Rabu, 14 Januari 2015

HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL

Kata Pengantar


Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah fisiologi keperawatan dengan membahas tentang Hambatan Komunikasi Verbal.
Makalah ini kami tulis berdasarkan hasil pencarian kami dari beberapa sumber isi makalah ini mencakup tentang definisi Hambatan Komunikasi Verbal, Batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dampak KDM, tindakan keperawatan utama terkait dengan diagnosis keperawatan.
Sudah tentu makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga masih banyak kekurangannya. Maka saran, petunjuk  pengarahan, dan bimbingan dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini mendapat Ridho dari Allah SWT, dan bisa bermanfaat bagi kita semua.


Makassar,18 November 2013

                                                                                                            Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Shannon dan Weaver (1949) mendefinisikan komunikasi sebagai semua yang terjadi di antara 2 orang atau lebih. Karena tingkah laku adalah apa yang dipersepsikan oleh orang lain, maka semua tingkah laku adalah komunikasi, dan semua komunikasi menghasilkan tingkah laku. Davis (1981) mendefinisikan komunikasi sebagai “pemindahan informasi dan pengartian dari satu orang ke orang lain”. Komunikasi menjadi jembatan penghubung di antara individu. Johnson (1981) melihat konsep komunikasi sebagai alat atau cara seseorang mengirim pesan ke orang lain, dan mengharapkan respon dari orang tersebut. (La Monica, 1979).
Oleh karena itu, komunikasi selalu melibatkan seorang pengirim dan seorang penerima. Meskipun Gibran (1951) mengatakan bahwa seseorang dapat berbicara secara verbal dengan sendirinya, komunikasi dalam organisasi selalu melibatkan paling sedikit dua individu dan dua peran  yaitu pengirim dan penerima. (La Monica, 1979).
Komunikasi verbal menggunakan kata yang ditulis ataupun diucapkan.Bahasa verbal merupakan kode yang menyampaikan arti spesifik melalui kombinasi kata.Aspek terpenting dalam komunikasi lisan disajikan dibawah ini. (Perry, 2010)


1)    Pembendaharaan Kata.
Komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim dan penerima tidak dapat menerjamahkan kata dan frase yang digunakan. Perawat melayani klien yang hanya mampu berbicara dalam bahasa lain, maka dibutuhkan kehadiran seorang penerjemah. Bahkan dengan penggunaan bahasa yang sama pun terdapat variasi subkultural :makan malam dapat berarti makan pada sore hari bagi seseorang atau makan terakhir dalam satu hari bagi orang lain. Istilah medis (terminology teknis sering digunakan oleh tenaga kesehatan) terdengar asing bagi pasien, sehingga pembatasan penggunaannya akan meningkatkan komunikasi. Anak-anak memiliki perbendaharaan kata yang lebih sedikit.Mereka menggunakan kata-kata khusus untuk menggambarkan fungsi tubuh atau selimut dan mainan favoritnya.Remaja sering menggunakan kata-kata yang tidak akrab di telinga individu dewasa.
2)    Arti Denotative dan Konotative.
Beberapa kata memiliki arti yang lebih dari satu. Individu yang menggunakan bahasa yang sama akan menafsirkan makna denotative :baseball merupakan kata dengan arti yang sama bagi orang-orang yang menggunakan bahasa inggris, tetapi code memiliki makna henti jantung baik tenaga kesehatan. Arti konotatif adalah makna berbeda yang ditimbulkan oleh pengaruh pikiran, perasaan, atau ide terhadap suatu kata.Sebagai contoh, tenaga kesehatan memberitahu keluarga bahwa klien berada dalam kondisi yang serius.Mereka percaya bahwa klien sudah mendekai ajalnya, padahal bagi perwat kata serius hanya menggambarkan sifat suatu penyakit.Anda harus memilah kata secara tepat dan menghindari kata-kata yang dapat menimbulkan kesalahpahaman, terutama saat menjelaskan kondisi atau terapi klien.
3)    Kecepatan.
Percakapan akan lebih berhasil jika memiliki kecepatan yang sesuai. Bicaralah dengan cukup perlahan agar artikulasi kata menjadi jelas. Berbicara dengan cepat, berhenti berbicara dengan tidak jelas, atau berbicara dengan sangat lambat akan menyampaikan pesan yang tidak dimaksud. Jeda yang panjang dan perpindahan subjek dengan cepat memberikan kesan bahwa perawat membunyikan kebenaran.Berpikirlah sebelum berbicara dan timbulkan kesadaran mengenai ritme ucapan anda untu memperbaiki kecepatan.
4)    Intonasi.
Intonasi sangat mempengaruhi makna sutu pesan.Suatu pertanyaan/pernyataan sederhana dapat mengekspresikan antusiasme, kemarahan, kekhaawatiran, atau keacuhan jika diucapkan dengan intonasi yang berbeda.Sadari intonasi anda agar dapat terhindar dari pesan yang tidak perlu.Sebagai contoh, klien menganggap intonasi keras padaa suara perawat sebagai ucapan yang sombong sehingga hal ini dapat menghambat komunikasi lebih lanjut.Intonasi suara klien memberikan informasi tentang keadaan emosional dan tingkat energinya.
5)    Kejelasan dan Keringkasan.
Komunikasi yang efektif bersifat sederhana, singkat, dan langsung.Semakin sedikit kata yang dikandung, maka semakin mudah untuk dimengerti. Berbicara dengan perlahan, artikulasi dengan baik, dan menggunakan contoh untuk memperjelas sutu hal akan meningkatkan kejelasan. Pengulangan bagian penting dari suatu informasi juga akan memperjelas komunikasi. Frase seperti ”Anda tahu” atau “Oke?” pada akhir kalimat akan mengaburkan pesan. Gunakan kalimat singkat dan kata yang mengekspresikan ide secara sederhana dan langsung.“Dimana rasa nyeri Anda?” merupakan kalimat yang lebih baik dibandingkan “Saya ingin anda mendeskripsikan lokasi nyeri anda”.
6)    Waktu dan Kesesuaian.
Waktu merupakan aspek penting dalam komunikasi. Pesan yang jelas pada waktu yang salah akan menjadi tidak efektif. Sebagai contoh, anda tidak akan memberikan pengajaran rutin pada klien yang sedang mengalami nyeri hebat atau stress emosional. Waktu terbaik adalah saat klien menunjukkan ketertarikan untuk berkomunikasi. Pesan akan menjadi  lebih efektif jika sesuai atau penting pada situasi tersebut. Saat klien menghadapi operasi darurat, diskusi tentang risiko merokok tidak sesuai dibandingkan penjelasan mengenai prosedur preoperatif.
Komunikasi verbal terjadi melalui media kata-kata lisan atau tulisan, dan komunikasi verbal mewakili sigmen kecil dari komunikasi manusia secara menyeluruh.Validiasi tentang makna komunikasi verbal antara perawat dan pasien adalah penting. (Stuart,)
B.   Rumusan Masalah
1.    Apa defenisi dari hambatan komunikasi verbal?
2.    Batasan kerakteristik dari hambatan komunbikasi verbal?
3.    Faktor apa saja yang berhubungan dengan hambatan komunikasi verbal?
4.    Apa saja tindakan keperawatan utama terkait dengan diagnosa keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Defenisi/Pengertian
Defenisidarihambatankomunikasi verbal adalahpenurunan, kelambatan, atau ketiadaan kemampuan untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan sistem simbol. (Carpenito, 2007)
B.   Batasan Karakteristik (Tanda dan Gejala)
Adapun batasan karekteristiknya, seperti: (Carpenito, 2007)


Ø  Tidak ada kontak mata
Ø  Tidak dapat bicara
Ø  Kesulitan mengekspresikan pikiran secara verbal. Misalnya afasia, disfasia, apraksia, disleksia)
Ø  Kesulitan memahami pola komunikasi yang biasa
Ø  Kesulitan dalam kehadiran tertentu
Ø  Kesulitan menggunakan ekspresi tubuh
Ø  Kesulitan menggunakan ekspresi wajah
Ø  Disorientasi orang
Ø  Disorientasi ruang
Ø  Disorientasi waktu
Ø  Tidak bicara
Ø  Dispnea
Ø  Ketidakmampuan bicara dalam ekspresi tubuh
Ø  Ketidak mampuan menggunakan ekspresi wajah
Ø  Ketidak tepatan verbalisasi
Ø  Defisit visual parsial
Ø  Pelo
Ø  Sulit bicara
Ø  Gagap
Ø  Defisit penglihatan total
Ø  Bicara dengan kesulitan
Ø  Menolak bicara


C.   Faktor yang Berhubungan
Adapun faktor yang berhubungan dengan hambatan komunikasi ini, yaitu: (Carpenito, 2007)
Ø  Ketiadaan orang terdekat
Ø  Perubahan konsep diri
Ø  Perubahan sistem saraf pusat
Ø  Defek anatomis. Misalnya celah palatum, perubahan neuro-maskular pada sistem penglihatan, pendengaran dan aparatus fonatori)
Ø  Tumor otak
Ø  Harga diri rendah kronik
Ø  Perubahan harga diri
Ø  Perbedaan budaya
Ø  Penurunan sirkulasi ke otak
Ø  Perbedaan yang berhubungan dengan usia perkembangan
Ø  Gangguan emosi
Ø  Kendala lingkungan
Ø  Kurang informasi
Ø  Hambatan fisik. Misalnya trakeostomi dan intubasi
Ø  Kondisi psikologis
Ø  Kendala psikologis. Misalnya psikosis dan kurang stimulus
Ø  Stres
Ø  Efek samping obat. Misalnya agen farmaseutikal.
Ø  Pelemahan sistem muskuloskeletal.

D.   Tindakan Keperawatan Utama Terkait Dengan Diagnosa Keperawatan
1.    Identifikasi metode alternatif yang dapat digunakan orang tersebut untuk mengkomunikasikan kebutuhan-kebutuhan dasar.
2.    Berikan metode-metode komunikasi alternatif.
a)    Gunakan kertas dan pensil, huruf-huruf alfabet, isyarat-isyarat tangan, kedipan mata, anggukan kepala, isyarat bel.
b)    Buat kartu-kartu dengan gambar-gambar atau kata-kata yang menggambarkan frase yang sering digunakan (mis. “Basahi bibir saya”, “pindahkan kaki saya”, “segelas air”, “pispot”)
c)    Anjurkan orang menunjuk, menggunakan gerakan dan pantomim.
d)    Konsulkan dengan ahli patologi wicara untuk bantuan dalam pengadakan kartu-kartu bertulisan.
3.    Untuk individu yang disatria :
a)    Kurangi kebisingan lingkungan
b)    Anjurkan individu untuk membuat suatu supaya yang disadari untuk memperlambat bicara dan bicara lebih keras (mis. “Ambil napas dalam diantara kalimat-kalimat)
c)    Mintalah individu untuk mengulangi kata-kata yang tidak jelas.
d)    Jika individu lelah, ajukan pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban-jawaban pendek
e)    Jika berbicara tidak dapat dipahami, ajarkan individu untuk menggunakan gerakan tubuh, pesan-pesan tertulis dan kartu-kartu komunikasi.
4.    Jangan ubah ucapan, intonasi, atau jenis pesan anda, karena kemampuan individu untuk mengerti tidak terganggu, berbicara pada tingkatan orang dewasa.
5.    Ungkapkan masalah frustasi terhadap ketidakmampuan untuk berkomunikasi, dan jelaskan bahwa kesabaran diperlukan oleh perawat maupun individu yang sedang mencoba berbicara.
6.    Tulis metode komunikasi yang digunakan pada rencana perawatan
7.    Ajarkan pada orang-orang terdekat teknik-teknik dan pendekatan berulang untuk meningkatkan komunikasi.
8.    Anjurkan keluarga untuk membagi perasaan-perasaan mengenai masalah-masalah dalam berkomunikasi.
9.    Cari konsultasi dengan seorang ahli patologi wicara lebihdini dalam aturan pengobatan.
10. Untuk individu dengan hambatan bahasa (Giger, 1991)
a)    Berkomunikasi tanpa tergesa-gesa, cara yang halus. Sopan dan formal.
b)    Berbicara dengan suara pelan, sedang. Dengarkan dengan cermat, validasikanpemahaman mutualisme.
c)    Gunakan gerakan-gerakan tubuh dan gambar-gambar.
d)    Pertahankan agar pesan tetap sederhana, jangan gunakan istilah medis atau teknis.
e)    Jika diperlukan interpreter :
·         Klarifikasi bahasa apa yang digunakan dirumah
·         Upayakan untuk menggunakan jender dan usia yang sama dengan klien
·         Hindari interpreter dari negara yang berlawanan, berbeda kebangsaan
·         Mintalah untuk menerjemahkan dengan kata yang tepat



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
ü  Johnson (1981) melihat konsep komunikasi sebagai alat atau cara seseorang mengirim pesan ke orang lain, dan mengharapkan respon dari orang tersebut.
ü  Komunikasi verbal terjadi melalui media kata-kata lisan atau tulisan, dan komunikasi verbal mewakili sigmen kecil dari komunikasi manusia secara menyeluruh.Validiasi tentang makna komunikasi verbal antara perawat dan pasien adalah penting.
ü  Defenisidarihambatankomunikasi verbal adalahpenurunan, kelambatan, atau ketiadaan kemampuan untuk menerima, memproses, mengirim, dan/atau menggunakan sistem simbol.



DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2007). Buku Saku :Diagnosa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
La Monica, Elaine Lynne. (1997). Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan (Nursing Leadership and Management An Experiential Approach). Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Perry, Potter. (2010). Fundamental Of Nursing.Buku 1. Salemba Medika.

Stuart, Gail W. ().Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Penerbit Buku Kedoktran, EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar