A.
Definisi
Intoleran Aktivitas
Intoleran Aktivitas adalah penurunan dalam kapasitas
fisiologi seseorang untuk melakukan aktivitas sampai tingkat yang di inginkan
atau yang di butuhkan.( Magnan,1987).
Intoleran aktivitas merupakan ketidakcukupan energy
fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas
sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan. (Wikinsor & Ahern, 2002)
B.
Batasan
Karakteristik (Tanda & Gejala)
Subjektif
Ketidaknyamanan atau dispnea saat beraktivitas
Melaporkan keletihan atau
kelemahan secara verbal.
Objektif
Frekuensi jantung atau
tekanan darah tidak normal sebagai respon terhadap aktivitas.Perubahan EKG yang
menunjukkan aritmia atau iskemia.
Batasan karakteristik (Lynda
juall carpenito,1999) :
Mayor ( Harus terdapat,satu atau lebih)
(Magnan,1995)
Ø Selama
aktivitas
Ø Kelemahan
Ø Pusing
Ø Dispenea
Ø Tiga
menit setelah aktivitas
Ø Keletihan
akibat aktivitas
Ø Frekuensi
pernapasan > 24
Ø Frekuensi
nadi > 95.
Minor
( Mungkin Terdapat )
Ø Pucat
atau sianosis
Ø Konfusi
Ø Vertigo.
C.
Faktor-faktor
yang berhubungan
Semua faktor yang
mengganggu transpor oksigen,yang mengarah pada dekondisi ( perubahan dari
kondisi normal ) fisik,atau menimbulkan kebutuhan energi berlebihan di luar
batas kemampuan fisik dan psikologis seseorang,dapat menyebabkan intoleran
aktivitas.
Beberapa faktor yang
umum tertera di bawah ini :
a) Patofisiologi
Berhubungan dengan gangguan sistem transpor oksigen
sekunder akibat:
v Jantung
Stenosis subaortik hipertrofik idiopatik
Penyakit jantung kongenital Angina
Gagal jantung kongestif Penyakit katup
Disritmia
v Pernapasan
Penyakit paru obstruksi menahun
Ateliktasi Displasia
bronkopulmoner
v Sirkulasi
Anemia
Hipovolemia
Penyakit arteri perifer.
Berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme
sekunder akibat :
v Infeksi
akut atau kronis
Infeksi virus Hepatitis
Mononukleosis
v Gangguan
endokrin atau metabolik
v Penyakit
kronik
Ginjal
Inflamasi
Hepar
Muskuloskeletal
Neurologis
Berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi
sekunder akibat :
v Obesitas
Ketidakadekuatan diet
v Malnutrisi
Berhubungan
dengan penurunan transpor oksigen skunder akibat :
v Hipovolemia.
b) Tindakan
yang berhubungan
Berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik
sekunder akibat :
v Operasi
v Pemeriksaan
diagnostik
v Jadwal
tindakan/pengobatan (frekuensi)
c) Situasional
( personal,lingkungan )
Berhubungan dengan efek deconditioning dari tirah baring.
Berhubungan dengan ketidak aktifan sekunder akibat:
v Depresi
v Kurang
motivasi
v Gaya
hidup monoton.
Berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan metabolisme skunder akibat :
v Alat
bantu (walker,kruk,brace)
v Stres
ekstrem
v Nyeri
v Hambatan
lingkungan
v Iklim
yang ekstrim (terutama panas,iklim yang lembab).
Berhubungan
dengan penurunan ketersediaan oksigen sekunder akibat :
v Tekanan
yang terkait dengan atmosfir.
d) Maturasional
Lensia dapat mengalami penurunan kekuatan dan kelenturan
otot,jugapenurunanSensoris.semua hal tersebut dapat merusak keyakinan diri dan
dapat mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung pada Intoleran
Aktivitas.
Faktor
yang Berhubungan (Judith m.wilkinson & nancy r.ahern,2011)
ü Tirah baring dan imobilitas
ü Kelemahan umum
ü Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
ü Gaya hidup kurang gerak
CATATAN: factor diatas merupakan factor sekunder akibat
berbagai faktorpatofisiologis dan psikopatologis termasuk depresi, penyakit
jantung (misalnya, gagal jantung, kongestif), penyakit respirasi (misalnya,
emfisema), penyakit ginjal, kanker, anemia, obesitas, infeksi (misalnya,
mononucleosis), dan tirah baring yang lama.
D.
Dampak
KDM
Adapun dampak dari
intoleran aktifitas dari segi kebutuhan dasar manusia, seperti:
1.
Status gizi yang kurang baik
2.
Kesulitan dalam memperbaiki kemampuan mobilisasi
3.
Ketidaknyamanan dalam latihan pasif dan aktif
4. Dalam mengalami
kelumpuhan baik humplegi maupun praplegi
5.
Dapat menyebabkan penurunan kesadaran
6.
Infeksi saluran kemih
7.
Sembelit
8.
Infeksi paru
9.
Gangguan aliran darah
10. Luka tekan sendi kaku
E.
Tindakan
keperawatan utama terkait dengan diagnosis keperawatan
INTERVENSI GENERIK
1) Kaji
respon individu terhadap aktivitas :
·
Ukur nadi,tekanan darah,dan pernapasan saat
istirahat.
·
Pertimbangkan frekuensi,irama dan kualitas
(jika tanda-tanda abnormal –mis.nadi di atas 100-konsulkan dengan dokter
tentang kemungkinan peningkatan aktivitas).
·
Ukur tanda-tanda vital segera setelah
aktivitas : ukur nadi selama 15 detik dan kalikan dengan 4 untuk mewakili
hitungan satu menit penuh.
·
Istirahatkan klien selama 3 menit;ukur lagi
tanda-tanda vital.
·
Hentikan aktivitas bila klien berespons
terhadap aktivitas dengan :
ü Keluhan
nyeri dada,dispenea,vertigo atau konfusi
ü Frekuensi
nadi menurun
ü Frekuensi
nadi gagal untuk meningkat
ü Tekanan
darah sistolik menurun
ü Frekuensi
distolik meningkat 15 mm Hg
ü Frekuensi
pernapasan menurun.
·
Kurangi intensitas,frekuensi,atau lamanya
aktivitas jika :
ü Nadi
lebih lama dari 3-4 menit untuk kembali dalam 6 denyut dari frekuensi nadi
istirahat
ü Frekuensi
pernapasan meningkat berlebihan setelah aktivitas
ü Terdapat
tanda-tanda lain hipoksia.
2) Meningkatkan
aktivitas secara bertahap
·
Untuk klien yang sedang atau pernah tirah
baring lama,mulai lakukan rentang gerak sedikitnya 2 kali sehari
·
Rencanakan waktu istirahat sesuai dengan
jadwal sehari-hari klien (waktu istirahat dapat dilakukan anatara aktivitsa).
·
Tingkatkan sikap “dapat melakuka”
sungguh-sungguh untuk memberikan suasana positif untuk mendorong peningkatan
aktivitas;berikan kepercayaan kepada klien bahwa mereka dapat meningkatkan
status mobilitasnya.berikan penghargaan pada kemajuan yang di capai.
·
Biarkan klien membuat jadwal aktivitas dan
sasaran aktivitas fungsional.
·
Tingkatkan toleransi terhadap aktivitas
dengan mendorong klien melakukan aktivitas lebih lambat,untuk waktu yang lebih
singkat,dengan istirahat lebih banyak,atau dengan lebih banyak bantuan.
·
Secara bertahap tingkatkan toleransi latihan
dengan meningkatkan waktu diluar tempat tidur sampai 15 menit setiap hari,tiga
kali sehari.
·
Izinkan klien untuk mengukur frekuensi
ambulasi.
·
Anjurkan klien untuk mengenaka sepatu yang
nyaman (sandal tidak menyangga kaki dengan baik).
3) Ajarkan
klien metode penghematam energi untuk aktivitas.
·
Luangkan waktu istirahat selama
aktivitas,dalam interval selama siang hari,dan satu jam setelah makan.
·
Lebih baik duduk dari pada berdiri saat
melakukan aktivitas ,kecuali hal ini memungkinkan.
·
Saat melakukan suatu tugas,istirahat setiap 3
menit selama 5 menit untuk memunginkan jantung pulih.
·
Hentikan aktivitas jika keletihan atau
terlihat tanda-tanda hipoksia jantung (5 nadi,dispenea,nyeri dada).
4) Instruksikan
klien untuk konsultasi kepada dokter dan ahli terapi fisik untuk program
latihan jangka panjang,atau menghubungi Yayasan jantung Indonesia mengenai
nama-nama program rehabilitas jantung.
5) Untuk
klien dengan insufisiensi paru kronik :
·
Anjurkan teknik pernapasan sadar terkontrol
selama peningkatan aktivitas dan saat stres emosi dan fisik (teknik mencakup
pernapasan diafragma dan bibir).
·
Untuk pernapasan bibir,klien harus menarik
napas melalui hidung,kemudian secara perlahan-lahan mengeluarka napas melalui
bibir yang sedikit terbuka sambil menghitung sampai tujuh dan bersuara “pu”
(hal ini sering di pelajari secara alami oleh orang-orang dengan penyakit paru
progresif).
·
Ajarkan pernapasan diafragma.
ü Perawat
harus meletakkan tangan di atas abdomen dibawah dasar iga klien dan tetap
berada di tempat ini sementara klien menghirup udara.
ü Untuk
inhalasi,klien harus merilakskan bahunya,hirup melalui hidung,dan dorong
lambung melawan tangan perawat,tahan napas selama 1 sampai 2 detik untuk
menjaga alveoli terbuka.
ü Untuk
ekshalasi,klien harus menghembuskan napas secara perlahan-lahan melalui mulut
sementara perawat memberikan sedikit tekanan pada dasar iga.
ü Teknik
pernapasan ini harus dilatih beberapa kali bersama perawat;kemudian klien harus
meletakkan tangannya pada dasar iga dan melekukannya secara mendiri.
ü Setelah
belajar,klie harus melakukan latihan ini beberapa kali setiap jam.
·
Anjurkan peningkatan kegiatan sehari-hari
secara bertahap untuk mencegah “kelumpuhan paru-paru” (pulmoner crippling).
·
Anjurkan klien untuk menggunakan teknik
pernapasan adaptif untuk menurunkan upaya bernapas.
·
Bicarakan hambatan fisik di rumah dan di
tempat kerja dan cara lain penggunaan energi dengan waktu istirahat (letakkan
sebuah kursi di kamar mandi dekat dengan bak untuk istirahat selama
membersihkan diri).
·
Jelaskan pentingnya penyangga berat lengan untuk
mengurangi beban kerja otot pernapasan (Breslin,1992).
·
Ajarkan cara meningkatkan ketahanan lengan
tanpa penyangga dengan melakukan latihan ekstremitas bawah selama fase
ekshalasi pernapasan
(B reslin,1992).
6).
Rujuk pada perawat komunitas untuk tindak lanjut jika diperlukan.
INTERVENSI PADA
ANAK
1) Berikan
permainan dan aktivitas sesuai usia yang tenang dan penantang :
Petualangan sensori (seperti apa bau,bunyi,atau
pemandangan rumah sakit?).
Menceritakan dan menulis cerita ,membuat susunan
benda,bermai dengan boneka,bermain drama.
INTERVENSI PADA MATERNAL
1).Jelaskan penyebab keletihan dan
dispenea pada pertengahan masa kehamilan akhir :
·
Perubahan pada pusat gravitasi
·
Peningkatan berat badan
·
Tekanan pembesaran uterus pada diafragma
2) Ajarkan
metode penghematan energi (rujuk pada intervensi Geriatrik).
Kesimpulan
ü Intoleran
Aktivitas adalah penurunan dalam kapasitas fisiologi seseorang untuk melakukan
aktivitas sampai tingkat yang di inginkan atau yang di butuhkan
ü Dampak
karakteristik dari Intoleran Aktivitas yaitu terbagi atas subjektif dan
objektif, serta minor dan mayor.
ü Semua
faktor yang mengganggu transpor oksigen,yang mengarah pada dekondisi (
perubahan dari kondisi normal ) fisik,atau menimbulkan kebutuhan energi berlebihan
di luar batas kemampuan fisik dan psikologis seseorang,dapat menyebabkan
intoleran aktivitas.
ü Dampak
intoleran aktifitas terhadap kebutuhan dasar manusia sebagian besar lebih
kepada kebutuhan secara fisik.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul
Aziz, 2008. Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2. Jakarta; Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. (2007). Buku Saku :Diagnosa
Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Perry, Potter. (2010). Fundamental
Of Nursing.Buku 1. Salemba
Medika.
Wilkinson, Judith M. dan Aherr, Nancy R.,Buku saku : Diagnosa keperawatan. Edisi 9. Penerbit
Buku Kedokteran, EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar