara sederhana dan langsung.“Dimana rasa nyeri Anda?”
merupakan kalimat yang lebih baik dibandingkan “Saya ingin anda mendeskripsikan
lokasi nyeri anda”.
6) Waktu dan Kesesuaian.
Waktu merupakan aspek penting dalam
komunikasi. Pesan yang jelas pada waktu yang salah akan menjadi tidak efektif.
Sebagai contoh, anda tidak akan memberikan pengajaran rutin pada klien yang
sedang mengalami nyeri hebat atau stress emosional. Waktu terbaik adalah saat klien
menunjukkan ketertarikan untuk berkomunikasi. Pesan akan menjadi lebih efektif jika sesuai atau penting pada
situasi tersebut. Saat klien menghadapi operasi darurat, diskusi tentang risiko
merokok tidak sesuai dibandingkan penjelasan mengenai prosedur preoperatif.
Komunikasi verbal terjadi melalui
media kata-kata lisan atau tulisan, dan komunikasi verbal mewakili sigmen kecil
dari komunikasi manusia secara menyeluruh.Validiasi tentang makna komunikasi
verbal antara perawat dan pasien adalah penting. (Stuart,)
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
defenisi dari hambatan komunikasi verbal?
2.
Batasan
kerakteristik dari hambatan komunbikasi verbal?
3.
Faktor
apa saja yang berhubungan dengan hambatan komunikasi verbal?
4.
Apa
saja tindakan keperawatan utama terkait dengan diagnosa keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi/Pengertian
Defenisidarihambatankomunikasi verbal
adalahpenurunan, kelambatan, atau
ketiadaan kemampuan untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan
sistem simbol.
(Carpenito, 2007)
B. Batasan
Karakteristik (Tanda dan Gejala)
Adapun batasan
karekteristiknya, seperti: (Carpenito, 2007)
Ø
Tidak
ada kontak mata
Ø
Tidak
dapat bicara
Ø
Kesulitan
mengekspresikan pikiran secara verbal. Misalnya afasia, disfasia, apraksia,
disleksia)
Ø
Kesulitan
memahami pola komunikasi yang biasa
Ø
Kesulitan
dalam kehadiran tertentu
Ø
Kesulitan
menggunakan ekspresi tubuh
Ø
Kesulitan
menggunakan ekspresi wajah
Ø
Disorientasi
orang
Ø
Disorientasi
ruang
Ø
Disorientasi
waktu
Ø
Tidak
bicara
Ø
Dispnea
Ø
Ketidakmampuan
bicara dalam ekspresi tubuh
Ø
Ketidak
mampuan menggunakan ekspresi wajah
Ø
Ketidak
tepatan verbalisasi
Ø
Defisit
visual parsial
Ø
Pelo
Ø
Sulit
bicara
Ø
Gagap
Ø
Defisit
penglihatan total
Ø
Bicara
dengan kesulitan
Ø
Menolak
bicara
C. Faktor
yang Berhubungan
Adapun faktor yang
berhubungan dengan hambatan komunikasi ini, yaitu: (Carpenito, 2007)
Ø
Ketiadaan
orang terdekat
Ø
Perubahan
konsep diri
Ø
Perubahan
sistem saraf pusat
Ø
Defek
anatomis. Misalnya celah palatum, perubahan neuro-maskular pada sistem
penglihatan, pendengaran dan aparatus fonatori)
Ø
Tumor
otak
Ø
Harga
diri rendah kronik
Ø
Perubahan
harga diri
Ø
Perbedaan
budaya
Ø
Penurunan
sirkulasi ke otak
Ø
Perbedaan
yang berhubungan dengan usia perkembangan
Ø
Gangguan
emosi
Ø
Kendala
lingkungan
Ø
Kurang
informasi
Ø
Hambatan
fisik. Misalnya trakeostomi dan intubasi
Ø
Kondisi
psikologis
Ø
Kendala
psikologis. Misalnya psikosis dan kurang stimulus
Ø
Stres
Ø
Efek
samping obat. Misalnya agen farmaseutikal.
Ø
Pelemahan
sistem muskuloskeletal.
D. Tindakan
Keperawatan Utama Terkait Dengan Diagnosa Keperawatan
1.
Identifikasi
metode alternatif yang dapat digunakan orang tersebut untuk mengkomunikasikan
kebutuhan-kebutuhan dasar.
2.
Berikan
metode-metode komunikasi alternatif.
a)
Gunakan
kertas dan pensil, huruf-huruf alfabet, isyarat-isyarat tangan, kedipan mata,
anggukan kepala, isyarat bel.
b)
Buat
kartu-kartu dengan gambar-gambar atau kata-kata yang menggambarkan frase yang
sering digunakan (mis. “Basahi bibir saya”, “pindahkan kaki saya”, “segelas
air”, “pispot”)
c)
Anjurkan
orang menunjuk, menggunakan gerakan dan pantomim.
d)
Konsulkan
dengan ahli patologi wicara untuk bantuan dalam pengadakan kartu-kartu
bertulisan.
3.
Untuk
individu yang disatria :
a)
Kurangi
kebisingan lingkungan
b)
Anjurkan
individu untuk membuat suatu supaya yang disadari untuk memperlambat bicara dan
bicara lebih keras (mis. “Ambil napas dalam diantara kalimat-kalimat)
c)
Mintalah
individu untuk mengulangi kata-kata yang tidak jelas.
d)
Jika
individu lelah, ajukan pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban-jawaban pendek
e)
Jika
berbicara tidak dapat dipahami, ajarkan individu untuk menggunakan gerakan
tubuh, pesan-pesan tertulis dan kartu-kartu komunikasi.
4.
Jangan
ubah ucapan, intonasi, atau jenis pesan anda, karena kemampuan individu untuk
mengerti tidak terganggu, berbicara pada tingkatan orang dewasa.
5.
Ungkapkan
masalah frustasi terhadap ketidakmampuan untuk berkomunikasi, dan jelaskan
bahwa kesabaran diperlukan oleh perawat maupun individu yang sedang mencoba
berbicara.
6.
Tulis
metode komunikasi yang digunakan pada rencana perawatan
7.
Ajarkan
pada orang-orang terdekat teknik-teknik dan pendekatan berulang untuk
meningkatkan komunikasi.
8.
Anjurkan
keluarga untuk membagi perasaan-perasaan mengenai masalah-masalah dalam
berkomunikasi.
9.
Cari
konsultasi dengan seorang ahli patologi wicara lebihdini dalam aturan
pengobatan.
10. Untuk individu dengan hambatan bahasa (Giger,
1991)
a)
Berkomunikasi
tanpa tergesa-gesa, cara yang halus. Sopan dan formal.
b)
Berbicara
dengan suara pelan, sedang. Dengarkan dengan cermat, validasikanpemahaman
mutualisme.
c)
Gunakan
gerakan-gerakan tubuh dan gambar-gambar.
d)
Pertahankan
agar pesan tetap sederhana, jangan gunakan istilah medis atau teknis.
e)
Jika
diperlukan interpreter :
·
Klarifikasi
bahasa apa yang digunakan dirumah
·
Upayakan
untuk menggunakan jender dan usia yang sama dengan klien
·
Hindari
interpreter dari negara yang berlawanan, berbeda kebangsaan
·
Mintalah
untuk menerjemahkan dengan kata yang tepat
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
ü Johnson
(1981) melihat konsep komunikasi sebagai alat atau cara seseorang mengirim
pesan ke orang lain, dan mengharapkan respon dari orang tersebut.
ü Komunikasi verbal terjadi melalui
media kata-kata lisan atau tulisan, dan komunikasi verbal mewakili sigmen kecil
dari komunikasi manusia secara menyeluruh.Validiasi tentang makna komunikasi
verbal antara perawat dan pasien adalah penting.
ü Defenisidarihambatankomunikasi verbal adalahpenurunan, kelambatan, atau ketiadaan
kemampuan untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan sistem
simbol.
DAFTAR PUSTAKA
La Monica, Elaine Lynne. (1997). Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan (Nursing Leadership and
Management An Experiential Approach). Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Perry, Potter. (2010). Fundamental
Of Nursing.Buku 1. Salemba
Medika.
Stuart, Gail W. ().Buku
Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Penerbit Buku Kedoktran, EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar